Jelajah Jawa Tengah Bagian 17: Gumuk Reco dan Pemandian Alami Muncul
Selasa, 15
Oktober 2019
Menginap di
Ambarawa, bangun pagi, ketika membuka jendela kami disambut cahaya matahari
pagi yang berwarna keemasan. Di Ambarawa suasana adem dan tenang sehingga waktu
berjalan agak lambat. Pagi ini kami langsung checkout (jam 8) dan mengunjungi
spot Benteng Wilem (rencanaya) dan ke Gumuk Reco.
Rencana
pertama ke Benteng wilem untuk mengambil foto-foto benteng-benteng tua
peninggalan Belanda ternyata gagal total. Benteng ini berada di komplek
Angkatan Darat jadi pas memasuki pos penjagaan dan melapor tujuan kami, kami
tidak boleh masuk alasannya sehari sebelumnya ada yang posting di medsos foto
penjara yang ada di komplek ini sehingga mereka dapat teguran dari atasannya. Ya
sudah akhirnya kami langsung meluncur ke Gumuk Reco walaupun sangat kecewa
tidak bisa masuk.
Gumuk Reco
Gumuk Reco
ini berada sekitar 12km dari penginapan atau dari pertigaan Palagan Ambarawa ke
arah Salatiga. Berada di desa Sepakung-Banyubiru atau berbatasan dengan Ambarawa. Jadi jalur ini kami melewati lagi Bukit Cinta Rawa Pening. Jalan
ke Salatiga ini lumayan sepi dan bagus namun lumayan berbelok-belok.
Petunjuk arah
ke Desa Sepakung dimana Gumuk Reco ini lumayan terlihat dengan adanya gapura
atau beberapa ratus meter dari pemandian alami Muncul. Jadi kalau kalian
menemui pemandian alami Muncul bearti sudah melewati belokan Gumuk Reco. Dari gapura
ke parkiran sekitar 2km. Sampai di parkiran (ada spanduk) kami parkir di salah
satu rumah warga. Karena jalannya sangat terjal dan berbatu dan berpengalaman
dari tanjakan di Gedong Songo maka kami tidak berani dan tdak direkomendasikan
untuk naik. Menurut si ibu yang jaga warung berapa minggu sebelumnya ada mobil
yang jatuh ke jurang karena tidak kuat naik. Buat kalian yang bawa motor matic
hanya boleh naik jalur ini dan pulangnya melewati jalur lain.
Dari parkiran
kami naik ojeg Rp. 20.000 sekali jalan sekitar 500m-1km dengan kondisi jalan
menanjak, dengan kiri jurang dan jalannya masih berbatu. Dengan kondisi jalan
sedemikian kami bersyukur cuman bayar Rp. 20.000 hehehe. Sampai di parkiran Gumuk
Reco, ojeg nya kembali ke bawah, untuk pulang kita harus naik ojeg yang ada di
atas, cukup bayar Rp. 15.000. Di sekitar gerbang ini ada beberapa warung yang
menjual makanan besar dan kecil. Melewati oket kami membayar tiket masuk Rp.
7.000 (Rp. 5.000 + Rp. 2.000 untuk wifi).
Melewati gerbang
kita sudah memasuki hutan pinus, mirip-mirip di banyak lokasi wisata di Bogor
semisalnya Pabangbon.
Buat kalian yang mau kemping di sini juga bisa, ada caping ground dan 4 toilet.
Sampai di
ujung bukit/tebing kita bisa melihat pemandangan yang sangat memukau, hijau
sejauh mata memandang. Di depan mata berdiri kokoh pegunungan yang hutannya
masih terjaga. Di kejauhan terlihat Gunung Merbabu mengintip dibalik
pegunungan. Di lembah terlihat terasering sawah yang menghijau dan sayup-sayup
terdengar debur aliran air sungai, air sungai yang menjadi sumber perusahaan
air mineral dan kolam renang alami Muncul yang ada dekat gerbang depan (jalan
raya Ambarawa-Salatiga).
Di pinggr-pinggir
tebing ini terdapat spot-spot foto/selfie yang tidak berbayar alias gratis,
beda di lokasi lain yangumumnya berbayar lagi Rp. 5.000-Rp. 10.000 per spot. Karena
weekday, jadi lokasi ini sangat sepi, pengunjungnya hanya beberapa orang saja.
Anak burung |
Namun yang
paling dicari dan menjadi ikonnya tempat ini tentu saja jembatan yang ada di
pinggir tebing Gumuk Reco ini. Tebing ini berwarna kecoklatan, kontras dengan
pemandangan di sekelilingnya yang menghijau.
Karena petugasnya
belum datang (karena weekday is lazy day hehehe) jadi kami menunggu hingga jam
10. Akhirnya sekitar jam 10 petugasnya datang, seorang anak muda yang ternyata
juga traveler dan pendaki gunung sehingga bercerita dengannya jadi nyambung. Untuk
masu jembatan kita bayar Rp. 25.000/orang.
Setelah bayar
kemudian kita memakai peralatan keselamatan/safety berupa helmet dan body
harness. Body harness ini ada 2 cantelan yang harus kita cantelkan ke 2 tempat
yaitu besi pengaman yang ada di sepanjang jembatan (bukan ke besi jembatan ya,
percuma juga kalau jembatannya ambruk hahahha). Karena sangat sepi kebetulan
cuman baru kami bertiga yang naik jembatan jadi waktunya bebas kalau pas
weekend dimana pengunjung sangat ramai, setiap pengunjung dibatasi cuman 10
menit. The power of weekday ya guys .....
Giliran pertama
naik yaitu Revan dan Ringgo sementara saya mencoba mengambil foto dengan
menggunakan drone. Kalau mengambil foto normal terlihat biasa, maka dengan
drone kita bisa mengambil foto di ketinggian sehingga lokasinya terlihat lebih
spektakuler.
Gumuk Reco dari drone |
Gumuk Reco dari drone |
Gumuk Reco dari drone |
Selanjutnya saya
gabung dengan Revan dan Ringgo di jembatan. Jembatan ini
sebenarnya tidak terlalu panjang, hanya sekitar 50m menempel di dinding tebing
tegak lurus. Tulangan jembatan ini dari besi dan injakannya dari kayu, terihat
kuat dan aman. Sementara sepanjang jembatan ada besi untuk cantelan body
harness. Mirip-mirip kalau kita naik Gunung
Parang di Purawakarta. Karena unlimited time jadi kami bebas berfoto-foto
di atas jembatan dari berbagai sudut tentu saja dengan tetap memperhatikan
keselamatan.
Berfoto di atas jembatan Gumuk Reco |
Berfoto di atas jembatan Gumuk Reco |
Berfoto di atas jembatan Gumuk Reco |
Buat kalian
yang ke sini dimusim hujan, kalau beruntung akan ada bonus kabut/awan di
menutupi lembah sehingga foto-foto kalian akan lebih spektakuler. Walaupun gak
ada batas waktu tapi gak mungkin juga berlama-lama di atas jembatan ya kan.....
perjalalanan masih panjang. Selanjutnya kami kembali ke parkiran menggunakan ojeg
dengan bayaran Rp. 15.000.
Pemandian Air Panas Muncul
Ini adalah
spot yang tidak masuk dalam rencana kami. Dari bapak yang jaga parkir kami
diberitahu bahwa ada pemandian alami yang gak jauh kalau keluar dari lokasi
ini. Dan benar saja, begitu keluar lokasi, memasuki jalan raya
Ambarawa-Salatiga berjarak sekitar beberapa ratus meter, di sebelah kiri ada
kolam renang ini. Lokasi kolam renang ini persis disamping perusahaan air mineral.
Karena sudah
siang, kami makan siang di warung makan depan kolam renang. Warung makannya
sangat ramai, dengan menu utama ikan-ikanan dan harganya juga gak terlalu
mahal.
Selanjutnya memasuki
kolam renang, biaya masuknya cuman Rp. 5.000/orang. Kolamnya hanya ada 1 namun
besar. Dan kolam ini dibagi 2, yang dalam berwarna biru/ubin, sementara yang
dalam sekitar 2m berwarna alami (hijau tosca). Karena airnya alami gak pakai
kaporit jadi badan kita jadi segar sehabis berkeringat dan siap melanjutkan
kembali perjalanan menuju Jogjakarta.
Kolam Alami Muncul |
Kolam Alami Muncul |
Baca juga link terkait:
- Kebumen: Benteng Van der Wijck
- Kebumen: Goa Barat (Wind Cave)
- Kebumen: Goa Dempok dan Goa Jatijajar
- Kebumen: Pantai Karang Bolong dan Bukit Hud
- Semarang: Musium Kereta Api Ambarawa dan Danau Rawa Pening
- Semarang: Candi Gedong Songo
- Semarang: Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
- Semarang: Kota Lama
- Demak: Mesjid Agung Demak
- Semarang: Lawang Sewu
- Semarang: Klenteng Sam Poo Kong
- Semarang: Candi Gedong Songo
- Semarang: Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
- Semarang: Kota Lama
- Demak: Mesjid Agung Demak
- Semarang: Lawang Sewu
- Semarang: Klenteng Sam Poo Kong
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!