Setelah dari Laguna Gayau, di penginapan ojeg yang kami
pesan sudah siap berangkat. Informasi awal dari Ibu penginapan tarif ojeg Rp.
150.000/orang. Hanya saja kami sangat kecewa ternyata sepulang dari Gigi Hiu diminta
Rp. 200.000 oleh tukang ojeg nya dengan alasan mereka belum confirm harga nya. Dan
ini juga salah kami karena tidak menyepakati dari awal dengan tukang ojeg nya. OK,
pelajaran berharga untuk ke depannya.
Jarak dari penginapan (Teluk Kiluan) ke Gigi Hiu-Pantai
Pegadung sekitar 12km dan ditempuh hampir 1 jam menggunakan motor. Motor yang digunakan adalah motor-motor manual
yang sudah di modifikasi jadi tidak pakai mobil matik. Dan atas saran tukang
ojeg yang sekaligus jadi guide kami menyarankan untuk tidak bawa tripod karena akan
beda biaya masuknya dan menyembunyikan DSRL.
Jalur yang ditempuh untuk ke Gigi Hiu ini pertama-tama
keluar lagi dari Teluk Kiluan hingga sampai di pertigaan yang kemaren kami
lewati. Selanjutnya mengambil jalur kiri ke arah perbukitan, di sini jalannya
masih ada aspal namun tidak sampai 1km jalan iin berganti jalan tanah dan
berbatu. Karena jalannya menyisiri sisi perbukitan yang naik turun dan kondisi
jalan didominasi oleh tanah merah berbatu dan lobang-lobang membuat perjalanan
menjadi lambat. Ditambah lagi dengan debu memaksa kita harus memakai masker
tapi dibeberapa titik sedang ada perbaikan jalan sehingga kedepannya diharapkan
jalan menuju objek wisata satu ini akan lebih baik.
|
Kondisi jalan menuju Pantai Pegadung |
|
Kondisi jalan menuju Pantai Pegadung |
Sampai di petunjuk arah Pantai Pegadung masuk jalan kecil
kira-kira 25m kami sampai di pinggir pantai. Tempat ini di kuasai di jaga
oleh seorang bapak yang juga bertempal tinggal di sini bersama keluarganya. Sebenarnya
untuk masuk ke sini hanya membayar Rp. 10.000 per orang hanya saja ada tambahan
untuk melihat sunset plus Rp. 150.000/orang dan untuk fotografer Rp. 150.000
kalau kalian prewed Rp. 200.000 (?). dan kalian pasti bingung apa bedanya bawa
kamera HP dengan DSRL dan datang pas sunset???. Tapi begitulah keadaannya. Karena
hal itu juga kami membatalkan untuk di sini sampai sunset.
|
Petunjuk arah ke arah pantai |
Untuk ke Gigi Hiu kami harus menyusuri bibir pantai. Berbeda
dengan pantai yang biasa kita kenal, pantai di sini di dominasi oleh bebatuan
unik. Bebatuan di sini berwarna-warni dengan bentuk yang cenderung bulat pipih,
oval dan bulat yang hampir sempurna sementara permukaannya sangat licin
seolah-olah habis diamplas halus. Ombak di sini cukup besar karena menghadap ke
laut bebas jadi tidak disarankan berennag di pantai ini.
|
Menyusuri pantai menuju Gigi Hiu |
Hanya berjalan sekitar 100m kami sampai di Gigi Hiu. Sebagai
catatan, Gigi Hiu ini adalah formasi bebatuan yang menurut info dari guide kami
adalah bebatuan bekas lontaran lava pijar Gunung Krakatau yang meletus tahun
1883. info ini menurut saya tidak salah karena kalau dilihat bebatuan ini bukan
berupa karang (yang naik ke permukaan), kalau kita lihat lagi permukaan
bebaruan ini membentuk retakan-retakan yang mungkin terbentuk karena penyusutan
lava pijar yang bertemu dengan laut yang lebih dingin suhunya, juga bebatuan
ini terlihat seperti teronggok begitu saja dan seperti tidak menyatu dengan
tempat mereka berada, dan terakhir, formasi dan warna bebatuannya sangat
berbeda dengan bebatuan yang ada yang ada di pinggir pantai . Sebenarnya
bebatuan yang membentuk Gigi Hiu ini bisa kita temukan di sepanjang pantai di
lampung Selatan ini juga di Teluk Kiluan hanya saja kebetulan di lokasi ini bebatuan
ini membentuk formasi yang unik.
Sebelum nama Gigi Hiu dipopulerkan, bebatuan ini juga
disebut Batu Layar, karena ada batu yang menyerupai layar. Gigi Hiu dikenalkan
karena pernah menjadi subject pemenag lomba lukis (menurut penjaga pantai ini).
Formasi bebatuan ini mempunyai ukuran aneka ragam, mulai dari beberapa meter
sampai puluhan meter demikian juga dengan tingginya. Di tambah dengan ombak
yang memecah di bebatuan ini membuat Gigi Hiu sangat unik dan pantas menjadi
objek fotografi lanskap. Namun perhatikan kondisi ombak dan jangan terlalu jauh
dari pantai untuk mengambil objek dan sudut foto.
|
View Gigi Hiu dari pantai/bawah |
|
View Gigi Hiu dari pantai/bawah |
|
View Gigi Hiu dari pantai/bawah |
Untuk lebin menikmati keindahan Gigi Hiu ini kami naik ke
salah satu batu yang bisa dipakai oleh pengunjung untuk memoto spot ini dari
atas dan batu ini lebih aman dibanding yang lain. Pijakan-pijakan batu ini terlihat
seperti anak tangga yang rapat dan terbentuk secara alami. Terlihat gampang namun
tetap harus berhati-hati karena jika sterjatuh maka di bawah bebatuan siap
menunggu!. Dari atas sini kita bisa menyaksikan keindahan formasi bebatuan Gigi
Hiu ini. Hamparan bebatuan yang kecil hilang timbul diterpa ganasnya ombak dan
bebatuan besar yang menjulang gagah tak bergeming. Semuanya tidak bisa di abadikan
dalam satu frame foto tentunya namun terabadikan dalam ingatan buat yang
melihat langsung.
|
Naik ke salah satu tebing |
|
View Gigi Hiu dari atas tebing |
|
View Gigi Hiu dari atas tebing |
|
View Gigi Hiu dari atas tebing |
|
View Gigi Hiu dari atas tebing |
Hanya sekitar 1 jam kami berada di pantai ini karena
matahari mulai tenggelam. Terdengar lucu, yang biasanya berburu sunset tapi
sekarang malah menghindari sunset hahahhaha. Takut kena tambahan biaya Rp.
150.000 lagi hahahha. jadi buat kalian yang melakukan trip ke Lampung Selatan
tidak ada salahnya berkunjung ke sini dengan pertimbangan waktu dan biaya
tentunya. Dan saran saya, datang lah di waktu musim kemarau kecuali kondisi
jalannya sudah bagus. Terakhir semoga objek wisata ini dikelola secara
profesional dan diperlukan campur tangan pemerintah setempat bukan dikuasai
perorangan. Sekian dan terima gajih….
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!