Jelajah Lampung Bagian 6: Gigi Hiu Pantai Pegadung

Setelah dari Laguna Gayau, di penginapan ojeg yang kami pesan sudah siap berangkat. Informasi awal dari Ibu penginapan tarif ojeg Rp. 150.000/orang. Hanya saja kami sangat kecewa ternyata sepulang dari Gigi Hiu diminta Rp. 200.000 oleh tukang ojeg nya dengan alasan mereka belum confirm harga nya. Dan ini juga salah kami karena tidak menyepakati dari awal dengan tukang ojeg nya. OK, pelajaran berharga untuk ke depannya.

Jarak dari penginapan (Teluk Kiluan) ke Gigi Hiu-Pantai Pegadung sekitar 12km dan ditempuh hampir 1 jam menggunakan motor.  Motor yang digunakan adalah motor-motor manual yang sudah di modifikasi jadi tidak pakai mobil matik. Dan atas saran tukang ojeg yang sekaligus jadi guide kami menyarankan untuk tidak bawa tripod karena akan beda biaya masuknya dan menyembunyikan DSRL.

Jalur yang ditempuh untuk ke Gigi Hiu ini pertama-tama keluar lagi dari Teluk Kiluan hingga sampai di pertigaan yang kemaren kami lewati. Selanjutnya mengambil jalur kiri ke arah perbukitan, di sini jalannya masih ada aspal namun tidak sampai 1km jalan iin berganti jalan tanah dan berbatu. Karena jalannya menyisiri sisi perbukitan yang naik turun dan kondisi jalan didominasi oleh tanah merah berbatu dan lobang-lobang membuat perjalanan menjadi lambat. Ditambah lagi dengan debu memaksa kita harus memakai masker tapi dibeberapa titik sedang ada perbaikan jalan sehingga kedepannya diharapkan jalan menuju objek wisata satu ini akan lebih baik.
Kondisi jalan menuju Pantai Pegadung
Kondisi jalan menuju Pantai Pegadung
Sampai di petunjuk arah Pantai Pegadung masuk jalan kecil kira-kira 25m kami sampai di pinggir pantai. Tempat ini di kuasai di jaga oleh seorang bapak yang juga bertempal tinggal di sini bersama keluarganya. Sebenarnya untuk masuk ke sini hanya membayar Rp. 10.000 per orang hanya saja ada tambahan untuk melihat sunset plus Rp. 150.000/orang dan untuk fotografer Rp. 150.000 kalau kalian prewed Rp. 200.000 (?). dan kalian pasti bingung apa bedanya bawa kamera HP dengan DSRL dan datang pas sunset???. Tapi begitulah keadaannya. Karena hal itu juga kami membatalkan untuk di sini sampai sunset.
Petunjuk arah ke arah pantai
Untuk ke Gigi Hiu kami harus menyusuri bibir pantai. Berbeda dengan pantai yang biasa kita kenal, pantai di sini di dominasi oleh bebatuan unik. Bebatuan di sini berwarna-warni dengan bentuk yang cenderung bulat pipih, oval dan bulat yang hampir sempurna sementara permukaannya sangat licin seolah-olah habis diamplas halus. Ombak di sini cukup besar karena menghadap ke laut bebas jadi tidak disarankan berennag di pantai ini.
Menyusuri pantai menuju Gigi Hiu
Hanya berjalan sekitar 100m kami sampai di Gigi Hiu. Sebagai catatan, Gigi Hiu ini adalah formasi bebatuan yang menurut info dari guide kami adalah bebatuan bekas lontaran lava pijar Gunung Krakatau yang meletus tahun 1883. info ini menurut saya tidak salah karena kalau dilihat bebatuan ini bukan berupa karang (yang naik ke permukaan), kalau kita lihat lagi permukaan bebaruan ini membentuk retakan-retakan yang mungkin terbentuk karena penyusutan lava pijar yang bertemu dengan laut yang lebih dingin suhunya, juga bebatuan ini terlihat seperti teronggok begitu saja dan seperti tidak menyatu dengan tempat mereka berada, dan terakhir, formasi dan warna bebatuannya sangat berbeda dengan bebatuan yang ada yang ada di pinggir pantai . Sebenarnya bebatuan yang membentuk Gigi Hiu ini bisa kita temukan di sepanjang pantai di lampung Selatan ini juga di Teluk Kiluan hanya saja kebetulan di lokasi ini bebatuan ini membentuk formasi yang unik.

Sebelum nama Gigi Hiu dipopulerkan, bebatuan ini juga disebut Batu Layar, karena ada batu yang menyerupai layar. Gigi Hiu dikenalkan karena pernah menjadi subject pemenag lomba lukis (menurut penjaga pantai ini). Formasi bebatuan ini mempunyai ukuran aneka ragam, mulai dari beberapa meter sampai puluhan meter demikian juga dengan tingginya. Di tambah dengan ombak yang memecah di bebatuan ini membuat Gigi Hiu sangat unik dan pantas menjadi objek fotografi lanskap. Namun perhatikan kondisi ombak dan jangan terlalu jauh dari pantai untuk mengambil objek dan sudut foto.
View Gigi Hiu dari pantai/bawah
View Gigi Hiu dari pantai/bawah

View Gigi Hiu dari pantai/bawah
Untuk lebin menikmati keindahan Gigi Hiu ini kami naik ke salah satu batu yang bisa dipakai oleh pengunjung untuk memoto spot ini dari atas dan batu ini lebih aman dibanding yang lain. Pijakan-pijakan batu ini terlihat seperti anak tangga yang rapat dan terbentuk secara alami. Terlihat gampang namun tetap harus berhati-hati karena jika sterjatuh maka di bawah bebatuan siap menunggu!. Dari atas sini kita bisa menyaksikan keindahan formasi bebatuan Gigi Hiu ini. Hamparan bebatuan yang kecil hilang timbul diterpa ganasnya ombak dan bebatuan besar yang menjulang gagah tak bergeming. Semuanya tidak bisa di abadikan dalam satu frame foto tentunya namun terabadikan dalam ingatan buat yang melihat langsung.
Naik ke salah satu tebing
View Gigi Hiu dari atas tebing
View Gigi Hiu dari atas tebing
View Gigi Hiu dari atas tebing
View Gigi Hiu dari atas tebing
Hanya sekitar 1 jam kami berada di pantai ini karena matahari mulai tenggelam. Terdengar lucu, yang biasanya berburu sunset tapi sekarang malah menghindari sunset hahahhaha. Takut kena tambahan biaya Rp. 150.000 lagi hahahha. jadi buat kalian yang melakukan trip ke Lampung Selatan tidak ada salahnya berkunjung ke sini dengan pertimbangan waktu dan biaya tentunya. Dan saran saya, datang lah di waktu musim kemarau kecuali kondisi jalannya sudah bagus. Terakhir semoga objek wisata ini dikelola secara profesional dan diperlukan campur tangan pemerintah setempat bukan dikuasai perorangan. Sekian dan terima gajih….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah