Jelajah Jawa Tengah Bagian 18: Pantai Karang Bolong dan Bukit Hud

Setelah mengunjungi Gumuk Reco dan berenang di Pemandian Alami Muncul, badan sudah berasa segar dan siap melanjutkan perjalanan lagi. Awalnya berencana menginap semalam di Magelang sebelum ke Joga dan Kebumen. Di Magelang rencananya pagi besoknya mengunjung Air Terjun Kedung Kayang tapi gak jadi dan berencana melanjutkan perjalanan dan menginap di Jogja. Dan ke Jogja apa melewati Salatiga atau Magelang? Setelah banyak pertimbangan akhirnya kami melewati Magelang. Perjalanan dari Muncul ke Jogja (via Ambarawa) ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.

Sampai di Jogja sudah agak sore, bukannya cari penginapan malah makan duren dulu dan nongrong dipinggir jalan. Selanjutnya mencari penginapan dan dapat satu kamar buat bertiga, di sebuah hotel depan Stasiun Tugu yang kalau weekend selalu penuh, karena weekday jadi banyak yang kosong.

Karena lumayan sering ke Jogja jadi kami hanya numpang tidur aja kali ini plus mengobati rindu sama wedang ronde dan gudeg. Pagi-pagi kami melanjutkan perjalanan ke Kebumen. Meskipun teorinya cuman 2 jam ke Kebumen tapi percayalah ternyata lebih lama dari perkiraan.

Dari Jogja ke Kebumen kami melewatin Jalur Daendels, jalan yang dulu dibangun oleh Daendels dari Anyer ke Panurukan. Dari Jogja melewati pesisir Purworejo. Memasuki Kebumen nanti ada 2 cabang jalan yaitu Jalan Daendels (utama) ke arah kota dan Jalur Pantai Selatan. Sebelum melanjutkan perjalanan kami mapir dulu makan siang di pertigaan ini yang sangat ramai karena jalur Selatan.

Pantai Karang Bolong
Melewati jalur Pantai Selatan ini yang awalnya rata karena daerah pesisir kemudian jalurnya naik turun perbukitan dengan jalan berkelok-kelok dan naik turun, harap konsentrasi berkendara dan pastikan kendaraan dalam keadaan fit. Tujuan pertama kami adalah Pantai Karang Bolong yang berjarak sekitar 42km dari tempat kami istirahat tadi (pertigaan jalan Daendels dan Jalur Selatan).

Sebelum ke Pantai Karang Bolong ini kita melewati Pantai Suwuk tapi kami tidak mampir. Ke Pantai Karang Bolong kami memutar sekitar 6km melewati perbukitan. Sampai di gerbang kami membayar tiket Rp. 5.000/orang. Nah di dekat gerbang masuk ini ada jalan kecil yang cukup buat satu mobil untuk ke Bukit Hud, kami ke spot ini setelah dari pantai. Dari loket sekitar beberapa ratus meter kemudian parkir di dekat pantai. Karena weekday jadi pantai ini sangat sepi dan warung-warung yang banyak berjejer juga tutup.

Setelah parkir kemudian kami menuju karang bolong yang ada di salah satu bukit di bagian ujung pantai ini. kalau menurut saya, pantai di sini terlihat biasa, pasir nya tidak terllau putih dan ombaknya besar khas pantai Selatan. Yang menjadi unik adalah adanya karang yang berbentuk bolong/lobang secara natural. Kalau dilihat bukit ini seperti roboh ke arah pantai. 
Mulut Karang Bolong yang menyerupai goa
Memasuki Karang Bolong hingga sampai ke pantai yang ternyata adalah muara sungai. ombak yang datang memecah agak jauh sehingga sampai di pantai ini tidak terlalu besar. Namun harap berhati-hati di sini, dan sebaiknya tidak berenang di area ini. Di sini juga terlihat bukit dengan bebatuan berlapis dan terlihat seperti roboh seperti yang say sebut sebelumnya. 
Karang Bolong dari sisi berlawanan
Karang Bolong dari sisi berlawanan
Karang Bolong dari sisi berlawanan
Bukit Hud
Untuk ke Bukit Hud ini sebenarnya ada jalan kecil yang pas untuk satu mobil di sebelah kanan loket ke Pantai Karang Bolong dan jalannya terlihat terjal. Alternatif lain yang kami temui adalah masuk lewat kios Pertamini yang ada di sebelah kiri jalan raya. Karena kondisi jalannya terjal, jalan tanah/batu dan tidak ada yang jaga sehingga kami parkir di sini. Untuk ke puncak bukit ini kita harus trekking sekitar 45 menit.
View ketika mendaki menuju puncak bukit
Trekking ke puncak bukit ini lumayan menguras tenaga, namun sebenarnya bisa bawa mobil dengan catatan kondisi mobilnya fit, karena jalannya kecil dan bahaya (apalagi pas turun), pas weekend jalan ini ada penjaganya yang memastikan mobil tidak papasan ketika naik dan turun (dipantau pakai radio HT).  meskipun jalannya terlihat terjal begini tak disangka ternyata di puncak bukit ini banyak sekali warung berjejer rapih hahaha. Bukan hanya warung di sini juga ada musholla dan toilet. Jadi buat kalian yang mau berkemah untuk menikmati sunrise dan sunset bisa di sini. 
Bukit Hud ini unik, dibatasi/dikelilingi oleh tebing-tebing terjal, jadi kalian hati-hati kalo berada di sini, jangan sampai menggelundung ke laut hehehe. Di tebing yang berada di depan warung ini dibukin spot-spot foto/selfie, dengan latar laut lepas di sini kita bisa melihat sunset. Di bawahnya terdapat teluk-teluk kecil dengan pantai yang tidak bisa diakses,
Salah satu sudut Bukit Hud
Naik ke bagian tertinggi dari bukit ini terdapat spot selfie yang disebut Spot Tebing Samudra, berupa dek yang terbuat dari kayu. Dari sini kita juga bis amelihat langsung ke laut bebas/Samudra Hindia, dan pantai berkarang yang dihempas ombak besar. Buat kalian yang takut ketinggian jangan befoto di lokasi ini. selain itu di spot ini juga ada saung kecil tempat istirahat dan sedikit area datar untuk melepas drone. Sedang asik-asik di sini, kami kedatangan guide lokal di sini, yang aktif dan langsung menwarkan diri untuk mengambil foto dengan sudut-sudut yang bagus (karea sudah biasa kali ya...). Dan kamipun diambil foto bergantian oleh si bapak yang telaten mengatur gaya (berasa jadi foto model hehehe).
Menuju Tebing Samudra
View dari Tebing Samudra
View dari Tebing Samudra
Selanjutnya menuju spot Kupu-kupu yang berada di salah satu sudut puncak bukit ini. Lokasinya lebih rendah dari spot Tebing Samudra dan iniah spot paling populer dan ikonnya Bukit Hud. Kok namanya spot Kupu-kupu ya? Karena spot selfienya berupa dek yang berbentuk kupu-kupu yang berwarna warni hehehe. Dari spot ini kita bisa melihat langsung ke laut lepas, Samudra Hindia dan segaris dengan pantai-pantai di sepanjang pantai Selatan Kebumen. Dari sini kita juga bisa melihat sungai/muara sungai yang ada Pantai Karang Bolong, serta persawahan.
View dari spot Kupu-kupu
View dari spot Kupu-kupu
Di spot ini juga terdapat saung buat istirahat dan sedikit lokasi rata buat bermain drone. Dan sebelum matahari terbenam kami meninggalkan spot ini. Karena kondisi jalan yang naik turun bukit dan gelap dan juga belum mencari penginapan yang menjadi alasan buat meninggalkan lokasi ini sebelum gelap. Dan kami memberi Rp. 50.000 tips buat si bapak yang sudah mengambil foto dan menjadi pengarah gaya.....

Baca juga link terkait:
- Kebumen: Benteng Van der Wijck
- Kebumen: Goa Barat (Wind Cave) 
- Kebumen: Goa Dempok dan Goa Jatijajar
- Semarang: Gumuk Reco dan Pemandian Alami Muncul 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)