Jelajah Jawa Tengah Bagian 21: Benteng Van der Wijck

Jum’at, 18 Oktober 2019
Dari Jatijajar kami pindah penginapan ke arah utara dan mendapat penginapan di pinggir jalan Nasional (Jalan Daendels) yaitu jalan utama Selatan Jawa. Karena sejatinya penginapan ini buat traveler atau sopir-sopir truk yang kemalaman, jadi tarifnya gak terlalu mahal dan kamarnya lumayan luas cukup buat bertiga. Keuntungan lain, lokasi penginapan ini dekat dengan tujuan kami selanjutnya yaitu Benteng Van der Wijck yang berlokasi sekitar 2.4km. ini adalah spot terakhir di Kebumen sebelum siangnya melanjutkan perjalanan ke Pangandaran.

Benteng Van der Wijck
Inilah benteng persegi delapan satu-satunya yang ada di Indonesia. Di bangun oleh Hindia Belanda pada abad ke-18. Seperti yang tertulis di bagian depan benteng Van der Wijck mungkin adalah nama komandan pasukan Hindia Belanda pada saat itu. Sekarang benteng ini menjadi salah satu objek wisata andalan Kebumen selain wisata pantai dan goa. Di sini juga ada musium, kolam renang/waterboom, penginapan/meeting room. Namun sayang karena berada di lingkungan TNI jadi area ini tidak boleh memainkan drone, kalo kalian melihat di internet ada foto dengan drone saya gak tau apakah ada ijin atau tidak.

Dari penginapan, pagi-pagi sekitar jam 8 kami sudah check-out, karena lokasinya dekat jadi perjalanannya tidak lebih dari 15 menit. Setelah parkir kemudian kami ke loket dengan membayar tiket masuk Rp. 25.000/orang, ini sudah termasuk masuk ke kolam renang/waterboom. Mungkin petugasnya tau kami tidak akan berenang jadi kami cuman membayar tiket buat 2 orang.

Melewati pintu masuk kemudian kita harus berjalan sekitar 100m menuju benteng yang sudah terlihat. Benteng yang didominasi warna merah. Berjalan di jalan ini kita akan melewati bangunan di sebelah kiri yang merupakan Hotel Wisata Benteng Van der Wijck, selain penginapan juga menyediakan meeting room. Sementara itu di kanan terlihat sekilas waterboom/kolam renang, area inilah yang ramai pengunjungnya. Sepertinya waterboom inilah yang menjadi daya tarik pengunjung keluarga untuk berlibur ke sini.

Sampai di gerbang depan benteng, terdapat tank baja di sebelah kiri sementara meriam di sebelah kanan, 2 benda yang akrab pada zaman penjajahan. Memasuki gerbang benteng, kita sampai di bagian tengah benteng berupa lapangan luas dikelilingi benteng 2 tingkat berbentuk persegi delapan. Sebagai catatan, benteng ini mempunyai luas lebih dari 3.600m2.
Bagian depan Benteng Van der Wijck

Bagian depan Benteng Van der Wijck
Bagian tengah benteng berupa lapangan
Salah satu sudut benteng
Salah satu sudut benteng
Naik ke tingkat 2 kita melewati anak tangga kokoh khas bangunan-bangunan Belanda. Sampai di atas kita akan mendapati lorong/selasar memutari Benteng. Ruangan-ruangan di sini terbagi 2 area, barisan ruangan bagian dalam dengan jendela-jendela menghadap ke bagian dalam/halaman benteng dan barisan ruangan yang jendela-jendelanya menghadap bagian luar benteng sehingga di bagian luar ini kita bisa melihat perkampungan dan pepohonan. Lorong-lorong ini dibatas-batasi dengan lengkungan-lengkungan yang memberi nilai artistik tersendiri.
Struktur bangunan di Lorong
Tangga ke bagian atas
Ruangan-ruangan di benteng ini diperuntukan untuk barak-barak prajurit dan kantor-kantor. Barak-barang tidak dilengkapi dengan pintu-pintu sedangkan ruangan lain ada pintu-pintu kayu. Di salah satu ruangan kita bisa menemukan foto-foto presiden RI dan pahlawan korban pengkhiatan G30/S PKI.

Salah satu ruangan di benteng
Sayang sekali bangunan ini terkesan sangat tidak terawat, banyak ruangan dengan dinding-dinding yang berlumut dan bagian atas bocor. Jendela-jendela ruangan umumnya tidak mempunyai kaca lagi alias melompong. Juga banyak terdapat kotoran hewan seperti kelelawar. Meskipun benteng ini berusia ratusan tahun, seharusnyalah dijaga kelestariannya misalnya dengan memperbaiki area yang rusak, mengecat dan memperbaiki bagian-bagian yang bocor tanpa mengubah bentuk asli benteng ini.
Salah satu ruangan di tingkat 2
Salah satu ruangan di tingkat 2
Terus naik ke bagian tas benteng (atap?) kita akan menemukan spot wisata tambahan yaitu kereta api yang jalurnya di buat melingkari bagian atas benteng. Dari atas sini kita bisa melihat sudut lain dari benteng juga kokohnya bagian atap dan cerobong benteng ini. Di sini juga ada bangunan tambahan berupa toilet dan loket karcis wahana kereta-keretaan ini. menurut saya bagian atas inilah yang akan merusak benteng ini. Mudah-mudahan hal ini menjadi perhatian pemda setempat agar benteng ini tetap menjadi cacatan sejarah dan dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.
View dari atap/bagian atas benteng
Baca juga link terkait:
- Kebumen: Goa Barat (Wind Cave)
- Kebumen: Goa Dempok dan Goa Jatijajar 
- Pantai Karang Bolong dan Bukit Hud
- Semarang: Gumuk Reco dan Pemandian Alami Muncul 

- Semarang: Musium Kereta Api Ambarawa dan Danau Rawa Pening  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah