Jelajah Jawa Tengah Bagian 12: Mesjid Agung Demak

13 Oktober 2019, hari ke-2 di Semarang
Hari ini ada 3 spot yang akan kami kunjung yaitu Mesjid Agung Demak yang berada di luar Semarang, Kota Lama dan Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang keduanya masih di dalam kota Semarang. Kami memutuskan spot yang pertama dikunjungi adalah Mesjid Agung Demak karena kami mau sunset sekaligus sholat magrib di Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT) sementara Kota Lama berada tidak jauh dari Mesjid ini.

Mesjid Agung Demak
Jarak Mesjid Agung ini dari Simpang Lima tempat kami mengina sekitar 33km, dan ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit dan agak lamam memang karena melewati jalur Pantai Utara bukan tol. Mesjid ini berada di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, tapi jangan membayangkan suasana kampung ya karena lokasinya sangat ramai.

Sampai di Alun-Alun Kota Demak, kita memutar bunderan hingga masuk area mesjid. Kemudian parkir di parkiran yang lumayan luas, bayar? Ya gak lah, masak masuk area mesjid bayar :p. sebelum memasuki area mesjid kami mencoba menerbangkan drone untuk melihat view kompleks mesjid dari atas. Dari atas kita bisa lihat area Demak relatif rata tanpa perbukitan di utara Jawa. Panas dong ya... iya...!
Aerial view Mesjid Agung Demak
Aerial view Mesjid Agung Demak
Kemudian memasuki area mesjid, tapi sebelum berkeliaraan, sholat sunah dulu 2 rakaat. Di dalam mesjid meskipun ada tata tertib tertlus yang salah satunya dilarang mengambil foto tetap saja di dalam ada yang berfoto-foto. Dalam mesjid ini tidak terlau luas, terdapat 4 penyangga utama yang bercat coklat gelap, yang bertuliskan naama 4 Wali Songo yaitu Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati dan Sunan Ampel. Sementara di bagian luar/teras terdapat 8 tiang utama yang merupakan Saka Majapahit. Sementara itu ada symbol kura-kura yang mempunyai arti 1401 (1 simbol kepala, 4 simbol kaki, 0 simbol badan dan 1 simbol ekor). Juga di beberapa area dinding mesjid ditempel keramik-keramik kuno dari China. Ini tidak lepas dari hubungan antara Raden Fatah dan China, karena ibu Raden Fatah berasal dari China.
Mesjid Agung Demak dari dekat
Mesjid Agung Demak dari dekat
Mesjid ini sendiri didirikan oleh Raden Fatah (Raden Patah) yang dalam bahasa Arab, fatah berarti pendahulu karena Raden Fatah adalah pendiri kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Sementara itu kerajaan Demak ada dimana? Kerajaan Demak ya berpusat di Mesjid Agung ini. Sebagai anak dari Brawijaya V, Raja Majapahit, alih-alih membawa tiang dari Majapahit untuk mendirikan Kerajaan Demak, Raden Fatah menggunakannya untuk membangun Mesjid Demak.
Area lain adalah musium. Di sini berisi bermacam benda-benda peninggalan Kerajaan/Mesjid Agung misalnya tiang penyangga mesjid yang terlihat sudah rapuh, guci-guci antik dari China dan lain-lain. Musium ini dibiarkan terbuka tanpa AC untuk mencegah pelapukan lebih lanjut.
Tiang dari Majapahit yang ada di musium
Pondasi dari Majapahit yang ada di musium
Selanjutnya ke belakang, memasuki kompleks makan raja-raja Demak dan keluarganya. Memasuki area ini pengunjung harus membuka alas kaki. Dan karena hari libur, banyak sekali peziarah yang datang ke kompleks makam ini. Di sini pengunjung dilarang berdoa keras-keras/menggunakan mix, menebar bunga-bunga, sesajen, sholat di makam dan lain-lain.  Di sediakan tempat khusus buat pengunjung, semacam selasar yang mempunyai jarak dengan makam utama, yaitu makam Raden Fatah beserta istri dan anak. Rombongan pengunjung datang silih berganti dan tidak berlama-lama dan melakukan hal-hal yang tidak berguna. Perlu dicatat, sesuai dengan prinsip kesederhanaan yang dianut Raden Fatah, kuburan beliau juga . sederhana, tidak berada di tempat tertutup dan mewah.
3 Makan Utama di kompleks makam raja-raja Demak
Salah satu sudut kompleks makam raja-raja Demak
Perlu diketahui di makam raja utama ini nama yang tertulis adalah R. Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo (Sultan Demak I) sementara di sampingnya adalah anak beliau Raden Patiunus (Sultan Demak II) dan paling kiri adalah Permaisuri Raden Fatah. Sementara itu di area sekitar makam utama adalah makam-makam para keturunan raja dan guru Raden Fatah.  Untuk cerita mengenai Raden fatah sendiri bisa dilihat di link berikut: Raden Fatah on Wikipedia.

Dari makam kemudian kembali ke mesjid karena memasuki sholat Zuhur dan sholat berjamaah bersama pengunjung dan peziarah lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah