Jelajah Jawa Tengah Bagian 16: Musium Kereta Api Ambarawa dan Danau Rawa Pening
Dari Candi Gedong Songo kami mengarah ke Selatan. Spot
berikut yang akan kami tuju adalah kota Ambrawa yang hanya berjarak sekitar 12
km dari candi ini. di kota ini kami bermaksud bermalam selama 1 malam sebelum
menuju Magelang/Jogjakarta.
Nah bagi kalian yang mendengar kata Ambarawa ini jadi
ingat apa kira-kira? Ingat ya pelajaran sejarah dulu... ya Palagan Ambarawa.
Jadi Palagan Ambarawa ini adalah kisah perjuangan perlawanan para pemuda dahulu
ketika melawan tentara Sekutu yang ingin menguasai NKRI lagi. Jadi setelah
mendarat di Semarang Oktober 1945 (kita sudah merdeka), Sekutu rencananya mau
mengurus tawanan perah eh malah mempersenjatai mereka dan terjadilah perang
antara tentara RI dengan pihak sekutu yang berlangsung di Ambarawa, Magelang
dan sekitarnya... (memang nih Sekutu ngajak gelud kayaknya, masak kita sudah
merdeka mau diganggu...!!!). Tokoh-tokoh yang terlibat dalam Palagan Ambarawa
ini ada Jend. Soedirman, Sarbini, etc. Pada akhirnya 15 Desember tentara kita
berhasil mengusir sekutu dan untuk memperingati hari itu dijadikan Hari Lahir
TNI Angkatan Darat dan dibuatlah Monumen Palagan Ambarawa. Dan monumen ini
berada di pertigaan, dan kalian pasti melewati monumen ini kalau ke Ambarawa,
di depannya juga ada markas Angkatan Darat seta musium loh....
Semalam di Ambarawa kami menginap di sebuah penginapan
di pinggir jalan dekat situs Goa Maria Kerep, tempat ziarahnya umat Kristen. Di
sepanjang jalan dekat situs ini banyak penginapan, biasanya buat keluarga karena
dipakai para peziarah. Sebelum check-in kami sempatkan ke Musium Kereta Api
Ambarawa.
Musium Kereta Api Ambarawa
Musium ini berada di Desa Panjang, kecamatan Ambarawa, kabupaten Semarang. Musium ini adalah bekas Stasiun Kereta Api Wilem I yang dialihfungsikan menjadi Musium pada tahun 1976 dan dibuka pada tahun 1978. Nama Wilem ini diambil dari nama Raja Belanda I, nama Wilem ini juga disematkan pada nama Benteng di sekitar sini.
Karena hari Senin jadi pas kami datang hanya ada beberapa orang saja yang berkunjung ke musium ini. untuk masuk kita dikenai tiket masuk Rp. 10.000/orang. Sebenarnya kalau hari libur nasional dan pas akhir minggu ada gerbong Kereta Api wisata yang dijalankan tapi karena hari biasa jadi tidak ada kereta api wisata, namun sebenarnya di hari biasa bisa dijalankan namun sewanya mahal banget.
Di sini juga ada replika stasiun-stasiun kereta api
yang memang sudah ada dari jaman dulunya. Stasiun-stasiun kecil yang pastinya
sangat berbeda dengan stasiun kereta yang modern seperti sekarang. Di Stasiun
Wilem ini masih terdapat peron-peron dan bangunan yang beratap tinggi mirip Stasiun
Kota Jakarta. Ruang-ruang kantornya sepertinya sudah tidak terpakai. Di sini
pengunjung bisa beristirahat. Oh iya, di sini tidak ada yang berjualan ya termasuk
kantin atau kafe jadi kalian harus bawa makanan minuman sendiri tapi harap jaga
kebersihan ya...
Setelah dari Musium Kereta selanjutnya kami check-in di penginapan. Dari penginapan kita bisa melihat Patung Bunda Maria yang merupakan tempat ziarah umat Kristiani di Gua Maria Kerep. Istirahat sebentar, karena kami sorenya akan menuju Rawa Pening menghabiskan sore.
Musium ini berada di Desa Panjang, kecamatan Ambarawa, kabupaten Semarang. Musium ini adalah bekas Stasiun Kereta Api Wilem I yang dialihfungsikan menjadi Musium pada tahun 1976 dan dibuka pada tahun 1978. Nama Wilem ini diambil dari nama Raja Belanda I, nama Wilem ini juga disematkan pada nama Benteng di sekitar sini.
Karena hari Senin jadi pas kami datang hanya ada beberapa orang saja yang berkunjung ke musium ini. untuk masuk kita dikenai tiket masuk Rp. 10.000/orang. Sebenarnya kalau hari libur nasional dan pas akhir minggu ada gerbong Kereta Api wisata yang dijalankan tapi karena hari biasa jadi tidak ada kereta api wisata, namun sebenarnya di hari biasa bisa dijalankan namun sewanya mahal banget.
Melewati loket kemudian kita berjalan sepanjang
selasar yang temboknya di cat/di lukis dengan cerita sejarang panjang perkeretaapian
di Indonesia, mulai dari alat transportasi tradisional sampai ke kereta api
modern sekarang ini. Juga tergambar stasiun-stasiun kereta seperti Jatinegara
dan juga kantor jawatan kereta api seperti Lawang Sewu yang kami kunjungi
sebelumnya.
Di dalam Stasiun Wilem ini terdapat banyak lokomotif kuno yang dari jaman Belanda. Semua loko ini berjejer di sepur/jalur kereta (kalau tidak salah ada 4 sepur). Loko-loko ini lengkap juga dengan gerbong-gerbongnya. Melihat rangkaian kereta kuno ini kita serasa berada di film-film hitam putih jaman dulu hehehe. Pengunjung boleh naik dan berfoto-foto di atas loko dan gerbong-gerbongnya.
Di dalam Stasiun Wilem ini terdapat banyak lokomotif kuno yang dari jaman Belanda. Semua loko ini berjejer di sepur/jalur kereta (kalau tidak salah ada 4 sepur). Loko-loko ini lengkap juga dengan gerbong-gerbongnya. Melihat rangkaian kereta kuno ini kita serasa berada di film-film hitam putih jaman dulu hehehe. Pengunjung boleh naik dan berfoto-foto di atas loko dan gerbong-gerbongnya.
Medorong kerete itu berat.... bukan rindu |
Salah satu gerbong/loko yang ada di musium |
Salah satu gerbong/loko yang ada di musium |
Salah satu gerbong/loko yang ada di musium |
Replika stasiun kereta |
Setelah dari Musium Kereta selanjutnya kami check-in di penginapan. Dari penginapan kita bisa melihat Patung Bunda Maria yang merupakan tempat ziarah umat Kristiani di Gua Maria Kerep. Istirahat sebentar, karena kami sorenya akan menuju Rawa Pening menghabiskan sore.
Danau Rawa Pening
Ada 2 titik untuk menikmati Rawa Pening dengan perahu
yaitu dari Love Hill (Bukit Cinta) dan dari Kampung Rawa. Karena Bukit Cinta membuat
penasaran jadi kami mencoba ke lokasi ini. Jalur nya adalah jalur menuju
Salatiga namun sampai lokasi ternyata masih dalam tahap renovasi dan ditutup
dan kemudian kembali ke arah kota menuju Kampung Rawa.
Kampung Rawa ini sebenarnya adalah nama Restoran
terapung di atas danau. Namun dari sini juga titik keberangkatan perahu-perahu
untuk berkelililing danau. Setelah masuk dengan membayar tiket Rp. 10.000/mobil
kemudian parkir dilparkiran yang luas yang dikelilingi warung-warung dan resto.
Di dermaga kecil kami membeli tiket untuk 1 perahu di
loket resmi dengan harga Rp. 130.000. Kemudian naik perahu yang sudah ditunjuk.
Perahu berangkat dari kanal kecil yang sangat keruh sejauh kira-kira 200m.Terlihat
banyak itik-itik berenang dan bermain dipinggiran danau.
Salah satu pemandangan di Rawa Pening |
Karena sudah menjelang sunset, sinar matahari sudah
tidak berasa panas. Perahu berjalan pelan dan kita bisa merasakan angin
sepoi-sepoi. Terlihat jelas Gunung Telomoyo dan di belakangnya mengintip Gunung
Merbabu sementara Gunung Merapi sudah tidak terlihat. Di sisi lain terlihat
Gunung Ungaran yang tadi pagi kami berada di atasnya.
Sesuai dengan namanya, rawa, maka air di danau ini
tidak pernah kering namun berkurang debitnya di musim kemarau ini. Banyak
keramba-keramba yang terlihat menggantung karena air danau berkurang. Sesekali terlihat
perahu nelayan hilir mudik untuk mencari ikan. Banyak tanaman enceng gondok
menutupi permukaan danau membentuk seperti pulau-pulau kecil yang menjadikan
ciri khas danau ini seperti yang terlihat dari atas Gunung Ungaran.
Gunung Telomoyo dan Gunung Merbabu |
Danau yang indah dengan view pegunungan |
Makin ke tengahair danau makin jernih dan danau
terlihat lebih luas dari yang saya perkirakan. Dan setelah puas berkeliling
kemudian perahu kembali menuju dermaga. Matahari mulai terbenam dan warna-warni
langit pun menutup hari ini dan mengiringi para nelayan untuk kembali
pulang....
Baca juga link terkait:
- Kebumen: Benteng Van der Wijck
- Kebumen: Goa Barat (Wind Cave)
- Kebumen: Goa Dempok dan Goa Jatijajar
- Kebumen: Pantai Karang Bolong dan Bukit Hud
- Semarang: Gumuk Reco dan Pemandian Alami Muncul
- Semarang: Candi Gedong Songo
- Semarang: Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
- Kebumen: Benteng Van der Wijck
- Kebumen: Goa Barat (Wind Cave)
- Kebumen: Goa Dempok dan Goa Jatijajar
- Kebumen: Pantai Karang Bolong dan Bukit Hud
- Semarang: Gumuk Reco dan Pemandian Alami Muncul
- Semarang: Candi Gedong Songo
- Semarang: Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!