Mengunjungi Suaka Elang dan Curug Cibadak-Loji, Bogor
Berwisata di daerah Bogor seperti tidak pernah habisnya. Banyak tempat-tempat yang belum dikunjungi dan di explore, khususnya buat saya, meski sudah 6 tahun tinggal di Bogor.
Setelah lama keinginan untuk berkunjung ke Suaka Elang dan Curug Cibadak, akhirnya terwujud juga weekend lalu, tepatnya Minggu tanggal 7 Agus 2016. Di temani oleh travel mate saya: Revan kami berangkat dari jalan Pajajaran, Bogor.
Rute yang dilalui melewati jalan ke Curug Putri Pelangi (maksudnya jalan rayanya ya, bukan trekkingnya hehehehe).
Untuk ke Curug Putri Pelangi bisa di cek di sini.
Singkatnya:
- Dari Bogor: kalau dari Pajajaran belok kanan didepan Roti Unyil Venus, karena satu arah kemudian ambil kiri ke arah Istana Batu Tulis, nanti di pertigaan ambil kiri ke arah Cigombong/Sukabumi karena kalau belok kanan ke arah Ciapus/Curug Nangka, nanti kita akan melewati Hotel/Restoran Gumanti dan Stasiun Kereta Batu Tulis dan melewati jembatan, terus saja beberapa ratus meter akan ketemu pertigaan kalau ke kiri ke arah Cipaku/Rancamaya dan ambil kanan ke arah Cihideung/Sukabumi. Mulai dari sini kita akan terus menanjak sampai ketemu plang ke kanan ke arah Loji. Jarak pertigaan ini tidak terlalu jauh dari Warso Farm. Dari pertigaan ini kira-kira 2-3km akan ketemu di sebelah kanan SD dan plang penunjuk arah ke Suaka Elang dan Curug Cibadak.
- Kalau dari arah Jakarta/Bandung, keluar tol Bogor ke arah Baranangsiang langsung ambil kiri Jalan Pajajaran dan ikutin rute di atas.
Karena waktu itu kami berangkat sekitar jam 7 pagi, jalanan belum terlalu ramai, sehingga jarak tempuh ke SD di atas kira-kira 1 jam.
Awalnya pas di penunjuk arah di samping SD saya mengarahkan mobil ke dalam, ternyata jalannya jelek banget, berlobang dengan batu-batu besar, sangat tidak cocok untuk city car, jadinya saya parkir di lapangan samping SD. Pas parkir, disamperin oleh pemuda setempat, dan diminta ongkos parkir Rp. 20.000, sangat sangat mahal kalau dibandingkan dengan parkir di mall-mall.
Setelah mempersiapkan barang-barang terutama kamera, minuman dan snack kami jalan. Setelah melewai jalanan jelek, terlihat di bawah lapangan parkir, banyak motor-motor parkir di sana termasuk beberapa mobil. Jadi kalau kalian bawa mobil atau motor sebaiknya parkir di bawah. Ini adalah parkir 'legal', yang punya seorang 'abah' plus ada warungnya.
View dari lapangan parkir |
Di area sekitar sini banyak sekali penambangan pasir dan batu liar, sehingga banyak truk-truk hilir mudik.
Nah mulai dari titik ini kita akan mulai trekkingnya. Awalnya kita akan melewati persawahan dan kebun serta beberapa rumah, ya rumahnya gak terlalu banyak. Di sini kita juga bisa melihat jauh ke bawah (sepertinya kota Bogor ya...). Jadi trekkingnya gak berasa capek karena pemandangannya yang bagus dan masih asri.
Melewati sungai kecil, kita mulai memasuki area hutan pinus. Buat kalian yang hobby foto pasti suka sekali pemandangannya.
Menuju pos |
Pemandangan menuju pos |
Jarak dari parkir ke Suaka Elang kira-kira 1.5 km. Trekknya gak terlalu menguras tenaga....
Nah setelah trekking kira-kira 30 menit kita akan menemukan pos penjaga Suaka Elang di tengah hutan pinus. Saat saya mulai mendekati area ini, kelihatan 1 ekor burung elang terbang memutar-mutar di atas hutan dengan suaranya yang khas.
Di pos kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000 (legal).
Pertama-tama yang menjadi perhatian tentunya.... jembatan gantung.. hehehhe, bukan mencari lokasi penangkaran elangnya..:D.
Iya, jembatan gantung ini menjadi spot favorit pengunjung untuk foto-foto. Jembatan ini menghubungkan sisi bukit yang dipisahkan oleh sungai kecil. Panjang jembatan kira-kira 50m. Aliran air di bawah berasal dari Curug Cibadak yang berada di atas bukit.
Saya pun ke seberang, kalo kita lewat jembatannya goyang, namanya juga jembatan gantung hehehe... tapi gak usah kuatir, papan-papannya di sangga oleh kawat-kawat besi yang kuat serta sisi kiri kanannya dipasang kawat baja.
Di sisi seberang ada mushola dan kantor penjaga suaka ini. Juga kalau kita naik ke atas bukit di sisi kiri ada kandang penangkaran 1 buah yang terdiri dari 3 kandang, dan satu kandang diisi oleh burung alap-alap (masih sodaranya elang).
Burung Alap-alap
|
Naik lagi ke atas ada kandang berukuran besar tapi kosong.
Oh iya, perlu dijelaskan, di sini bukan buat pengembang biakan burung elang, tapi cuman tempat 'persinggahan' burung elang sebelum dilepas ke alam liar. Jadi kalo ada kolektor atau sumbangan burung elang sebelum dilepas ke alam bebas, 'transit' dulu di sini, tujuannya untuk penyesuaian diri dengan alam/habitat.
Kami mencari-cari kandang burung elang (tadi sama penjaga dikatakan ada 3 ekor), tapi kok gak ketemu ya. Di pos penjagaan saya Tanya, ternyata mereka ada di area pas dekat pos tiket. Yah, karena takut nanti hujan kami memutuskan ke Curug Cibadak dulu nanti pas pulang mampir lagi melihat elang.
Curug Cibadak
Jarak dari pos penjagaan ke Curug Cibadak (kata penjaganya) cuman 800m, gak terlalu jauh sih hehehe. Tapi kalo dilalui akan berasa lebih jauh dibandingkan jarak dari parkiran ke pos penjagaan, dan menguras tenaga lebih.
Kira-kira 1/3 perjalanan di awali dengan jalanan landau dan pepohonan yang didominasi oleh pinus. Di awal perjalanan, tidak jauh dari pos kita bisa menemukan Camping Ground.
Camping ground |
Saya gak nyangka ternyata lumayan banyak juga yang kemping hari itu. Mulai dari rombongan anak-anak muda, keluarga ataupun anak-anak pramuka. Di lengkapi dengan fasilitas toilet/kamar mandi, atau buat yang mau mandi di sungai juga bisa. Di hutan pinus ini saya mengambil beberapa foto. Oh iya pohon-pohon pinus yang besar-besar di ambil getahnya (mungkin buat bahan parfum atau apalah... ).
Getah pinus |
Setelah melewati hutan pinus, selanjutnya kita akan melewati perkebunan kopi dikiri-kanan jalan, disini jalanan mulai menanjak dan hutan basah dan kita bisa melihat pemandangan bukit di sebelah kiri. Nanti ditengah perjalanan kita akan menemukan 'pos', bisa digunakan buat istirahat kalau misalnya hujan. Nah dari sini kita akan melanjutkan perjalanan dengan kondisi jalan yang menanjak dengan suasana hutan tropis. Di sini kita harus hati-hati karena jalanan lumayan licin dan berbatu-batu besar dan licin.
Di suau titik kita akan menemukan jembatan kayu yang dipasang diatas tebing, jadi kita jalan menyusuri pinggir bukit. Jadi kalau jembatannya hancur yah gak bisa deh melanjutkan perjalanan hehehe. Nah dari sini tidak beberapa jauh kita kan melihat Curug Cibadak.
Curug Cibadak berbeda dengan curug yang sebelumnya saya lihat, airnya tidak jatuh tapi mengalir di tebing. Ada 2 aliran airnya. Tinggi curug kira-kira 30-40m, itu yang terlihat jelas. Kalau kita amati dari kejauhan akan terlihat air terjun di puncak bukit. Jadi kalau dihitung-hitung air terjun ini sangat tinggi sekali bisa beberapa ratus meter. Saya tidak tahu apa ada yang sudah pernah sampai ke puncak bukit mengingat tebingnya hampir 90 derajat.
Karena sungai yang mengalir kebawah cukup curam, maka kolam yang ada di bawah curug tidak terlalu besar dan dangkal, palingan sebetis orang dewasa hehehehe.
Curug Cibadak |
Kalau kita amati lagi di sisi tebing sebelah kanan, ada air terjun di sepanjang tebing meski tidak terlalu besar debit airnya. Gak tau kalau ada hujan.....
Meski lokasi curug ini lumayan jauh, dan tidak ada yang berjualan, saying sekali masih terlihat sampah-sampah bertebaran seperti botol minuman, snack dan bungkus rokok... padahal curug ini adalah sumber air buat masyarakat sekitar, ini terlihat ada pipa-pipa yang dialirkan ke perkampungan warga.
Buat pengunjung sebaiknya menjaga kebersihan dimanapun kita berada.....
Setelah puas mengambil foto, kami memutuskan balik, karena puncak bukit yang berkabut, takutnya nanti hujan.
Perjalanan pulang terasa lebih santai karena jalanan yang menurun. Di sepanjang jalan kami berpapasan dengan banyak rombongan yang mau ke curug. Beberapa memutuskan balik karena jaraknya hehehhe... untung kami berangkat lebih pagi.
Sampai di pos kami memutuskan menuju kandang Elang yang tadi disebutkan oleh penjaga. Cuman berjarak sekitar 50 meter dari pos, kami menemukan mereka. 2 ekor berwarna abu-abu (Elang Jawa?)dan 1 hitam. Mungkin beberapa hari lagi akan di lepas ke alam bebas. Semoga mereka hidup bebas dan tidak punah......
Setelah puas mengambil foto elang kami melanjutkan perjalan puang. Jam sudah menunjukan jam 12-an.
Nah buat yang berada di Jabodetabek, ini cocok sekali buat menghabiskan weekend kalian, dengan suasana yang disuguhkan, kita akan lebih mendekatkan diri ke pada alam dan Sang Pencipta.
Berangkat dari mana dan kira-kira berapa jam bang sampai sana?
BalasHapusSaya dari Bogor, ke parkiran palingan 1 jam, trekking 1 jam. Sebaiknya berangkat pagi, karena Bogor macet. Bisa di baca di atas link nya untuk jalur nya... Thanks :D
Hapuskalo camping ada biaya tambahan gak bang?
BalasHapusKebetulan pas kemaren kesana saya gak nanya tapi yang saya baca pengalaman traveler di bulan Agust 2016 bayar sekitar 20.000
Hapusartikel yang bermanfaat .. foto2 nya juga keren2
BalasHapusTerima kasih mas udah mampir.... :D
HapusMudah-mudahan bermanfaat...
baru mau coba :)
BalasHapusbaru mau coba :)
BalasHapusHarus dicoba Mbak Nurul, gak nyesal kok hehehe
Hapuskalo naik angkutan umum tidak memungkinkan ya?
BalasHapusAngkot: dari stasiun kereta Bogor naik angkot 02 ke Ramayana (yang penting ke Ramayana), lanjut angkot 04A Ramayana-Cihideung turun di pertigaan Loji. Ke dalam sepertinya ada sih angkot cuman lupa. Turun di SD, masuk dan trekking sampai di Gerbang yg ada jembatan gantungnya
Hapusselamat siang, kak mohon izin memakai fotonya untuk kegiatan kami di kampus. terima kasih. mohon maaf sebelumnya ya kak
BalasHapussaya deni dari kampus UT
Silahkan Mas Deni
HapusMudah-mudahan bermanfaat!
Salam
makasih mas, infonya .. tapi ada yg mau saya tanyakan, untuk masalah parkiran, kran berencana kesana bawa mobil .. kalau parkir dibawah . jalannya bener" jelek atau gimana ??
BalasHapusJalannya jelek tapi palingan 100m aja. Jangan bawa sedan. Saya liat ada kok mobil yg parkir di bawah
HapusKalo bawa bus 3/4 keparkirannya bisa gak mas?
BalasHapusBisa, yang penting gak sedan. Di luar juga bisa dipinggir jalan dekat SD luas tapi hati2 gak resmi... premannya bisa ngajak berantem hahahha
HapusBisa, yang penting gak sedan. Di luar juga bisa dipinggir jalan dekat SD luas tapi hati2 gak resmi... premannya bisa ngajak berantem hahahha
Hapuskalau bawa sedan parkirnya kira2 dimana ya?
BalasHapusBisa parkir diinggir jalan samping SD yang saya bilang di atas, dikelola sama premannya. Siap-siap makan hati tapinya Mbak :D
HapusKlo dr jakarta pkai motor rutenya bagaimana ya?
BalasHapusKamu Jakartanya dimana? Tau kan Jalan Raya Jakarta-Bogor? Lewatin itu aja, melalui Depok sampai Cibinong, terus aja sampai Bogor. Sampai Bogor banyak jalan menuju sana, bias lewat Semplak atau Pajajaran yang penting sampai pertigaan ke Batu Tulis, terus aja sampai pertigaan CIpaku dan CIhideung, ambil kanan ikutin rute yang disebutin di atas. Kalo kamu motoran pasti bakalan lama banget dari Jakarta karena Bogor macet, jadi sebaiknya berkemah disana
HapusKang punya kontak orang sana enggak ?
BalasHapusSaya ingin booking tempat disana
Booking tempat buat apa mas? Buat berkemah? Datang langsung aja mas gak perlu booking, lokasinya luas banget kok, bukan hotel yang mesti di booking :D
Hapuspermisi kak mau nanya.
BalasHapusitu brangkat nya carter angkot, lalu pulang nya bagaimana?
apakah dilokasi (suaka elang) ada angkot yg bakal bisa di carter?
Suaka elang ke jalan raya sekitar 45 menit-1 jam trekking. Jadi kalo sewa angkot:
Hapus- Janjian dengan sopir angkotnya untuk di jemput lagi jam sekian
- Di jalan raya loji kalo gak salah adalah jalur angkot, jadi stop aja angkot yang kosong dan tawar2an
okehhh kak, makasih bnyk lohh info nya
HapusMas mau nanya, memungkinkan ga ya klo saya ajak ibuk saya utk kesana, takutnya naik gunungnya terjal dan capek bgt. Kebetulan karna beliau suka bgt sama elang hehe
BalasHapusSebaiknya jangan mbak. Dari parkir ke Suaka Elangnya jauh. Kalo ibuknya suka jalan sih gak apa2. Ada penyakit jantung? Itu juga Elangnya belum tentu ada.. dia cuman sementara sebelum dilepas ke alam jadi bukan diternakkan 😊
HapusHalo,
BalasHapusMas, suaka elang nya mulai di buka jam brp ya? Jam 6 pagi sudah bisa masuk?
Natalia
Terima kasih..
Halo Mbak, ini juga bumi perkemahan. Seharusnya sudah ada jam segitu, kalopun belum ada petugas, tinggal masuk aja mbak, kan gak tertutup kayak di Bioskop hahahaha. Ini alam terbuka. Nanti kalo petugas udah dating tinggal lapor aja
HapusOke.. on the way there. Thank you.
BalasHapusTerima kasih juga mbak sudah berkunjung ke blog saya. Having nice weekend...!!!
HapusAgan mau nanya, untuk harga tiket masuk Suaka elang untuk rombongan apakah aada diskon?
BalasHapusGak ada. Ini resmi dikelola pemerintah
Hapuswaah ini sadis treknya euy hahahhahaa...tapi pemandangan amazing bangeet...enaknya sih emang kemping kalau ke sini...
BalasHapusTempatnya baguss.. tapi sayangnya oraang orang setempatnya kaga ramah🤔 banyak orang yg sok jagoan .dikampung sendiri.
BalasHapusBenar sekali mas/mbak, sampe sekarang masih begitu sepertinya. Menyedihkan sekali preman yang di sana. Mudah2an ada yang memperhatikan ini
HapusHalo mas,
BalasHapusmau tanya, ini kalo saya bawa anak kisaran umur 7 thn, kira2 trek nya bs ga ya dilalui mrk?
Makasih.
Halo, mas, kalo umur 7 tahun agak sulit ya. Bisa sih bias, cuman dibantu ama orang tuanya
Hapus