Jelajah Jawa Tengah Bagian 14: Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT)

Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
Mesjid Agung ini berada tidak jauh dari Kota Lama, sekitar 4.5km. Jadi, 2 spot ini bisa dikunjungi sekali jalan, dan sebaiknya dilakukan sore hari. Sore hari kita bisa melihat sunset dengan latar Mesjid Agung dan bisa mengambil foto warna-warni mesjid ini dengan lampunya. Mesjid ini adalah mesjid propinsi yaitu propinsi Jawa Tengah. Mesjid ini dibangun tahun 2001-2005 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2006.

Kami sampai di parkiran mesjid ini hampir jam 5 sore, saat ini matahari sudah memperlihatkan warna keemasan. Menaiki anak-anak tangga hingga sampai ke pelataran mesjid. Di pelataran ini terdapat pilar-pilar bergaya Romawi. Jumlah pilar ada 25 buah melambangkan jumlah Nabi dan Rasul. Mesjid sendiri bergaya Jawa dan Arab yaitu mesjid yang berbentuk Rumah Adat Jawa berupa limas kemudian terlihat kubah mesjid dan dilengkapi dengan 4 menara yang menunjukka 4 penjuru mata angin. Sementara itu, terdapat satu menara terpisah yang disebut Menara Asmaul Husna karena tingginya 99 meter (total 19 lantai). Di pelataran mesjid juga terdapat 6 payung namun satu payung kondisinya menyedihkan karena sudah hancur. Begitu juga dengan keramik dipelataran ini sudah mulai terlihat ada yang lepas.
Mesjid Agung di kala sunset
Mesjid Agung di kala sunset
25 pilar Mesjid Agung
Kami mencoba mengambil foto kompleks mesjid ini dengan drone mumpung belum magrib. Dari atas terlihat kecantikan dan kemegahan Mesjid Agung ini apalagi di sinari warna matahari yang berwarna keemasan. Perpaduan gaya Romawi, Jawa dan Arab lah yang membuat mesjid ini terlihat unik.
Mesjid Agung dari atas
Magrib, kami bergabung dengan jamaah lain untuk sholat magrib berjamaah. Di dalam mesjid, dekat pintu masuk ternyata ada Al-Qur’an Akbar (sangat besar) yang berada di kotak kaca. Al-Qur’an ini di tulis tangan.  Menurut literatur , Al-Qur’an raksasa ini ditulis tangan oleh Drs. Khyatudin, dari Pondok Pesantren Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo.
Al-Qur'an raksasa
Sehabis sholat, beristirahat di pelataran mesjid, sebagaimana banyak pengunjung lainnya, duduk-duduk di lantai ubin pelataran mesjid ini. menikmati keindahan mesjid ini yang dipenuhi cahaya. Namun ada beberapa pengunjung yang berpacaran/berduaan dengan pasangan di sini yang seharusnya tidak dilakukan di mesjid.
Mesjid Agung setelah magrib
Selanjutnya kemi menaiki menara. Menara ini tadi ditutup jam 17.00 sore untuk persiapan Magrib dan dibuka lagi jam 18.30. untuk naik ke menara pandang yaitu lantai 19 kita membayar tiket masuk Rp. 7.500 kemudian menaiki lift hingga lantai 19. Di atas lantai ini, terdapat selasar mirip di atas menara mercusuar tapi sekelilingnya di tutup dengan besi. Disediakan teropong koin yang bisa dipakai dengan memasukkan uang koin.
Dari atas ini kita bisa melihat bentangan kompleks Mesjid Agung ini dari Barat ke Timur dengan latar lampu-lampu kota.  Pemasangan lampu-lampu mesjid menambah semarak. Terlihat kemegahan mesjid ini dan sangat enonjol dibandingkan bangunan sekitarnya. Bergeser sedikit ke arah kiri kita bisa menyaksikan Kota Lama dikejauhan juga Semarang keseluruhan, kota yang menjadi saksi perkembangan sebuah bangsa.
Pemandangan Mesjid Agung dari Menara 99

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)