Menikmati Sunset di Pantai Pangandaran dan Body Rafting di Green Canyon Sungai Cijulang


Dari Benteng Van der Wijck-Kebumen kami menuju spot wisata terakhir yaitu Pangandaran. Lokasi ini dipilih karena sudah lama masuk dalam bucket wish list kami dan juga lokasinya semakin mengarah ke jalur kembali ke Bogor. Dari lokasi terkhir ke Pangandaran memakan waktu sekitar 3.5 jam perjalanan. Lumayan jauh ya... Kondisi jalan melewati jalur ini bagus gak ada hanlangan yang bearti. Istirahat akan siang meskipun sudah lewat makan siang di sebuah warung makan Sunda yang ada di pinggir jalan masuk Pangandaran.
Pangandaran ini selain di capai dengan kendaraan juga bisa menggunakan pesawat kecil yang berangkat dari Halim-Jakarta, jadi buat pengunjung yang malas berlama-lama di jalan bisa naik pesawat hanya saja jadwalnya tidak tipa hari. Pesawat dan airportnya punya Ibu Susi yang kemaren jadi Menteri Perikanan, gak usah heran karena ini adalah kampunya beliau hehehe.


Pantai Timur Pangandaran
Sampai di Pantai Pangandara sudah agak sore. Kami mendapat penginapan di sekitar Pantai Timur Pangandaran yang di pesan online beberapa saat sebelum check-in. Tidak usah takut mengenai penginapan karena di sini sangat banyak penginapan dan harganya murah-murah, umumnya Rp. 150.000-Rp. 250.000 dengan fasilitas 2 tempat tidur dan ruangan AC kecuali kalian mau menginap di hotel berkelas.
Karena kecapean, kami istirahat sebentar untuk menunggu sore. Sore kami menuju pantai yang berjarak tidak lebih dari 100m. Lokasi Pantai Timur ini pas buat melihat matahari terbenam, untuk sunrise biasanya pengunjung ke Pantai Barat. Kok ada 2 nama ya? Coba kalian lihat peta Pantai Pangandaran, di sini ada 2 teluk dan dipisahkan oleh Tanjung/semenanjung (Cagar Alam) berupa daratan yang menjorok kelaut sehingga daerah ini menjadi 2, Pantai Barat dan Pantai Timur.  Selain pantainya yang bagus, berpasir putih, pantai ini juga lokasi yang ideal untuk menikmati sunset. Namun untuk berenang, seperti pantai selatan umumnya yang berombak besar, pengunjung harus hati-hati, bermain air cukup di pinggir saja.

Sunset @Pantai Timur Pangandaran

Sunset @Pantai Timur Pangandaran
Di malam hari, wisatawan bisa berjalan-jalan sepanjang jalan dan menikmati makan malam. Pantai Pangandaran ini tidak kalah dengan Pantai Kuta Bali ataupun Pantai Parangtritis di Jogjakarta, Pangandara hanya butuh akses yang memudahkan wisatawan menuju ke sini misalnya kereta api langsung.


Green Canyon Sungai Cijulang
Sabtu, 19 Oktober 2019
Tujuan utama ke Green Canyon ini adalah body rafting susur sungai Cijulang sejauh kira-kira 5km. Sebenarnya ada banyak lokasi body rafting di sini yang berbeda aliran sungai namun body rafting di Sungai Cijulang inilah yang paling terkenal dan paling cantik. Dari Pantai Pangandaran ke sekretariat/operator tur ini berjarak sekitar 25km yang ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit ke arah Barat sebelum Pantai Batu Karas.

Pagi-pagi kami langsung checkin karena siangnya menuju Tasikmalaya sehingga Minggu bisa langsung pulang ke Bogor jadi bisa menghemat 4 jam perjalanan. Kondisi jalan ke Cijulang bagus dan tidak ekstrim. Sampai di sekretariat yang berada di tepi Sungai Cijulang ini, yang mirip terminal bus ini sudah banyak sekali bus-bus pariwisata dan mobil pribadi yang parkir. Belum selesai parkir kami sudah didatangi operator yang menawarkan paket menyusuri sungai Cijulang ini.
Paket 1 adalah naik perahu namun hanya sampai Cukang Taneuh (jembatan tanah) yang mirip goa, ini adalah batas perahu dan body rafting karena terdapat batu-batu besar. Biaya untuk tur pendek ini sekitar Rp. 250.000. Untuk trek panjang/body rafting yaitu Rp. 1.250.000 untuk maksimal 5 peserta. Karena masih ragu dengan harga (mencari yang lebih murah) kamipun berkendara ke arah Pantai Batu Karas. Jalan yang kami lewati berada di sisi seberang sekretariat awal, di sini juga ada operator yang ramai, ternyata harga yang ditawarkan sama Rp. 1.250.000 wkwkwkwk. It’s OK ternyata harga resmi untuk paket-paket ini sama, akhirnya tawar-menawar karena kami cuman bertiga, hanga finalnya jadi Rp. 900.000 sudah termasuk 2 guide dan makan siang (sesudah acara).
Sesudah mengurus administrasi selanjutnya kami memilih safety equipment, ada 3 alat keselamatan yang wajib dipakai dan jangan di lepas selama body rafting yaitu helmet yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan karena sepanjang jalur ini kita akan berhadapan dengan bebatuan, kedua life jacket yang berfungsi agar peserta selalu bisa mengapung jadi buat kalian yang tidak bisa berenang bisa mengikuti kegiatan ini dan ketiga sepatu karet yang berguna melindungi kaki dari benda/batu-batu tajam dan mengurangi resiko terpeleset ketika melewati bebatuan licin. Sebaiknya alat keselamatan ini dipilih sendiri agar pas di badan dan tidak mengganggu kenyamanan selama kegiatan. Dan jangan lupa membawa dry bag tempat menyimpan barang-barang berharga seperti dompet, kacamata, jam dan HP. Buat kalian yang pakai kacamata dan barang-barang berharga seperti cincin dan kalung sebaiknya dilepas ya kalau gak mau copot. Setelah semuanya siap sebaiknya...... berfoto dulu ya.. cheeers!!

Berfoto di start point

Menuruni bukit hingga ke sungai
Selanjutnya menuju titik awal kegiatan ini menggunakan mobil bak terbuka. Lokasi titik awal ini berjarak sekitar 4-5km dari sekretariat operator trip. Karena menuju hulu sungai so pasti kita akan melewati jalan menanjak dan perbukitan kemudian memasuki kebun hingga parkiran. Selanjutnya...  berfoto lagi heheheh. Nah petualangan dimulai ya gaes.... kita harus menuruni bukit yang curam untuk sampai ke sungai, jangan takut karena kita melewati anak-anak tangga berupa cor-coran.
Sampai di pinggir sungai dimana petualangan ini dimulai terlihat air berwarna ijo tosca dengan arus yang cenderung tenang. Satu persatu kami loncat ke dalam sungai dan mulai berenang mengikuti arus. Terasa segar sekali airnya, untunglah kami datang di musim kemarau kalau musim hujan airnya cenderung berwarna coklat dan arusnya lebih kuat. Karena debit air berkurang sehingga kita bisa melihat pemandangan yang tidak ditemui di musim hujan yaitu bebatuan sungai yang muncul di permukaan. Bebatuan seperti karang ini berbentuk aneka rupa. 
Salah satu pemandangan selama rafting


Salah satu pemandangan selama rafting

Terus menyusuri sungai, tidak berhenti membuat kita kabum atas ciptaan Ilahi ini, dikiri kanan berupa tebing-tebing tinggi ditutupi oleh hijaunya hutan. Untuk treknya sebaiknya kita mengikuti jalur yang dilewati guide karena ada beberapa spot yang curam, berarus kuat dan bebatuan. Dan alat keselamatan jangan sekali-kali dilepas kecuali pas istirahat. Tidak lama kita akn bertemu dengan Goa besar tapi tidak diexplore karena paket ini hanay untuk body rafting. Di sini biasanya peserta mampir untuk berfoto dan sekaligus istirahat sejenak. 
Salah satu tempat persinggahan selama rafting

Pemandangan depan goa

Melanjutkan perjalanan, masih dengan berenag, berjalan ataupun meloncati bebatuan, terkadang walaupun airnya dangkal kita bisa mengapung mengikuti arus sungai untuk menghemat tenaga. di spot loncat pertama, kami dan banyak peserta lain mencoba loncat dari ketinggian sekitar 7m dengan menaiki tebing. Kalau dari bawah terlihat biasa tapi dari atas lumayan serem hahahaha. Saya dan Ringgo loncat tapi Revan tidak.
Di setengah perjalanan nanti kita akan istirahat di pinggir sungai. di sini ada yang berjualan mie instant dan kopi. Ada juga yang berjualan gorengan di atas bukit sehingga kalau kita pesan akan ditunkan melalui box yang dikasih tali. Walaupun menempuh perjalanan 2km ke sini harga makanan dan minumannya tidak mahal, sama dengan harga-harga di luaran.

Break point.. buat istirahat dan ngemil

Melanjutkan perjalanan, melewati bebatuan unik, tebing-tebing yang membuat perjalanan jadi lambat karena ambil foto dulu hahahha. Namun kadang-kadang guide nya yang memberi info spot-spot mana saja yang bagus buat foto atau buat loncat. Walaupun begitu kami masih bisa menyusul rombongan-rombongan sebelum kami yang jumlahnya ratusan. Karena lokasi ini biasa dipakai untuk family gathering perusahaan-perusahaan. 
Berfoto sejenak

Sampai di suatu spot yang menurut saya inilah spot paling bagus di trek ini. dengan tebing-tebing mirip di dalam goa besar, bebatuan yang mirip karang-karang dan arus sungai menjadi kuat. Ada 2 jalur untuk melewati spot ini, melewati tebing tapi macet atau melewatu sungai berarus dan bebatuan besar, kamipun memilih yang kedua. Di spot ini kami berfoto-foto agak lama karena memang bagus banget...
Salah satu spot favorit

Selanjutnya melewati tebing-tebing yang ada air terjunnya meskipun hanya berupa sawer, di sini lebih banyak air yang menetes melewati bebatuan tebing. Dan tidak jauh dari sini kita akan bertemu dengan Batu Jamur, yang menjadi ikonnya Green Canyon ini. Tinggi Batu Jamur ini sekitar 6m, dengan kedalaman sekitar 6m (kalau musim hujan pasti lebih dalam dan tingginya akan berkurang). Inilah spot yang menjadi klimaks perjalanan ini. Biasanya para peserta trip ini akan bergantian loncat ke kolam yang luas di bawahnya. Jadi, kalau kalian tidak loncat akan sangat rugi....
Salah satu spot favorit sebelum Batu Jamur

Loncat di Batu Jamur

Karena sudah samapi diakhir trip, biasanya peserta akan bernang dan bermain air di dekat Batu Jamur ini, karena kolamnya yang luas dan dalam. Air nya yang jernih dan berwarna ijo tosca membuat kita seperti berenang di danau. Di ujung, kita sampai di Cukang Taneuh, jembatan tanah yang dari jauh terlihat seperti goa. Inilah titik ahir kegiatan body rafting, juga titik akhir kalau kalian hanya ikut trip susur sungai dengan perahu (trip pendek). 
Cukang Taneuh atau jembatan tanah
Cukang Taneuh atau jembatan tanah
Di Cukang Taneuh ini peserta trip menunggu kapal yang akan membawa ke tempat transit yang berjarak sekitar 100m. di tempat transit ini tersedia warung dan toilet. Di sini peserta menunggu perahu yang lebih kecil sesuai operator masing-masing, sambil menium kelapa muda. Tidak lama  operator kami datang dan membawa kami menyusuri Sungai Cijulang yang sudah mirip dengan susur Sungai Maron di Yogyakarta. 
Titik transit
Susur sungai hingga ke titik finish
Sampai di lokasi start selanjutny amembersihkan diri, ganti pakaian dan menikmati makan siang di pinggir Sungai Cijulang. Harap dicatat, makan siang ini sudah masuk dalam paket body rafting jadi gak usah bayar lagi. Sekitar jam 3, kami melanjutkan jalan pulang tapi terlebih dahulu menginap di Tasikmalaya yang berjarak sekitar 4 jam dari Pangandaran. Menginap semalam di Tasikmalaya dan besok paginya melanjutkan perjalanan ke Bogor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah