Trip kali ini kami mencoba jelajah Garut dan
sekitarnya lebih jauh. Sebelumnya sudah 3x ke sini yaitu ketika menjelajah
Garut Selatan (Pantai Ranca Buaya, Pantai Santolo, Puncak Guha, Curug Cisewu
dan Curug Sanghyang Taraje) dan ke Candi Cangkuang ketika kembali dari Dieng.
Sebenarnya tujuan trip kali ini adalah ke Talaga Bodas, Kampung Sampireun,
Kawah Kamojang dan Kampung Naga yang ada di Tasikmalaya tapi ternyata
tidak semua rencana ini terlaksana dan rencana awal 4 hari menjadi 3 hari.
Berangkat sehabis Subuh dari Bogor dan seperti biasa
macet di awal-awal tol Cikampek hingga KM 45 istirahat dan isi BBM di KM 88
(?). Keluar dari tol Cileunyi kemudian lanjut melewati Nagreg. Melewati jalur
ini selalu merasa DeJavu, mungkin karena sering lewat sini ya..
Tujuan pertama kami adalah Talaga Bodas, yang memangs
udah menjadi wishlist dari dulu. Dengan pede nya kami mengikuti jalur yang
sesuai petunjuk Google Maps (keluar tol). Memasuki jalan desa, yang tadinya
bagus makin lama makin jelek, kecil dan berbatu serta terus menanjak. Meskipun
begitu kiri kanan pemandangannya sangat bagus, banyak terasering sawah yang
menghijau dan perbukitan. Namun lama-lama nyerah juga dan bertanya ke penduduk
lokal yang sedang bekerja di sawah. Dari sana kami dapat info bahwa jalan yang
kami lewati memang ke Talaga Bodas namun jalannya hancur dan terus mendaki. Dan
kami disuruh balik ke arah Alun-Alun dimana ada petunjuk ke Talaga Bodas.
|
Nyasar di sini... |
|
Nyasar di sini... |
Kembali ke arah kota, beristirahat sejenak di sebuah
minimarket di jalan raya Sukawening yang berjarak sekitar 7km dari Talaga
Bodas. Dan tak di sangka tiba-tiba hujan sangat lebat dan kami memutuskan batal
ke Talaga Bodas... hahaha. Setelah hujan reda, selajutnya mencari penginapan.
Kampung
Sampireun
Dari lokasi terakhir kami ke Kampung Sampireun ini
hampir 30 km atau 1 jam perjalan. Kampung Sampireun ini berada di Jalan Raya
Kamojang-Samarang (bukan Semarang ya....) jadi lokasinya berdekatan dengan
objek wisata Kawah Kamojang yang juga spot wisata yang akan kami kunjungi. Jadi
dari jalan utama Tarogong Keler nanti ambil jalan kanan ke arah Kamojang, jalan
ini kalau ditelusuri terus akan tembus ke Majalaya dan Rancaekek (Bandung
Barat) hingga pintu tol Cileunyi. Karena ini merupakan daerah wisata jadi di
sini banyak kita temukan resort, penginapan, spot wisata dan tempat makan.
Kampung Samireun ini berada di pinggir jalan raya
Kamojang, jadi kalau melewati jalan ini dipastikan tidak akan terlewati karena
papan namanya terlihat jelas. Sampai di lokasi kemudian ke reepsionis
menanyakan ketersediaan kamar, ternyata masih ada dengan tipe villa dan tipe
cottage yang berada di atas danau sudah penuh (gak mungkin juga kami menyewa
yang atas danau karena terlalu mahal hahahha). Karena harga on spot (sekitar
Rp. 600.000) sama dengan harga di aplikasi jadi kami pesan via aplikasi biar
dapat point reward hehe. Kalau kalian tidak menginap, juga bias juga menikmati keindahan Kampung Sampireun ini dengan membayar tiket masuk sebesar Rp. 25.000 sudah termasuk welcome drink.
Setelah selesai proses administrasi kami membawa
barang secukupnya ke villa yang berjarak sekitar 50m dari pinggir danau.
Villa-villa di sini terdiri dari 2 tingkat, masing-masing tingkat ada 2 kamar. Dengan
konsep Back to Nature suasananya terasa sangat asri, serasa berada di pedesaan
karena di kelilingi hutan bambu dan pepohonan besar. Di salah satu sudut villa
juga terdapat kolam minimalis yang menambah keindahan resort ini.
|
Kolam minimalis di tengah resort |
Setelah menaruh barang-barang, kami kembali ke danau
untuk mengambil foto sebelum gelap. Danau ini mempunyai luas sekitar 1 Ha dari
sekitar 4 Ha luas resort. Di sekeliling danau dibangun cottage-cottage (menurut
resepsionis harga sewanya sekitar 2-3 juta/malam). Cottage-cottage ini dibangun
bernuansa Sunda, sehingga tamu yang datang merasa seakan berada di desa-desa di
Jawa Barat ditambah lagi musik yang di putar dan pedagang buah dan minuman
tradisional. Masing-masing cottage disediakan sampan buat tamu yang ingin
berkeliling danau.
|
Berfoto di kolam yang penuh dengan ikan mas |
Di bagian tengah danau terdapat bangunan terapung
mirip sampan besar, biasanya dipakai untuk acara pernikahan atau pre-wed. Dan bangunan
ini pastinya harus dicapai dengan menggunakan perahu. Berbeda dengan air danau
yang berwarna sedikit coklat, di ujung timur danau terdapat kolam ikan alami
yang berisi ratusan ikan mas berwarna-warni yang berukuran jumbo-jumbo. Sepertinya
di sinilah sumber utama/mata air danau ini, terlihat airnya yang sangat jernih.
Di bagian yang lebih tinggi disediakan spot foto yang pas buat kamu yang suka
posting di medsos!.
|
Salah satu sudut Kampung Sampireun |
|
Salah satu spot foto di Kampung Sampireun |
Di malam hari, kami makan malam di resto resort ini. Berada
di tengan hutan bambu, kami mengambil area open air. Untuk harga tidak terlalu
mahal, hanya saja bumbu makanannya kurang cocok di lidah saya, kurang nendang
hahahha. Buat yang suka foto-foto malam, spot cottage-cottage dipinggir danau
juga bagus.
|
Suasana malam di samping resto |
|
Suasana cottag di pinggir danau |
Jum’at 15 November 2019
Cuaca cerah. Sebelum check-out, pagi-pagi saya mencoba
menerbangkan drone melihat pemandangan Kampung Sampireun dan area sekitarnya
dari atas. Terlihat area 4 Ha ini dipenuhi pepohonan hijau dan disekelilingnya
di penihi rumah-rumah penduduk dan persawahan. Ibarat gurun, Kampung Sampireun
ibarat oase yang memberi kesejukan bagi yang mengunjunginya.
|
Kampung Sampireun dilihat dari atas |
|
Kampung Sampireun dilihat dari atas |
Baca juga link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!