Hari ketiga, 18 November 2018, pagi-pagi sekitar jam 6 pagi kami sudah berangkat dari Pantai
Jayanti Cianjur menuju Pantai Santolo di Garut. Meskipun begitu, suasana sudah
mulai ramai terutama di pasar pagi begitu keluar dari gerbang Pantai Jayanti. Kami
menyempatkan diri membeli makanan kecil buat bekal sarapan di jalan.
Kondisi jalanan
sangat sepi, jarang sekali terlihat kendaraan lalu lalang. Kondisi jalan yang
beraspal mulus ditambah lagi jalnnya lebar-lebar. Menyusuri
jalan sepanjang Pantai Selatan terlihat pemandangan
berupa hutan, sawah, sedikit rumah, dan yang pasti laut lepas. Dan sepanjang
jalan kami menemukan banyak jembatan dengan sungai-sungai yang bermuara ke laut
Selatan.
|
Suasana pagi |
|
Suasana pagi |
|
Kondisi jalan menuju Pantai Santolo |
|
Kondisi jalan menuju Pantai Santolo |
Perjalanan yang
kami tempuh sekitar 1 jam. Sebelum mencapai Pantai Santolo, kami melewatkan
Puncak Guha yang juga terkenal dengan view nya. Meskipun sampai Pantai Santolo sekitar
jam 7-an pagi, sudah banyak sekali terlihat pengunjung di pantai ini. Kami mendapatkan
lokasi parkir yang terlihat padat, lokasi parkir ini juga dipakai oleh
pengunjung yang bermalam di sini.
Area ini ramai
oleh penjual mulai dari pakaian, cendera mata ataupun hasil laut seperti cumi,
ikan, lobster, udang, baik yang masih basah ataupun yang sudah dikeringkan.
|
Aneka hasil laut yang dijual |
Untuk menikmati
pantai ini ada dua lokasi, pantai yang tidak jauh dari lokasi parkir atau ke
pulau kecil yang merupakan pulau cagar alam. Buat yang bermain di pantai, cukup
berjalan kaki sekitar 50m dan kita akan menemukan Pantai dengan ombak yang
tidak terlalu besar yang berada di teluk dengan garis pantai yang sangat
panjang. Di sini pengunjung bisa berenang dan bermain pasir, hanya saja tetap
waspada karena bisa saja ombak besar datang.
|
Pantai Santolo |
Untuk ke pulau
kecil yang terlihat cuman berjarak sekitar 50m, kita harus menyeberang
menggunakan perahu dengan ongkos Rp. 7.000/orang PP. Di sini kami merasa
tertipu, ditawarkan oleh pemilik perahu untuk berkeliling pulau dengan tarip
Rp. 30.000/orang (Rp. 90.000 bertiga) yang ternyata kami hanya di bawa ke balik
ombak dan rasanya tidak cukup 10 menit kemudian balik (diantar ke tujuan semula
yaitu pulau cagar alam). Meskipun kesal dan mengomel (dan sepertinya mereka
sudah cuek...!!!) kami turun ke pulau dan untungnya pulau ini sangat indah!!!.
|
Naik perahu ke pulau cagar alam |
|
Keliling yang sangat singat ! |
Oh iya,
meskipun namanya pulau cagar alam, tapi disini dipenuhi oleh warung-warung dan
penginapan!!!. Seharusnya seperti Pulau Panjang yang ada di Jepara yang
benar-benar difungsikan sebagai cagar alam.
Yang menarik
di ulau ini adalah, pantai-pantainya berupa karang-karang yang dilapisi oleh
rumput laut dan lumut-lumut hijau. Ungkin karena pasang, kita bisa dapat
menikmati langsung rumput ini yang terangkat ke permukaan. Air laut memecah
jauh di tengah dan dikejauhan terlihat kapal-kapal nelayan yang sedang
menangkap ikan.
|
Pantai yang unik dengan kolam-kolam alami |
|
Pantai yang unik dengan kolam-kolam alami |
|
Pantai yang unik dengan kolam-kolam alami |
|
Pantai yang unik dengan kolam-kolam alami |
Karang-karang
membentuk pola-pola yang tebentuk karena arus air laut, terlihat kolam-kolam
alami dengan air nya yang sangat jernih dihiasi makluk-makluk laut yang
terjebak di dalamnya. Sangat cocok buat anak-anak dan orang dewasa untuk
berendam dan merenang di kolam natural ini. Kolam-kolam ini juga terlihat di
Pantai Wedi Ombo, Jogjakarta.
Berjalan mendekati
pantai di arah berlawanan, terlihat ombak yang sangat besar karena menghadap
langsung ke laut bebas. Ombak ini memecah ditengah dibatas karang-karang yang
berlumut. Pecahan ombak ini melewati celah-celah batu karang dan membentuk deburan-deburan
kecil. Dari sini terlihat bahwa bebatuan karang yang kita pijak terdapat
rongga-rongga di bawahnya, jadi kita harus berhati-hati bermain di sini
terutama yang membawa anak kecil. Juga di bulan-bulan tertentu ombak di sini
sangat besar.
|
Karakteristik karang di pulau cagar alam Pantai Santolo |
|
Karang berlumut yang eksotis |
|
Karang berlumut yang eksotis |
|
The last air blender... |
Puas menikmati
suasana pantai yang sangat unik ini, kami menikmati makan pagi yang sekaligus
menjadi makan siang disalah satu warung di pulau ini. Terlihat kamar-kamar yang
di sewakan bagi pengunjung yang mau menikmati pulau ini lebih banyak dan juga
menikmati sunset dan sunrise.
Untuk kembali
ke parkiran, cukup berdiri di pantai dan nanti akan dijemput lagi oleh perahu yang
semula membawa kita ke pulau ini. Jadi buat kalian yang melakukan perjalanan
lintas selatan Cianjur-Garut jangan melewatkan spot wisata ini.
Baca juga link terkait:
- Curug Dengdeng-Naringgul
- Pantai Ranca Buaya dan Puncak Guha
- Curug Ciawitali dan Curug Rahong/Curug Cisewu
- Situ Cileunca
- Kawah Putih dan Kampung Cai Ranca Upas
- Situ Patenggang-Bandung Selatan
- Curug Sanghyang Taraje, Curug Utang dan Cipanas Garut
- Curug Tilu, Kebun Teh Rancabali dan Pantai Jayanti
- Curug Cikondang dan Curug Terekel-Cianjur Selatan
- Curug Citambur-Cianjur Selatan
Alam nusantara memang indah2 karena bentukan geografisnya yg dilalui katulistiwa.. berjejer gunung2 vulkanis.. menambah subur hijau membiru daratan dan lautannya.. jika disokong oleh budaya yg luhur, lengkaplah sudah menjadi incaran dunia, surga di bumi.. Bali yg sebenarnya tdk ada apa apanya dibanding daerah lainnya.. mendunia karena budaya dan adatnya.. maka lestarikan alam, lestarikan budaya..
BalasHapuswm-site.com