Sekitar jam 9
pagi kami meninggalkan Wana Wisata Curug Citambur. Tujuan selanjutnya
sebenarnya adalah Pantai Santolo di Garut. Karena takut kemalaman kami
berencana menginap di Pantai Jayanti semalam dan besok paginya menuju Pantai
Santolo. Dari gerbang Curug Citambur, kami mengambil jalur kiri ke arah
Ciwidey.
Kami melewati
kondisi jalan yang tidak terlalu bagus dan tidak begitu lebar melewati
perkampungan dengan view perbukitan. Memasuki perbatasan Rancabali-Bandung
Barat jalanannya sedikit bagus. Di tebing bukit sebelah kiri terlihat air
terjun yang lumayan besar, tapi tidak dikelola dan menurut kabar, karena masih
ada perdebatan mengenai hak pengelolaannya karena berada diperbatasan Cianjur
dan Bandung.
|
Kondisi jalan ke arah Ciwidey |
|
View sepanjang perjalanan |
Tidak beberapa
jauh dari curug yang kami lewatin tadi terlihat di kejauhan beberapa curug yang
berdekatan. Awalnya kami tidak berniat mampir karena takut tidak ada akses.
Melihat ada jalan kecil dan warung dipinggir jalan kamipun mampir dan
menanyakan ke pemilik warung apakah bisa menuju curug yang ternyata namanya
adalah Curug Tilu ini. Ternyata curug ini bisa diakses dan sudah dikelola.
|
View di parkiran Curug Tilu |
Berjalan kaki
menyusuri jalan setapak yang landai. Tak terasa kami berada di atas bukit yang
posisinya lebih tinggi dan terlihat pemandangan yang menakjubkan. Di kejauhan
terlihat sawah-sawah dan perbukitan yang menghijau. Meskipun dari jauh terlihat
curug ini tidak bisa diakses ternyata kami menemukan pemukiman yang tidka
terlalu ramai. Menapaki jalan setapak diantar arumah penduduk sampailah kami di
gerbang Curug Tilu.
Di loket yang
juga sebuah warung kami bertemu bapak yang jaga. Terlihat bapak ini sangat
senang kami datang dan tidak terlihat pengunjung lain selain kami bertiga. Di
kejauhan terlihat tiga (tilu) curug yang mengalir di tebing bukit di antara
rimbunnya pepohonan. Hanya saja karena musim kemarau, debit airnya tidak
terlalu besar. Menurut si bapak, kalau musim hujan, debit air curug ini akan
memenuhi kolam buatan yang ada di bawah.
Di bukit
sebelah kiri terlihat saung yang terlihat baru dan area yang baru saja di
bersihkan. Dari titik ini kita bisa melihat pemandangan berupa pegunungan dan
juga curug yang tadi kami lewati. Benar-benar sangat indah, sayang lokasi ini
sangat sepi.
|
Curug Tilu |
Kemudian kami
mendekati air terjun. Melewati pinggir kolam yang ditumbuhi aneka macam bunga
kami sampai ke salah satu air terjun. Terlihat sebuah sepeda butut yang
dijadikan spot selfie, dan kamipun berfoto meskipun diterpa tampias dari curug.
Airnya sangat jernih dan segar.
|
Curug Tilu |
|
Spot foto di Curug Tilu |
Tidak bisa
berlama-lama, kamipun pamit ke bapak yang jaga dan membayar lsedikit lebih dari
yang di patok Rp. 5.000 per orang. Nah buat kalian yang kebetulan melewati
jalur ini (Ciwidey-Pagelaran) tidak ada salahnya mampir dan bersantai di sini.
Dari Curug
Tilu kami melanjutkan perjalanan dengan kondisi jalan dengan tikungan-tikungan
tajam dan mendaki/menurun. Tidak beberapa jauh kami sampai di perkebunan teh
Rancabali. Di sini kami berhenti sejenak menikmati pemandangan berupa hamparan
perkebunan teh yang menghijau. Terlihat pola-pola dan alur-alur pohon teh yang sangat
cantik. Di kejauhan juga terlihat kampung pemetik teh di tengah-tengah hijaunya
teh.
|
Menikmati makan siang dengan view perbukitan dan curug-curug |
Melanjutkan
perjalanan dengan rasa penasaran akan curug-curug yang barusan kami lihat,
melewati jalan yang masih berkelok-kelok sampai lah kami di sebuah pemandangan
yang sangat menakjubkan. Berhenti dipinggir jalan di pinggir sawah, kami
mengambil foto sebuah curug yang terihat jelas dari jalan raya. Curug yang ada
2 undakan, undakan pertama ukurannya sangat tinggi dan undakan kedua terdapat
beberapa curug yang merupakan aliran dari curug utama. Susah ditebak apakah ada
akses menuju curug tersebut karena terlihat lembah dengan pepohonan yang cukup
rapat.
|
Salah satu curug dari belasan curug yang terlihat disepanjang tebing |
Melanjutkan
perjalanan, sampailah kami di sebuah curug yang ada dipinggir jalan... ya
dipinggir jalan. Di sini kita bisa berfoto/mobil dengan kendaraan hahahha.
Banyak pengendara motor yang menyempatkan diri singgah sejenak baik sekedar
beristirahat ataupun berfoto di curug.
|
Curug Naringgul |
Kami sempat
melewati titik longsor yang membuat kendaraan antri (sistim buka tutup). Dan
terdapat banyak ttitik longsor yang kami lewati. Dan sangat disarankan untuk
tidak melewati jalur ini dalam kondisi hujan karena titik-titik longsor ini
berada di tebing/jurang yang dalam. Meskipun begitu, sepanjang jalan kami masih
disuguhi dengan curug-curug yang berada di sepanjang tebing di kiri kanan
jalan, yang kalau dihitung-hitung jumlahnya bisa belasan. Pemadangan indah yang
sekaligus membuat penasaran. Pemandangan yang langka dan jarang ada.
|
Salah satu titik longsor |
|
Sistem buka-tutup melewati titik longsor |
Sampai di
Cidaun sudah mulai sore, dan kondisi jalan sudah bagus. Jalanan mulus dan di
cor juga ada yang beaspal mulus. Memasuki Pantai Jayanti sudah hampir magrib.
Untunglah kami mendapatkan penginapan yang jaraknya tidak lebih dari 100m dari
Pantai. Penginapan tua dan sangat sederhana dengan tarif Rp. 150.000/malam.
Penginapan yang terkesan tidak terawat tapi buat kami sudah merasa beruntung.
Pantai Jayanti
ini sangat ramai di sore hari, dipenuhi oleh wisatawan lokal tapi juga banyak
dari grup-grup yang melakukan turing dengan motor. Biasanya pantai ini menjadi
tempat persinggahan.
Terlihat
kapal-kapal nelayan bersandar di teluk kecil yang dikelilingi pavar-pagar
beton. Pagar-pagar yang juga digunakan oleh pengunjung untuk bersantai.
|
Spot di Pantai Jayanti |
|
|
Pantai Jayanti in slow motion |
|
Suasana sunset di Pantai Jayanti |
Karena ombak
di sini besar dengan arus kuat tipikal Pantai Selatan jadi disini pengunjug
dilarang berenang persis seperti yang tertulis di papan peringatan. Terlihat
pengunjung yang melakukan aktifitas memancing di atas batu-batu pemecah ombak
yang agak menjorok ke laut. Menjadikan mereka siluet ketika matahari terbenam.
Kamipun
melewatkkan senja yang indah di Pantai Jayanti.... menikmati sunset dan ikan bakar....
|
Makan malam dengan ikan bakar |
|
Sunset di Pantai Jayanti |
|
Sunset di Pantai Jayanti |
|
Sunset di Pantai Jayanti |
Baca juga link terkait:
- Curug Dengdeng-Naringgul
- Pantai Ranca Buaya dan Puncak Guha
- Curug Ciawitali dan Curug Rahong/Curug Cisewu
- Situ Cileunca
- Kawah Putih dan Kampung Cai Ranca Upas
- Situ Patenggang-Bandung Selatan
- Curug Sanghyang Taraje, Curug Utang dan Cipanas Garut
- Pantai Santolo
- Curug Cikondang dan Curug Terekel-Cianjur Selatan
- Curug Citambur-Cianjur Selatan
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!