"Tour de Java" Bagian 11: Semalam di Tengah Kesunyian Taman Nasional Baluran-Situbondo
16-17 Januari 2020
Taman Nasional Baluran
Dari penginapan ke
Taman Nasional Baluran memakan waktu hampir 2 jam. Semakin mendekati Taman
Nasional kondisi jalan makin sepi dan di dominasi oleh perkebunan jati dan
hutan-hutan. Jalannya agak bergelombang sehingga truk-truk jalan melambat dan
sangat hati-hati. Sampai di loket Taman Nasional sekitar jam 9.30 pagi dan langsung
ke loket. Untuk harga tiket yaitu Rp. 16.000 (weekday)/orang dan mobil roda 4
Rp. 10.000.
Untuk berkeliling
Taman Nasional hanya ada 1 jalan dengan 2 jalur dengan kondisi jalan beraspal
mulus. Hanya ada 1 jalan yang berakhir di Pantai Bama. Laju kendaraan di batas
20km/jam namun begitu umumnya pengemudi melebih kecepatan tersebut.
Memasuki kawasan
Taman Nasional yang dijuluki ‘Africa van Java’ atau “Afrika Kecil di Jawa” kita
akan langsung merasakan sensasi berada di dunia lain, bukan hutan tropis ada
umumnya. Pagi yang cerah, kami bisa menikmati Gunung Baluran yang terlihat
jelas. Dengan pemandangan yang didominasi oleh semak-semak dan sedikit
pohon-pohon. Di sepanjang jalan kami banyak melihat ayam hutan dan beragam
jenis burung.
Hutan ‘Evergreen’
Evergreen bearti
selalu hijau, jadi hutan evergreen di Baluran ini adalah kawasan hutan yang
selalu hijau sepanjang tahun, bertolak belakang dengan savana yang mendominasi
taman nasional in, savana yang menjadi daya tarik taman nasional ini.
Savana Bekol
Savana Bekol |
Keluar dari
Evergreen kita memasuki kawasan Savana Bekol yang berlatar belakang Gunung
Baluran. Tau kan, savana kayak apa, dataran luas yang ditumbuhi rerumputan,
semak serta sedikit pepohonan dan savana ini mendominasi hampir 40% luas Taman
Nasional ini. Di sepanjang jalan kita bisa berhenti dan berfoto di spot-spot
tertentu, hanya saja harap berhati-hati karena di sini banyak sekali kera yang
siap merebut makanan/minuman kalian yang lengah. Juga tas kalian jangan ditaruh
sembarangan karena monyet-monyet ini sangat nakal dan bisa membuka tas.
Salah satu spot foto di Savana Bekol |
Salah satu spot foto di Savana Bekol |
Di area Savana Bekol
ini kita akan menemukan pos penjagaan di sini pengunjung bisa beristirahat
karena ada satu warung yang menjual makan berat dan ringan, ada mushola dan
toilet dan ada wisma tamu. Wisma tamu ini bisa kita sewa, ada 3 macam wisma di
sini, yang pertama terdiri dari 2 tingkat dengan harga ker kamar Rp. 100.000
(bisa ubat 2 orang), tipe kedua tempat kami menginap dengan harga Rp.
150.000/kamar (buat 2 orang), kedua tipe ini tidak ada AC, dan terakhir ada AC
dengan harga kalau gak salah Rp. 250.000/kamar, semua wisma ini terbuat dari
kayu. Perlu dicatat, listrik di sini menyala dari jam 7 hingga jam 10 malam
saja alias 3 jam, jadi siap-siap untuk menikmati
suasana hutan gelap gulita tanpa cahaya dan ke kamar mandi yang berada d luar
kamar hahahhaha.
Berfoto di iconnya Savana Bekol |
Berfoto di iconnya Savana Bekol |
Persis di pos ini adalah spot yang menjadi iconnya
Baluran, tau kan? Itu loh, tengkorak-tengkorak kepala banteng yang di gantung,
untuk berfoto di sini harus gantian karena banyak pengunjung terkosentrasi di
sini. Tapi buat yang menginap gak masalah karena bisa berfoto kapan saja
termasuk pada saat sunset.
Sunset di Savana Bekol |
Pas kami di ini baru memasuki musim hujan, savana di
sominasi warna hijau. Kolam-kolam buat kubangan kerbau liar sudah terisi dan
kita bis amenyaksikan kerbau liar mandi di kubangan. Untuk melihat kawanan rusa
sangat mudah, dari jalan raya kita bisa melihat ratusan rusa di kejauhan,
berteduh dibawah-bawah pohon. Harap di catat, pengunjung dilarang memasuki
savana karena berbahaya selain banyak ular juga akan mengusik hewan liar. Kami
juga melihat banteng liar di kejauhan dan tidak lama, karena banteng ini sangat
sensitif suara. Juga kami melihat burung merak mencari makan (sayang gak bawa
lensa zoom).
Savana Bekol saat mendung dengan latar Gunung Baluran |
Rusa di Savana Bekol dengan latar Gunung Baluran |
Bangun pagi-pagi, kita bisa berjalan menyusuri jalan
aspal yang membelah Taman Nasional ini menikmati segarnya udara pagi. Embun di
atas rerumputan terlihat berkilau diterma sinar pagi, terlihat kawanan rusa di
bawah pepohonan. Kami bertemu petugas Taman Nasional yang sedang patroli dengan
motor trail nya, terlihat memasuki savana dan kembali membawa tanduk rusa yang
menurut beliau tanduk ini adalah tanduk milik rusa jantan yang berganti tanduk
(kayak ular yang ganti kulit kali ya....).
Tanduk mati seekor rusa jantan |
Menara Pandang
Menara Pandang ini berada dekat pos jaga di Savana
Bekol. Menara ini baru selesai dibangun dan baru dibuka dan digunakan untuk
pengamatan. Untuk ke sini kita harus menaiki bukit melewati jalan setapak dan
anak tangga. Pos ini terdiri dari 3 tingkat jadi ketinggiannya sekitar 20m.
Namun karena sudah berada di ketinggian dari atas kita sudah bisa melihat
seluruh kawasan Taman Nasional 360 derajat, fantastik!!!.
Pemandangan dari Bekol Tower |
Gunung Baluran dari Bekol Tower |
Dari atas sini kita bisa melihat Gunung Baluran dengan
jelas, gunung yang terlihat alami tanpa exploitasi seperti gunung-gunung pada
umumnya yang banyak ditanamai kebun/ladang dan hunian. Di bawah kaki gunung
terlihat hamparan hutan dan savana bak permadani hijau. Terlihat gerombolan
rusa membentuk seperti bulatan-bulan coklat ditengah savana. Dan di sisi lain
kita bisa meyaksikan birunya laut dan jalan yang berakhir di Pantai Bama. Nah
tidak jauh dari pos, kita juga bisa melihat area penangkaran semi alami utuk
banteng. Sepertinya tidak boleh pengunjung ke tempat ini karena akan mengganggu
banteng-banteng ini.
Savana Bekol dari Bekol Tower |
Savana Bama
Savana ini bis akita temukan sebelum memasuki Pantai
Bama. Berbeda dengan Savana Bekol, savana ini terlihat di dominasi oleh
pepohonan khas Taman nasional ini juga terlihat batu-batu gunung, bebatuan ini
banyak juga kita temukan di Pantai Bama dan sepertinya adalah sisa lontara
letusan Gunung Baluran dahulunya. Terlihat bahwa puncak gunung ini membentuk
tebing/patahan yang mengelilingi kaldera di tengahnya.
Savana Bama |
Pantai Bama
Pantai ini cuman berjarak sekitar 3km dari penginapan
kami. Pantainya sangat tenang gak ada ombak. Di pantai ini disediakan spot-spot
selfie seperti ayunan dan bisa dinikmati gratis. Menyusuri Pantai Bama ini kita
bisa melihat kawanan monyet yang berenang di hangatnya air laut yang dangkal,
pantai yang terdapat hamparan bebatuan hitam bekas letusan Gunung Baluran. Juga
kita bisa menikmati bebatuan karang yang ditumbuhi pepohonan besar. Beberapa
ratus meter dari pantai kita bisa melihat pulau kecil yang terbentuk dari pasir
timbul akibat pasang surut dan terlihat beberapa penduduk sedang memancing
ikan.jika kami datang lebih pagi pastilah lautnya lebih dangkal dan gak was-was
untuk ke pulau tersebut.
Pantai Bama |
Pantai Bama |
Nah untuk kalian yang mau menginap
dan berkemah, Pantai Bama juga menjadi pilihan terutama buat yang berkemah.
Mangrove Trail
Masih di Pantai Bama, kita bisa menikmati sebagian
hutan mangrove di pantai ini dengan mengikuti Mangrove Trail yang panjangnya
hanya sekitar 150m. Di sini kita bisa melihat sebagian kecil hutan mangrove
yang sudah berupa pohon-pohon besar hingga berakhir di Dermaga Mangrove, dan
bisa kita nikmati dengan gratis juga. Kami sempat menyaksikan burung yang mirip-mirip
burung Enggang yang berparuh besar (saya kurang tahu nama burungnya). Di
dermaga mangrove yang agak menjorok ke laut kita bisa melihat pemandangan hutan
mangrove yang lebat dan alami dan laut yang tenang.
Mangrove Trail |
Demikian cerita
perjalanan kami mengunjungi dan menginap di Taman Nasional Baluran yang masih
alami semoga bisa menjadi panduan buat kalian yang mau ke sini baik sekedar
mampir ataupun menginap.
Silahkan baca link
terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!