"Tour de Java" Bagian 21: Pantai Lenggoksono-Surga Tersembunyi di Malang Selatan
Masih di hari
ke-17 ‘Tour de Java’, 25 Januari 2020
Sehabis Zuhur kami melanjutkan perjalanan ke arah Malang Selatan. Tadinya
kami berencana ke Pantai Sidoasri tapi akhirnya memutuskan ke Pantai Lenggoksono
karena dari sana kita bisa ke Banyu Anjlok, yaitu air terjun yang jatuh ke
pantai/laut.
Kalau dari Maps jarak dari Panorama Tumpak Sewu ke Pantai
Lenggoksono hanya berjarak sekitar 35 km atau sekitar 1,5 jam perjalanan tapi
jangan terlalu percaya karena kondisi jalan ke kawasan Malang Selatan ini
berupa perbukitan dengan kondisi jalan berbelok-belok, naik turun dan kecil. Dari
jalan raya Malang nanti kita ketemu pertigaan Patung Pramuka, ambil kiri, nah
dari sinilah perjalanan sebenarnya dimulai.
Awalnya sempat nyasar melewati jalan-jalan desa yang sempit dan
berbatu-batu, sementara itu sinyal HP hilang timbul sehingga menyulitkan untuk
melihat Maps. Akhirnya kami menyakan ke penduduk setempat hingga di kasih tahu
jalan menuju Pantai Lenggoksono. Mengikuti jalan yang sudah bener, kondisi
jalannya sangat di luar dugaan ternyata melebihi ekstrimnya jalur ke Ijen
ataupun ke Bromo yang beberapa hari sebelumnya kami lewati.
Jalur ke pantai ini di dominasi daerah perbukitan tepatnya di
puncak-puncak bukit diantara 2 jurang-jurang dalam. Bukan hanya itu, jalannya
banyak lobang-lobang dan bekas aspal sehingga kendaraan tidak bisa berjalan
cepat. Belokan-belokan tajan hingga tanjakan dan turunan yang ekstrim banyak
dijumpai. Beberapa kilomeneter sebelum sampai ke Pantai lenggoksono yang berada
di teluk kecil tersembunyi ini, dari atas bukit bisa kita lihat pemandangan
pedesaan dan pantai. hingga nanti kita sampai di pertigaan, ke kiri ke Pantai
Wedi Awu dan lurus ke Pantai Lenggoksono. Melewati turunan terakhir yang sempit
dan ekstrim akhirnya sampai di jalan desa. Sampai di desa Purwodadi, ke arah
pantai berjarak sekitar 300m.
Sampai di pantai sekitar jam 14.20 hampir 2 jam lebih perjalanan. Sudah
sore, pengunjung sudah sedikit hanya ada 2 mobil. Karena sudah mulai sore kami
menuju penyewaan perahu untuk berkeliling teluk. Paket kelililng naik perahu
untuk 1 orang adalah Rp. 50.000 dengan minimum 8 orang dan maksimum 10 orang,
karena sudah tidak ada lagi pengunjung jadi kami berdua diberi harga Rp.
300.000. Spot yang akan dikunjung adalah Banyu Anjlok, Kletakan Cove (spot
snorkeling) dan Pantai Bolu-Bolu. Kalau hanya ke Banyu Anjlok sebenarnya bisa
dengan naik ojeg lokal, namun dengan Rp. 50.000 sebaiknya naik perahu dengan
tujuan 3 spot. Oh iya, di sini tidak ada ATM, karen aperlu duit akhirnya di
antar ke rumah warga yang mempunyai alat gesek dengan membayar biaya
administrasi (saya ambil Rp. 2.000.000 dengan biaya administrasi Rp. 25.000).
Tempat penyewaan perahu |
Banyu Anjlok
jarak dari Pantai Lenggoksono dengan Banyu Anjlok sekitar 10
menitan naik perahu mesin. Tentunya, terlebih dahulu ita melewati besarnya
ombak Pantai Selatan. Naik erahu ini diwajibkan penumpangnya menggunakan life
vest/jaket penyelamat. Mendekati pantai, dintara rimbunan pepohonan dan
hijaunya hutan disekelilingnya, terlihat air terjun yang jatuh ke pantai.
Banyu Anjlok dilihat dari laut |
Mendarat di pantai berpasir putih dengan garis pantai yang tidak
terlalu panjang terlihat beberapa anak muda bermain di air terjun. Tidak terlihat
perahu lain bearti mereka naik motor melewati bukit atau jalan kaki. Air terjunnya
sendiri mempunyai ketinggian sekitar 15m, jatuh melebar melewati tebing batu
dan mengalir ke pantai dan selanjutnya ke laut. Sesuai namanya, Banyu Anjlok bearti
air yang jatuh. Tadinya tidak berniat mandi dibawah air terjun ini, tapi
melihat kejernihan air nya yang berasal dari hutan-hutan perawan ini, akhirnya
tergoda juga untuk bermain air di bawahnya. hanya saja, pengunjung dilarang
untuk menaiki bebatuan tebing.
Banyu Anjlok |
Banyu Anjlok |
Banyu Anjlok |
Kletakan Cove
Dari Banyu Anjlok kami lanjut ke Kletakan Cove. Sebenarnya ini
adalah area snorkeling karena kami gak snorkeling jadi kami hanya mampir di
sini sebentar. Areanya berupa teluk kecil yang cukup tesembunyi sehingga di
sini gak ada ombak besar. Batas area snorkeling ditandai dengan tali, sehingga
pengunjung dilarang melewati tali. Air nya berwarna hijau terlihat samar-samar
koral-koral tapi sepertinya air nya saat itu tidak terlalu jernih jadi
koral-koralnya tidak terlalu jelas.
Pantai Bolu-Bolu
Tidak sampai 10 menit dari Kletakan Cove, melewati bukit kitapun
sampai di Pantai Bolu-Bolu yang tersembunyi di sebuah teluk kecil. Pantai ini
berpasir putih dengan garis pantai yang pendek hanya sekitar 200m dengan ombak
kecil sampai sedang. Dibatasi oleh bukit dengan hutan perawan.
Mendarat di Pantai Bolu-Bolu |
Di antai ini terlihat beberapa tenda pengunjung. memang pantai ini
sangat cocok buat berkemah jauh dari penduduk dan sangat sepi. Buat kalian yang
ingin suasana seperti ini bisa di lakukan sendiri atau bareng teman-teman. Tapi
di perlu diingat, disini tidak ada fasilitas toilet, kamar mandi ataupun
warung. Jadi kalau ingin berkemah siapkan semua kebutuhan.
Pantai Bolu-Bolu yang sepi |
Pantai Bolu-Bolu yang sepi |
Pantai Lenggoksono
Lenggoksono berasal dari kata lenggok dan sono, lenggok karena
kondisini jalannya yang melengggok/berbelok-belok dan sono adalah nama pohon
yang banyak terdapat di sini. Masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan
dan sebagian bertani. Sebagaimana yang saya jelaskan di atas, pantai ini sangat
terpencil di teluk Malang Selatan dan sepertinya kurang di perhatikan
pemerintah.
Pantai Lenggoksono di sore hari |
Pantai Lenggoksono di sore hari |
Pantai Lenggoksono di sore hari |
Pantainya sangat indah, walaupun pantainya tidak terlalu putih
namun pemandangan di sekitarnya sangat menakjubkan. Di kelilingi leh perbukitan
dan hutan-hutan perawan. Tadinya kami ingin menginap di sini semalalam (di sini
terdapat beberapa homestay) tapi melihat kondisi jalannya akhirnya kami memutuskan
melanjutkan perjalanan ke kota Malang alasannya karena besok minggu, takutnya
banyak kendaraan yang menuju pantai sehingga menyulitkan untuk kembali
mengingat kondisi kendaraan kami. Walaupun sudah hampir magrib, yang penting
kami bisa melewati jalan ekstrim sebelum malam dan selanjutnya bisa tenang ke
arah Malang kota.
Baca juga
link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!