"Tour de Java" Bagian 12: Sejenak di Pantai Mutiara dan Kulineran di Kota Banyuwangi
18 Januari 2020 , hari
ke-10 dalam perjalanan ‘Tour de Java’.
Pagi-pagi sekitar
jam 9 kami checkout dari penginapan di Savana Bekol dan melanjutkan ke
perjalanan menuju Banyuwangi, kota paling ujung dibagian timur Pulau Jawa.
Kunjungan ini adalah kunjungan kedua kalinya karena kami pernah ke sini di 8-11
September 2018 lalu. Lokasi wisata yang dulu kami kunjungi yaitu Pantai
Watu Dodol, Pulau
Tabuhan dan Pulau Menjangan, Jawatan
Benculuk, Kampung
Adat Osing dan Air Terjun Jagir, Pantai
Wedi Ireng dan Pantai Pulau Merah. Kunjungan kali ini kami akan ke beberapa
air terjun di sekitar kaki Gunung Raung, Teluk Ijo, Alas Purwo dan Gunung Ijen. Namun karena kami
juga akan mengunjungi Bondowoso lanjut ke Jember jadi kami ke Gunung Ijen via
Bondowoso agar dekat ke Jember dan selanjutnya ke pesisir selatan Pulau Jawa.
Pantai Mutiara
Sekitar
1 jam perjalanan menuyusuri jalan raya Situbondo-Banyuwangi kami sampai ke pantai
Mutiara ini. Berjarak sekitar 1.5km dari jalan raya kami sampai ke pantai ini. Sebenarnya
gak sengaja sampai ke pantai ini, jadi sebenarnya kami akan ke Pantai Bangsring
yang ada rumah-rumah terapung untuk bersnorkeling. Pantai Mutiara ini persis di
samping Pantai Bangsring ini hanya dibatasi oleh tembok. Karena terlanjur masuk
ke parkiran pantai ini akhirnya kami turun dan sekalian istirahat/sarapan di
pantai ini. Untuk masuk ke pantai ini cukup membayar uang parkir Rp. 5.000.
Walaupun
gak sengaja sampai di pantai ini namun ternyata kami dapat info penting di
sini. Pantai ini lumayan buat beristirahat dan bersantai. Di pinggir pantai
banyak tanaman Cemara Udang yang membuat adem. Pantainya berombak kecil,
berpasir lumayan putih dan sedikit karang. Dari pantai kita bisa melihat di
sebelah kiri ada rumah apung untuk snorkeling Basring Underwater. Dan info
penting yang saya maksud adalah dari pantai ini kita bisa ke Pulau Tabuhan dan
Menjangan. Jadi bukan hanya dari Watudodol yang selama ini saya kira. Jadi jangan
heran banyak pengunjung yang ke sini berkelompok-kelompok. Biaya untuk ke Pulau
Tabuhan sekitar Rp. 75.000/orang buat sekitar 10 orang. Kalau kamu jumlahnya
kurang, bisa bergabung dengan kelompok lain. Gak perlu reservasi, bisa langsung
aja ke loket yang ada di pinggir pantai.
Karena
belum sarapan dari Baluran, kami memesan mie instan di salah satu warung di
sini. Untuk harga, seperti tempat-tempat lainnya, Banyuwangi menurut saya
harga-harga makannya murah-murah.
Pantai yang banyak pohon Cemara Udang |
Loket untuk ke Pulau Tabuhan |
Pengunjung yang bersiap ke Pulau Tabuhan dan Menjangan |
Dari
Pantai Mutiara, kami melanjutkan perjalanan menuju pusat kota yang hampir 1 jam
perjalanan. Mampir sejenak di sebuah supermarket, rencananya beli charger yang
ketinggalan di Gili Labak, malah kita belanja pakaian, baju batik dan celana
pendek hahahhaha. Oh iya sekedar info, di sepanjang jalan Banyuwangi ini banyak
sekali kita temuin Buah Naga dengan harga fantastik, Rp. 10.000 per 3-4
kilogram.
Tempat Kuliner
Kafe Srengenge Wetan
Untuk
makan siang kami mampir di kafe yang lumayan terkenal di Banyuwangi ini. Berada
di pinggir jalan utama. Interiornya bernuansa etnik yang terdiri dari 2 lantai.
Kami mengambil tempat di lantai 2. Meskipun menawarkan aneka makan besar dan
cemilan tradisional namun banyak juga bule-bule yang makan di sini. Berasa di
Bali namun gak heboh...!
Resto Srengenge Wetan yang berada di pinggir jalan raya |
Beberapa menu di resto |
Jaran Goyang Resto
Lucu
ya nama restonya? Ya, kayak ilmu santet hahahha. Kami menjambangi tempat makan
ini di sore hari, sekalian makan malam (padahal belum malam !). resto ini juga
bernuansa etnik Jawa. Kami mengambil lokasi di area bangian belakang dimana
bangunannya di buat dari kayu dan di kasih ornamen-ornamen tradisional seperti
wayang-wayang. Suasananya membuat betah berlama-lama di sini.
Properti bergaya etnik |
Nah,
untuk penginapan, kami menginap di daerah Blimbingsari pas jalan masuk ke
airport gak jauh dari jalan raya. Penginapannya kayak kos-kosan namun harganya
lumayan murah (dibawah Rp. 200.000). beruntung sekali, dan sangat jarang ada,
penginapan ini juga menyewakan motor (kami sewa selama 2 hari) dengan harga Rp.
70.000/hari dan Alhmdulillah banget, juga ada laundry kiloan Rp. 4.000/kg, setelah
10 hari pakaian kotor numpuk akhirnya sedikit tenang melanjutkan perjalanan
berikutnya.
Silahkan baca link terkait:
- Pantai Watu Dodol
dan Jawatan Perhutani Benculuk
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!