Keluar dari Pantai Lenggoksono dan merasa sangat lega ketika
memasuki jalan raya Malang-Lumajang. Sampai di kota Malang udah malam, lewat
jam 9 malam. Untuk penginapan, kami mendapatkan secara online di dekat Kampung
Warna-Warni Jodipan, penginapan si merah yang harganya sangat bersahabat.
Karena akan hunting air terjun maka kami rental motor selama 2 hari dengan
tarif Rp. 70.000/24 jam dan motornya di antar/jemput ke penginapan.
26 Januari, 2020 Hari ke-18 ‘Tour de Java’
Pagi-pagi yang pertama teringat adalah Laundry, karena pakaian kotor
sudah mulai menumpuk. Akhirnya sebelum kemana-mana, kami cari-cari lokasi
laundry yang dapat di sebuah perumahan untuk 2 hari selesai.
2x kunjungan ke Malang,
kami sudah banyak mengunjungi objek wisata di daerah Batu, Pujon hingga
Malang Selatan. 2 hari ini kami akan explore daerah sekitaran kaki Gunung Bromo
yaitu ke Coban Trisula, Coban Pelangi, Coban Jahe, Coban Tangkil dll. Kali ini
berangkat udah kesiangan, sekitar jam 9.
Coban Trisula
Jarak dari kota Malang ke Coban Trisula sekitar 30km atau 1 jam
perjalanan. Coban ini sangat gampang ditemukan karena berada pas di gerbang
Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru. Di jalur ke Gunung Bromo ini juga
kita temukan Coban Pelangi dan Coban Bidadari yang parkirannya persis di
ppinggir jalan jadi gak sampai blusukan ke jalan-jalan gunung. Karena jalannya
jalur pegunungan jadi hati-hati karena kondisi jalannya naik turun gunung penuh
belokan dan sempit.
Sebelum ke Gerbang Taman Nasional kita akan melewati gerbang Coban
Pelangi kemudian Coban Bidadari baru Coban Trisula. Jadi 2 coban sebelumnya
masuk kawasan Perhutani bukan Taman Nasional. Sampai di loket Taman Nasional
kami parkir dekat loket yang banyak motor-motor petugas di sini. Di sini kita
gak bayar tiket masuk ataupun parkir ya, jadi coban ini bonus buat kalian yang
mau ke Bromo hehehe. Hanya saja saat kami datang, kawasan Gunung Bromo sedang
tutup selama sebulan buat kendaraan bermotor istilahnya Car Free Month hehehe.
Penutupan ini untuk menghormati Wulan Kepitu atau Bulan Ketujuh yang disucikan
oleh masyarakat Tengger, ini berlangsung dari 24 Januari-24 Februari 2020. Jadi
kami beruntung bisa menikmati Tengger dengan Jeep pada tanggal 16 Januari lalu.
Selain menghormati tradisi ini, juga sebagai waktu untuk pemulihan ekosistim
Bromo Tengger Semeru.
|
Gardu Pandang |
|
Gerbang Taman Nasional |
Dari loket kita akan melewati gardu pandang/pengamata. Di belakang
pos kita akan memasuki jalan setapak berupa anak tangga-anak tangga. Kondisi
anak tangganya agak licin karena jarang dilewati pengunjung. melewati hutan
perawan Taman Nasional kita akn menyisiri bibir tebing, tapi tenang saja karena
dibatasi oleh pagar beton yang di buat menyerupai kayu. Treknya memutar-mutar
hingga sampai ke lembah, sepanjang jalan hanya terdengar suaara serangga dan
burung-burung.
|
Kndisi jalur trek |
|
Jembatan kecil menyeberang sungai |
Sampai di lembah (sebenarnya masih tinggi karena berada di lereng
gunung), kita disambut teriakan monyet-monyet liar yang kabur begitu kami
datang. terlihat aliran Sungai Lanjing yang berwarna coklat karena bekas hujan.
Kalau airnya tidak coklat pastilah sangat bagus karena di sini disediakan gazebo
dan ada jembatan kecil yang melintasi sungai.
Untuk ke air terjun utama kita harus menyeberang jembatan kecil
kemudian naik sediki ke bukit yang ada di seberang. Di ujung lembang yang
tersembunyi ini terlihat Coban Trisula. Air terjun ini bertingkat, yang utama
berupa satu aliran dengan ketinggian sekitar 10m kemudian jatuh dibebatuan
membentuk aliran-aliran kecil, mungkin ini yang menyebabkan namanya jadi Coban Trisula.
Dikelilingi tebing dan kolam yang lumayan luas, hanya saja sayangnya banyak
sekali sampai yang terbawa aliran sungai. Mungkin karena sungai ini sudah
melewati perkampungan di atasnya. Kalau saja bersih dan airnya sedang bagus
pastilah tempat ini sangat cocok untuk bersantai.
|
Coban Trisula |
|
Coban Trisula |
Coban Bidadari
Area mana wisata Coban Bidadari ini berada tidak jauh dari Coban
Trisula, beberapa raus meter ke arah balik. Wana wisata ini sepertinya baru
dibuka. Untuk masuk Rp. 15.000/orang dan parkir motor Rp. 5.000. kalo menurut
saya tiket masuknya agak mahal untuk objek wisata yang ditawarkan (biasanya Rp.
5.000).
|
Area bersantai di Coban Bidadari |
|
Trek menuju coban |
Di lokasi ini menawarkan view pegunungan berupa lembah, hutan
pinus dan jalur terkking ke Coban Bidadari. Juga ada area bermain dan flying
fox dengan fasilitas penunjang berupa tempat makan, toilet dan musholla. Tadinya
kami ingin ke bawah ke lokasi air terjun dengan trek yang panjang tapi pas
ditengah jalan terlihat airnya sangat kecil dan banyak pengunjung yang kembali
lagi sehingga kamipun ikut balik badan. Untungnya di sini ada warung makan, dan
kamipun makan siang dengan menu seadanya.
|
Area bersantai di Coban Bidadari |
Coban Pelangi
Coban Pelangi ini adalah objek wisata yang menjadi salah satu
ikonnya wisata di Malang. Bukan hanya karena lokasinya yang gampang ditemukan,
berada di pinggir jalan ke tujuan wisata utama yaitu Bromo. Jarak dari gerbang
Taman Nasional sekitar 2 km. Jadi dari Coban Trisula kita turun kembali ke arah
balik hingga sampai di loket masuk. untuk tiket masuknya Rp. 15.000/orang dan
parkir Rp. 5.000 untuk motor. Kawasan ini masuk ke dalam kawasan milik
Perhutani bukan Taman Nasional.
Dari parkir kita harus trekking hingga ke air terjun sejauh lebih
dari 1km. Tapi gak usah kuatir karena kondisi jalannya bukan naik urun gunung
dan masuk-masuk hutan karena jalan setapaknya sangat lebar dan serasa berjalan
santai di pedesaan. Dan buat kalian yang
masih malas jalan di sini juga disediakan ojeg gunung yang jalurnya berbeda
jika kita jalan kaki. Karena berada di lereng gunung Bromo, sepanjang jalan
kita akan di suguhi pemandangan hutan dan suara-suara serangga dan
burung-burung. Nanti di jalan kita akan menemukan pertigaan, ke kiri buat
pengunjung yang ingin melihat Panorama Coban Pelangi (Rainbow Hill) dan kanan
lurus ke arah coban. Di sepanjang jalan juga banyak kita temukan warung-warung
buat istirahat atau sekedar memesan kopi dan cemilan. Juga ada Mushola
sederhana buat kalian agar tidak ketinggalan sholat.
|
Suasana sepanjang perjalanan menuju Coban Pelangi |
|
Suasana sepanjang perjalanan menuju Coban Pelangi |
Sampai di lembah dimana juga menjadi titik akhir jika kalian naik
ojeg, selanjutnya jalannya sudah rata dan tidak jauh dari pangkalan ojeg kita
bisa menemukan Coban Pelangi. Aliran Sungai Amprong yang dasar sungainya
terjadi patahan atau amblas mungkin akibat pergeseran tanah atau akibat gempa
pada jaman dulunya menyebabkan airnya jatuh bebas membentuk Coban Pelangi yang
tingginyasekitaran 100-an meter ini sangat cantik. Sesuai dengan namanya,
seharusnya jam-jam segini mucul pelangi akibat biasan sinar matahari yang menerpa
tampias namun kali ini tidak muncul karena gerimis.
|
Coban Pelangi |
|
Coban Pelangi |
Sekitar coban, dipenuhi bebatuan sangat licin akibat selalu basah
diterpa tampias. Namun hijaunya lumut-lumut dan tanaman air serta hutan
disekitarnya, menambah kecantikan dan kealamian coban ini. Karena debitnya yang
besar maka di coban ini tidak diperkenankan untuk berenang atau terlalu dekat
dengan air terjun ini. Dengan kondisi seperti ini, coban ini sangat cantik jika
diambil dari jauh. Di tebing sebelah kanan adalah spot foto yang sangat pas
untuk melihat coban ini secara utuh dan sedkiti terlindungi dari tampias yang
bisa membasahi lensa/HP. Dari sini
kalian juga bisa foto selfi dengan latar belakang air terjun yang sangat
cantik.
|
Coban Pelangi |
Jadi, gak ada alasan bukan buat ke sini, kawasan yang bisa kalian
singgahi keika pulang dari Bromo atau sengaja hanya buat ke sini buat bersantai.
Jangan lupa tetap jaga kebersihan, jangan buang sampah sembarangan ya..
Baca juga
link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!