"Tour de Java" Bagian 22: Mengunjungi Coban Trisula, Coban Bidadari dan Coban Pelangi-Malang

Keluar dari Pantai Lenggoksono dan merasa sangat lega ketika memasuki jalan raya Malang-Lumajang. Sampai di kota Malang udah malam, lewat jam 9 malam. Untuk penginapan, kami mendapatkan secara online di dekat Kampung Warna-Warni Jodipan, penginapan si merah yang harganya sangat bersahabat. Karena akan hunting air terjun maka kami rental motor selama 2 hari dengan tarif Rp. 70.000/24 jam dan motornya di antar/jemput ke penginapan.

26 Januari, 2020 Hari ke-18 ‘Tour de Java’
Pagi-pagi yang pertama teringat adalah Laundry, karena pakaian kotor sudah mulai menumpuk. Akhirnya sebelum kemana-mana, kami cari-cari lokasi laundry yang dapat di sebuah perumahan untuk 2 hari selesai.
2x kunjungan ke Malang,  kami sudah banyak mengunjungi objek wisata di daerah Batu, Pujon hingga Malang Selatan. 2 hari ini kami akan explore daerah sekitaran kaki Gunung Bromo yaitu ke Coban Trisula, Coban Pelangi, Coban Jahe, Coban Tangkil dll. Kali ini berangkat udah kesiangan, sekitar jam 9.

Coban Trisula
Jarak dari kota Malang ke Coban Trisula sekitar 30km atau 1 jam perjalanan. Coban ini sangat gampang ditemukan karena berada pas di gerbang Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru. Di jalur ke Gunung Bromo ini juga kita temukan Coban Pelangi dan Coban Bidadari yang parkirannya persis di ppinggir jalan jadi gak sampai blusukan ke jalan-jalan gunung. Karena jalannya jalur pegunungan jadi hati-hati karena kondisi jalannya naik turun gunung penuh belokan dan sempit.

Sebelum ke Gerbang Taman Nasional kita akan melewati gerbang Coban Pelangi kemudian Coban Bidadari baru Coban Trisula. Jadi 2 coban sebelumnya masuk kawasan Perhutani bukan Taman Nasional. Sampai di loket Taman Nasional kami parkir dekat loket yang banyak motor-motor petugas di sini. Di sini kita gak bayar tiket masuk ataupun parkir ya, jadi coban ini bonus buat kalian yang mau ke Bromo hehehe. Hanya saja saat kami datang, kawasan Gunung Bromo sedang tutup selama sebulan buat kendaraan bermotor istilahnya Car Free Month hehehe. Penutupan ini untuk menghormati Wulan Kepitu atau Bulan Ketujuh yang disucikan oleh masyarakat Tengger, ini berlangsung dari 24 Januari-24 Februari 2020. Jadi kami beruntung bisa menikmati Tengger dengan Jeep pada tanggal 16 Januari lalu. Selain menghormati tradisi ini, juga sebagai waktu untuk pemulihan ekosistim Bromo Tengger Semeru.
Gardu Pandang
Gerbang Taman Nasional
Dari loket kita akan melewati gardu pandang/pengamata. Di belakang pos kita akan memasuki jalan setapak berupa anak tangga-anak tangga. Kondisi anak tangganya agak licin karena jarang dilewati pengunjung. melewati hutan perawan Taman Nasional kita akn menyisiri bibir tebing, tapi tenang saja karena dibatasi oleh pagar beton yang di buat menyerupai kayu. Treknya memutar-mutar hingga sampai ke lembah, sepanjang jalan hanya terdengar suaara serangga dan burung-burung.
Kndisi jalur trek
Jembatan kecil menyeberang sungai
Sampai di lembah (sebenarnya masih tinggi karena berada di lereng gunung), kita disambut teriakan monyet-monyet liar yang kabur begitu kami datang. terlihat aliran Sungai Lanjing yang berwarna coklat karena bekas hujan. Kalau airnya tidak coklat pastilah sangat bagus karena di sini disediakan gazebo dan ada jembatan kecil yang melintasi sungai.  

Untuk ke air terjun utama kita harus menyeberang jembatan kecil kemudian naik sediki ke bukit yang ada di seberang. Di ujung lembang yang tersembunyi ini terlihat Coban Trisula. Air terjun ini bertingkat, yang utama berupa satu aliran dengan ketinggian sekitar 10m kemudian jatuh dibebatuan membentuk aliran-aliran kecil, mungkin ini yang menyebabkan namanya jadi Coban Trisula. Dikelilingi tebing dan kolam yang lumayan luas, hanya saja sayangnya banyak sekali sampai yang terbawa aliran sungai. Mungkin karena sungai ini sudah melewati perkampungan di atasnya. Kalau saja bersih dan airnya sedang bagus pastilah tempat ini sangat cocok untuk bersantai.
Coban Trisula
Coban Trisula
Coban Bidadari
Area mana wisata Coban Bidadari ini berada tidak jauh dari Coban Trisula, beberapa raus meter ke arah balik. Wana wisata ini sepertinya baru dibuka. Untuk masuk Rp. 15.000/orang dan parkir motor Rp. 5.000. kalo menurut saya tiket masuknya agak mahal untuk objek wisata yang ditawarkan (biasanya Rp. 5.000). 
Area bersantai di Coban Bidadari
Trek menuju coban
Di lokasi ini menawarkan view pegunungan berupa lembah, hutan pinus dan jalur terkking ke Coban Bidadari. Juga ada area bermain dan flying fox dengan fasilitas penunjang berupa tempat makan, toilet dan musholla. Tadinya kami ingin ke bawah ke lokasi air terjun dengan trek yang panjang tapi pas ditengah jalan terlihat airnya sangat kecil dan banyak pengunjung yang kembali lagi sehingga kamipun ikut balik badan. Untungnya di sini ada warung makan, dan kamipun makan siang dengan menu seadanya.
Area bersantai di Coban Bidadari
Coban Pelangi
Coban Pelangi ini adalah objek wisata yang menjadi salah satu ikonnya wisata di Malang. Bukan hanya karena lokasinya yang gampang ditemukan, berada di pinggir jalan ke tujuan wisata utama yaitu Bromo. Jarak dari gerbang Taman Nasional sekitar 2 km. Jadi dari Coban Trisula kita turun kembali ke arah balik hingga sampai di loket masuk. untuk tiket masuknya Rp. 15.000/orang dan parkir Rp. 5.000 untuk motor. Kawasan ini masuk ke dalam kawasan milik Perhutani bukan Taman Nasional.

Dari parkir kita harus trekking hingga ke air terjun sejauh lebih dari 1km. Tapi gak usah kuatir karena kondisi jalannya bukan naik urun gunung dan masuk-masuk hutan karena jalan setapaknya sangat lebar dan serasa berjalan santai di pedesaan.  Dan buat kalian yang masih malas jalan di sini juga disediakan ojeg gunung yang jalurnya berbeda jika kita jalan kaki. Karena berada di lereng gunung Bromo, sepanjang jalan kita akan di suguhi pemandangan hutan dan suara-suara serangga dan burung-burung. Nanti di jalan kita akan menemukan pertigaan, ke kiri buat pengunjung yang ingin melihat Panorama Coban Pelangi (Rainbow Hill) dan kanan lurus ke arah coban. Di sepanjang jalan juga banyak kita temukan warung-warung buat istirahat atau sekedar memesan kopi dan cemilan. Juga ada Mushola sederhana buat kalian agar tidak ketinggalan sholat.
Suasana sepanjang perjalanan menuju Coban Pelangi
Suasana sepanjang perjalanan menuju Coban Pelangi
Sampai di lembah dimana juga menjadi titik akhir jika kalian naik ojeg, selanjutnya jalannya sudah rata dan tidak jauh dari pangkalan ojeg kita bisa menemukan Coban Pelangi. Aliran Sungai Amprong yang dasar sungainya terjadi patahan atau amblas mungkin akibat pergeseran tanah atau akibat gempa pada jaman dulunya menyebabkan airnya jatuh bebas membentuk Coban Pelangi yang tingginyasekitaran 100-an meter ini sangat cantik. Sesuai dengan namanya, seharusnya jam-jam segini mucul pelangi akibat biasan sinar matahari yang menerpa tampias namun kali ini tidak muncul karena gerimis. 
Coban Pelangi
Coban Pelangi
Sekitar coban, dipenuhi bebatuan sangat licin akibat selalu basah diterpa tampias. Namun hijaunya lumut-lumut dan tanaman air serta hutan disekitarnya, menambah kecantikan dan kealamian coban ini. Karena debitnya yang besar maka di coban ini tidak diperkenankan untuk berenang atau terlalu dekat dengan air terjun ini. Dengan kondisi seperti ini, coban ini sangat cantik jika diambil dari jauh. Di tebing sebelah kanan adalah spot foto yang sangat pas untuk melihat coban ini secara utuh dan sedkiti terlindungi dari tampias yang bisa membasahi lensa/HP.  Dari sini kalian juga bisa foto selfi dengan latar belakang air terjun yang sangat cantik.
Coban Pelangi
Jadi, gak ada alasan bukan buat ke sini, kawasan yang bisa kalian singgahi keika pulang dari Bromo atau sengaja hanya buat ke sini buat bersantai. Jangan lupa tetap jaga kebersihan, jangan buang sampah sembarangan ya..

Baca juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah