Dari Wana Wisata
Coban Rais/Batu Flower Garden kami melanjutkan perjalanan ke Air Terjun
Madakaripura yang terletak di Probolinggo. Masih menggunakan motor, dan membawa
barang-barang kami menuju Probolinggo yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan.
Via jalan raya
Malang-Surabaya, melewati beberapa kota-kota kecil di Jawa Timur seperti
Purwodadi, Purworejo hingga pertigaan Pasuruan dan memasuki jalur Pantura.
Jalan ini adalah urat nadi perekonomian, hal ini terlihat dari ramainya
truk-truk dan bis-bis yang melewati jalur ini. Kondisi cuaca yang panas di
sempurnakan dengan polusi udara dan kondisi merayap di beberapa titik. Meskipun
begitu seringkali membuat saya mengantuk dan tidur-tidur ayam hahahha...
Tinggi air terjun
Madakaripura ini menurut literatur adalah yang kedua tertinggi di Indonesia
atau yang tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat
2 air terjun di sini, debitnya tidak terlalu besar meskipun musim hujan, jika
dibandingkan dengan Curug Sanghyang Taraje, Coban Kabut Pelangi,Coban Kapas
Biru etc. namun berada di depan air terjun ini membuat saya bertanya apa benar air
terjun ini adalah kedua tertinggi di Indonesia? Mungkin para ahli perairterjunan
Indonesia mengkaji ulang hal ini hehehhe.
Di salah satu
papan petunjuk arah kami mengikuti arah ke Madakaripura. Meskipun masih jauh
tapi sudah berasa dekat. Memasuki Lumbang kondisi jalan terus mendaki karena
sudah berada di kaki gunung.tak disangka-sangka, cuaca berubah drastis dan
tiba-tiba hujan. Kami menumpang berteduh di salah satu warung. Di warung inilah
kami berkenalan dengan seorang bapak yang membawa kami ke salah satu penginapan
di sini. Dan bapak ini jugalah yang membawa kami melewati jalan pintas ke
penginapan karena jalan utama tertutup pohon roboh akibat hujan lebat tadi.
|
Berteduh dari hujan yang sangat lebat
|
Setelah hujan
reda, kami di bawa ke salah satu penginapan. Harga penginapan Rp. 200.000
dengan kamar mandi di dalam dan AC dan Rp. 150.000 dengan kamar mandi di luar.
Kami memilih yang kedua karena di sini dingin jadi gak perlu AC dan pengunjungnya
cuman kami bertiga jadi gak masalah menggunakan kamar mandi luar yang ada 2
ini. Hanya saja, pas kami sampai, listrik mati dan ini bertahan hingga esok
hari meskipun kami checkout. Dan lagi, di sini sangat sepi, dan tidak ada rumah
makan, jadi kami makan di ibu penginapan dengan tarip Rp. 18.000 pakai ikan.
Pagi-pagi sekitar
jam 7 kami berangkat menuju Madakaripura yang berjarak sekitar 3km dari
penginapan (loket karcis). Melewati jalan kecil beraspal, memasuki hutan,
terlihat lembah dalam dan pegunungan yang merupakan bagian dari Taman Nasional
Gunung Bromo Tengger-Semeru (TNBTS). Pemandangan yang begitu hijau, langit biru
dan udara yang sangat segar.
Sampai di parkiran,
kami parkir dekat warung milik ibu penginapan. Karena masih pagi belum terlihat
pengunjung dan kami sempatkan dulu sarapan. Dekat warung terdapat tugu dengan
patung Mahapatih Gajahmada yang sedang mengacungkan keris ke arah langit. Dari
nama Gajahmada-lah nama lokasi ini berasal, Madakaripura atau Mada Kari Pura
yang bearti tempat terakhir Gajahmada. Karena di lokasi Air Terjun inilah konon
Mahapatih mendapatkan kesaktiannya dari bertapa sekaligus tempat terakhir
beliau menghabiskan sisa umurnya.
Habis sarapan,
kamipun memulai perjalanan, ditemani oleh guide yang juga saudaranya ibu penginapan.
Untuk guide ini kami harus membayar Rp. 150.000. Tapi buat yang sudah pernah ke
sini atau kalian di temani oleh teman yang sudah pernah mungkin tidak perlu
pakai guide. Hanya saja, dengan guide setidaknya mereka tau
kondisi-kondisi/keadaan alam yang kita tidak ketahuai sehingga mereka tahu do
and don’t jika ke air terjun ini. Harap di catat bahwa perjalanan ini ini
menyelusuri trek yang berada di lembah, antar perbukitan sehingga bisa saja
tanpa kita sadari terjadi banjir bandang.
Oh iya, sebelum
melangkah jauh tentu awalnya kita melewati loket dulu, ongkos masuk di sini
adalah Rp. 10.000/orang.selanjutnya mengikuti jalan setapak berupa jalan
cor-coran, kondisinya sudah bersih dan banyak terdapat taman-taman, jalannya
menyusuri sungai laweyan yang juga merupakan aliran dari Air Terjun
Madakaripura.
|
Memulai trek |
Sampai di sebuah
taman, di sini terdapat patung setengah badan Mahapatih Gajahmada, patung ini
persis berada di tengah taman. Di sini juga terdapat musholla yang berdampingan
dengan Pura.
|
Patung Mahapatih Gajahmada |
Selanjutnya, masih
menyusuri jalan setapak, melewati jembatan besi yang tergantung di sisi tebing
kemudian sampai di dataran yang di sebelah kiri terdapat air terjun, menurut
guide kami air terjun ini namanya Coban Kembar karena ada 2 air terjun di sini
dan merupakan sumber air warga, jadi area di sekitar coban dibiarkan alami dan
tidak diperbolehkan pengunjung bermain di sekitar coban.
|
Trek menuju coban |
Tidak beberapa
jauh dari Coban Kembar, sampailah di sebuah jembatan kecil dan warung yang
kebetulan kosong karena biasanya di buka pas weekend dimana pengunjungnya
ramai. Dari titik ini kita bisa melihat Coban Laweyan, yang menjadi salah satu
Ikon Madakaripura. Meskipun banyak yang menyebutnya Air Terjun Madakaripura
tapi menurut guide kami, nama air terjun ini adalah Coban Lawean. Kalau kalian
tidak mau berbasah-basah silahkan menggunakan jas hujan di sini. Dan dari titik
ini pula kita akan memasuki jalan hutan bukan lagi jalan cor-coran. Tapi gak
usah takut kondisi jalannya tidak terlalu ekstrim, lumayan landai namun tetap
harus berhati-hati karena melewati bebatuan sungai.
|
Coban Kembar |
|
Berfoto dulu sebelum menuju trek Coban |
Untuk sampai ke
bawah Coban Lawean dari jembatan tidak sampai 100m. Untuk ke Madakaripura
pastilah kita melewati lembah sempit yang berada di bawah air terjun Coban
Laweyan. Terbayang gak gimana sensasinya berjalan di bawah air terjun yang airnya
berasal dari bebatuan gunung ini, dingin sekali hahahhaha.
|
Trek melewati air terjun |
Coban Lawean ini
memiliki ketinggian sekitar 100 meter ada kali ya.... air terjunnya jatuh di
sepanjang tebing membentuk tirai air. Air terjun yang paling besar jatuh
menimpa tebing di bawahnya dan setelah itu membentuk air terjun yang lebih
pendek. Kita bisa berfoto-foto di sini hanya saja hati-hati karena bebatuannya
sangat licin dan banyak pacet di hidup di tanaman merambat yang selalu basah.
|
Coban Lawean |
Untuk mendapatkan
foto yang bagus bisa didapat di spot sekitar 50 meter setelah coban ini dan
tampiasnya agak sedikit. Dengan speed lambat kita bisa mendapatkan foto air
terjun yang menyerupai tirai. Dan dari sini juga kita bisa melihat Air Terjun Madakaripura yang berada di bagian ujung dari lembah ini. Meskipun begitu dari
luar sudah terlihat 2 air terjun yang merupakan bagian dari Air Terjun
Madakaripura.
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!