"Tour de Java" Bagian 9: Menikmati Keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
Melanjutkan perjalanan
“Tou de Java”, keluar dari Pulau Madura yang meninggalkan kesan selama 2 hari ini,
kami melanjutkan perjalanan ke spot berikutnya yaitu Gunung Bromo. Gunung ini
terletak di antara 4 kabupaten yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo dan
Lumajang. Kami mengambil jalur Probolinggo karena menginap di desa terdekat
yaitu Cemoro Lawang. Jadi dari Surabaya kami mengambil tol Gempol dengan lama
perjalanan hampir 3 jam.
Keluar tol kita
memasuki jalan yang mendaki, mulai dari landai dan beberapa spot dengan belokan
dan tanjakan-tanjakan tajam. Sempat melewati jalan arah ke Madakaripura yang
dulu sudah kami kunjungi. Kebetulan cuaca sedang berkabut dan sedikit gerimis
dan sempat istirahat di pinggir jalan setelah melewati tanjakan-tanjakan akhirnya
kami sampai di Cemoro Lawang, sebuah dusun yang berada di Desa Ngadisari, Probolinggo.
Masuk di gapura
kawasan wisata ini sudah banyak yang antri dan nyamperin menawarkan jasa sewa
jeep dan penginapan. setelah ngobrol-ngobrol akhirnya deal untuk Jeep Rp.
550.000 dan kamar Rp. 350.000, untuk kamar mahal ya karena dari info di
internet dengan kamar penginapan (bukan hotel) sekitaran Rp. 150.000-Rp.
250.000. Untuk jeep, kita akan di antara ke Seruni Point, Pasir Berbisik, Bukit
Teletubbies dan area Kawah Bromo. Saran saya buat kalian yang ingin menginap di
sini sebaiknya booking duluan jangan lewat makelar.
Udah sore, jam 3,
gak kemana-mana (padahal harusnya bisa ke Seruni Point karena ternyata jaraknya
dekat, cuman belum tahu karena baru pertama kali di sini). Di sini banyak
pedagang yang datang menawarkan perlengkapan buat besok pagi seperti sarung
tangan, scarf dan kupluk yang bisa dibeli paketan dan satuan. Tapi harga di
sini sedikit lebih mahal dibanding diluar. Untuk makan di sini juga lebih
mahal, rata-rata Rp. 25.000 misalnya ayam, rawon dll.
Gunung Bromo
16 Januari 2020, jam 3 pagi kami dijemput
di penginapan dengan jeep (menurut saya terlalu pagi karena ternyata lokasinya Seruni
Point sangat dekat). Dengan menggunakan baju, sweeter dan jacket serta sarung
tangan dan kupluk kamipun berangkat. Catatan nih buat kalian, berdasarkan
pengalaman, jangan lupa ke toilet duluan ya karena ribet banget di atas sana
hahahaha, mana sekali ke toilet bayarnya Rp. 5.000!.
Gak sampai 10 menit
jeep sampai di parkiran yang banyak berbaris warung-warung semi permanen. Untuk
selanjutnya kita trekking. Di sini sudah banyak yang menawarkan kuda untuk di
sewa, dan akan mengikuti kita sepanjang perjalanan mencari kesempatan kali aja
ada yang gak kuat mendaki hehehe. Trekking ini sekitar 15 menit ke Seruni
Point, lokasi untuk melihat matahari terbit/sunrise, hanya saja karena menanjak
dan oksigen agak tipis jadi kita cepat berasa lelah. Dari jalan tanah, jalan
terakhir buat kuda juga, selanjutnya kita menaiki anak tangga-anak tangga yang
lebar dan kokoh.
Seruni Point (Pananjakan 2)
Karena datangnya
kecepatan, sementara matahari terbit sekitar jam 5.15, jadi kita di lokasi ini
agak lama, karena pemandangan gelap jadi gak ada yang bisa dilihat, palingan
kelap-kelip lampu desa Cemoro Lawang dan siluet pegunungan Bromo. Kesempatan
ini kami gunakan mencari lokasi-lokasi yang bagus untuk mengambil foto. Oh iya,
Seruni Point ini adalah lokasi baru untuk menikmati sunrise setelah Pananjakan
1, lokasinya lebih dekat dan lebih rendah sementara Pananjakan 1 lebih tinggi
dan view yang didapat lebih luas. Keuntungannya kalau kalian tidak menggunakan
jeep dari Cemoro Lawang bisa jalan kaki ke Seruni Point, ke Pasir Berbisik dan
lanjut ke Kawah.
Ok.... kembali ke
sunrise ini ya. Dak/shelter untuk menyaksikan sunrise ini ada 2 tingkat dan
terdapat semacam gapura yang mirip pintu masuk ke candi. Di sini ada 1 toilet
sekali masuk Rp. 5.000. nah masuk waktu Subuh agak bingung juga buat sholat di
sini, gak mungkin balik ke parkiran, akhirnya sholat di warung dekat toilet,
dan sewa sajadah Rp. 10.000 (kapitalis banget ya hahahaha).
Lewat jam 5 sang
fajar mulai memperlihatkan cahayanya dan berlahan-lahan matahari keluar dari
peraduannya. Sunrise-nya muncul bukan dari arah Bromo tapi dibelakang Cemoro
Lawang. Dan bersama dengan puluhan pengunjung lainnya menikmati dan
mengabadikan momen ini ... :love. Seiringnya datang cahaya, tersibaklah
keindahan panorama Bromo ini. 360 derajat dikelilingi keindahantiada tara. One of
the best view in Indonesia pokoknya, dan gak salah menjadi salah satu tujuan
wisata utama di Indonesia. Makanya gak heran banyak bule-bule yang ikut
menikmati keindahan ini.
Sunrise @Seruni Point |
Naik ke lantai atas,
kita bisa melihat dengan jelas Gunung Bromo dengan kawahnya yang terkadang
mengeluarkan asap, Gunung Batok di depannya dan Gunung Semeru di kejauhan. Di bawah
terlihat hamparan putih lautan pasir dansesekali terlihat kendaraan jeep lalu
lalang, lautan pasir ini masih dibentengi lagi ooleh tebing-tebing dan salah
satunya tempat kami berdiri ini.
Menikmati cahaya pagi |
Mengagumi indahnya ciptaan Tuhan |
View Gunung Batok, GunungBromo dan Gunung Semeru |
View Gunung Batok, GunungBromo dan Gunung Semeru |
Kembali menaiki Jeep
kami melanjutkan perjalanan memasuki gerbang Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS), di loket kami membayar tiket masuk Rp. 12.500/orang. Memasuki kawasan
ini diperbolehkan menggunakan motor namun tidak boleh mobil pribadi. Dari loket
ini tidak berapa jauh ke Pasir Berbisik.
Sampai di Pasir
Berbisik kita jalan memutar mengitari gunung, melewati padang savana. Buat kalian
yang bawa motor harap berhati-hati karena jeep-jeep ini jalannya ngebut dan
jalan-jalan di savananya sempit-sempit. Juga buat kalian yang suka naik di atas
atap jeep juga harus hati-hati karena jeep yang kami tumpangi hampir saja
terbalik (bikin jantung mau copot!), gak kebayang kalau kami duduk di atap nya
pasti terpelanting!. Satu lagi, jangan lupa pakai masker karena banyak debu
yang bertebangan.
Menuju ke Bukit
Teletubbies ini lumayan jauh ternyata, jadi gak bisa jalan kaki dari gerbang
TNBTS!. Sampai di area parkir sudah banyak terlihat mobil-mobil jeep
berderet-deret. Di sini ternyata ada warung dan toilet juga!.
Berbeda dengan area
lainnya, Bukit Teletubbies ini menyuguhkan pemandangan savana hijau, dengan bukit-bukit
kecil yang mirip film anak-anak di TV itu!. Dibatasi oleh pegunungan dengan tebing-tebing
hijau bak dilapisi permadani. Di sini kita bisa berfoto dari sudut manapun akan
terlihat cantik. Kalau mau lebih cantik kalian bisa sewa kuda hanya untuk
mengambil foto, tapi saya gak tahu ya sewanya berapa hehehe.
View di Bukit Teletubbies |
View di Bukit Teletubbies |
Pasir Berbisik
Pasir Berbisik ini
patilah kita lewati kalau mau ke Bukit Teletubbies atau ke Kawah karena lautan
pasir ini mengelilingi sebagian besar area
puncak Bromo ini. Ada batas-batas yang tidak boleh dilewati pengunjung dan
kendaraan yang biasaya dibatasi oleh patok-patok. Di sini juga shooting film
dengan judul yang sama ‘Pasir Berbisik’ yang dibintangi oleh mbak Dian Sasro
:D.
Lautan pasir |
Di area ini jeep
kami berhenti sebentar untuk mengambil foto dengan latar Gunung Batok. Biasanya
para pengunjung berfoto di atas jeep dan jeep-jeep ini sudah didesign agar
penumpang bisa naik ke atas atapnya.
Kawah Gunung Bromo
Nah, kegiatan mndaki
ke kawah Gunung Bromo ini adalah klimaks dari tour Bromo jadi kalian harus melalui
ini. Mendaki ke kawah ini pastilah hal yang mudah ya, butuh kekuatan fisik dan
mental kecuali kalian anak Sultan, bisa sewa kuda naik dan turun, tapi tetap
saja akan menaiki ratusan anak tangga hingga sampai di puncak.
Dari parkiran jeep,
masih di area lautan pasir, dari sini kita harus jalan kaki alias trekking
sekitar 3km. Di sini kalian sudah bisa lepas jaket kok, karena dijamin akan
keringatan hahaha. Perjalanan ini mengarungi lautan pasir dan kita akan
melewati Pura Luhur Poten yang ditutup buat pengunjung, harus kita hormati ya
karena ini tempat ibadah bukan buat wisata. Dan juga melewati Gunung Batok
pastinya ya, jangan lupa berfoto dengan latar gunung kecil ini.
Setelah melewati
lautan pasir selanjutnya kita akan mendaki mengikuti jalur setapak hingga
sampai di parkiran kuda. Karena area ini dibatasi oleh tebing jadi harap
berhati-hati apalagi pas foto-foto selfie karena berfoto dipinggir tebing
dengan latar pegunungan di sini sangat menggoda.
Dari tempat
kuda-kuda ini selanjutnya kita akan menaiki anak tangga-anak tangga yang
jumlahnya ratusan. Harap disiplin ketika menaiki anak tangga ini, jalur naik
turunnya sudah di pisah supaya jangan tubrukan, dan saya harus berteriak kepada
pengunjung lain pas jalur naik dipakai buat turun... !. Treknya lumayan curam,
tapi jangan malu buat istirahat, gak apa-apa karna banyak yang begitu.. ha!.
Kuda di jalur trek |
Berfoto dengan latar Gunung Batok |
Buat yang antimainstream |
Jam 9 kamipun turun,
meskipun sudah menjelang siang masih banyak pengunjung yang berdatangan
terutama dengan bis-bis pariwista. Terbayar sudah lelah mengelilingi kawasan
Bromo ini dengan pemandangan yang sulit dicari duanya!.
Silahkan baca link
terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!