Tuban
Kota Tuban ini
berbatasan langsung dengan Rembang yang juga bearti diperbatasan Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Kota ini kita lewati hanya jika menyusuri Jalur Pantai Utara
(Pantura) bukan melewati jalan tol ke Surabaya.
Kami hanya mampir di
kota ini setelah dari Lasem menuju Surabaya, kebetulan elewati, jadi kami
mampir di Kelenteng Kwan Sing Bio, menikmati kuliner khas Tuban yaitu Rajungan
Kare (buat yang ga tau, rajungan itu sejenis kepiting). Yang banyak lagi,
sepanjang jalan di Tuban ini banyak banget kita temui buah Lontar yang
pohon-pohonnya banyak berderet di sepanjang jalan. Buah Lontar ini rasanya
mirip buah nipah/kolang-kaling hanya saja lebih besar dan sadapannya bisa buat dijadikan
gula, gula semut dan gula merah.
Kelenteng Kwan Sing Bio
Info mengenai
kelenteng ini kami dapat dari salah seorang tamu tempat kami menginap di Lasem
bahwa ada kelenteng yang berada di pinggir jalan dan menghadap pantai utara. Jadi
setelah dari Pasujudan Sunan Bonang (sehabis Jumatan) kami mengarahkan Maps ke
kelenteng ini meskipun ternyata tidak perlu karena berada di Pantura.
Sampai di lokasi,
ternyata di luar tebakan saya, kelentengnya bukan di pinggir laut tapi berada
di seberang jalan walaupun jarak pantainya sangat dekat hahahha. Memasuki kompleks
kelenteng ini kami cuman lapor ke satpam, hanya bilang kami mau jalan-jalan. Kemudian
masuk area parkir di halaman samping yang ternyata sangat luas (konon luas
kompleks ini 4 hektar).
Dari parkiran ini
kita disambut oleh patung raksasa Dewa Kwan Kong, Dewa Plindung/Dewa Perang
yang di yakini oleh umat Budha, Tao dan Kongucu. Patung ini mempunyai
ketinggian 30 meter, yang terbesar se Asia Tenggara, dan kelenteng ini
satu-satunya yang menghadap ke pantai yang diresmikan tahun 2017 lalu. Buat kalian
yang muslim di salah satu sudut parkir di sini, disediakan musholla lengkap
dengan tempat wudhu dan toilet. oh iya, masuk ke sini gratis ya tanpa dipungut
bayaran. Oh iya, kelenteng ini sebenarnya sudah berdiri tahun 1773 dan yang
kita lihat sekarang sebagian besar adalah tambahan.
|
Patung Dewa Kwan Kong setinggi 30m |
Berjalan ke sebelah
kanan patung kita akan menemukan taman Patung Naga dan Macan, patung ini adalah
patung naga dan macan yang berbahagia, dilihat dari wajahnya yang seperti
tertawa. Mulut kedua patung yang terbuka ini juga menjadi gerbang masuk/lorong
goa. Di antara patung ini ada jembatan merah kecil (Blessedness Bridge) yang dibawahnya
ada kolam dan ikan-ikan.
|
Taman Naga dan Macan |
|
Blessedness Bridge |
Lanjut ke sebelah
kiri, berbatasan dengan pagar kompleks kelenteng terdapat Taman Panda. Di sini
kita bisa menemukan patung-patung Panda yang menjadi karakter utama dalam film
Kung Fu Panda. Patung-patungnya dibuat dalam berbagai pose kungfu. Di sini juga
bisa dijadikan tempat istirahat karena banyak pepohonan dan gazebo. Jga terdapat
jembatan-jembatan buat kalian yang hobby foto selfie.
|
Taman Panda |
Selanjutnya memasuki
bagian utama kompleks Kelenteng, kita melewati pintu pintu Barat. Begitu memasuki
pintu ini kita akan merasa berada di film-film Mandarin. Berada di halaman yang
sangat luas, di sisi kanan, mendominasi bangunan di sini, adalah sebuah gedung besar
yang dipakai untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan.Bangunan bertingkat ini menghadap ke Pantai
Utara.
|
Bangunanan besar bak Iistana raja |
|
Bangunanan besar bak Iistana raja |
|
Bangunanan besar bak Iistana raja |
Di bagian tengah,
yang menjadi pusat perhatian adalah semacam gazebo, mirip tempat istirahat
raja-raja. Bangunan ini dikelilingi oleh kolam yang berisi banyak ikan
warna-warni. Di sekitar gazebo ini juga dilengkapi dengan pintu gerbang,
jembatan dan patung 2 ekor naga.
|
Gazebo di bagian tengah |
|
Gazebo di bagian tengah |
Yang menarik lagi,
di sini terdapat tempat makan/kantin yang menyediakan makanan gratis buat
kalangan tidak mampu/umum atau buat kalian yang sedang dalam perjalanan (tapi
saya kurang tahu apakah hidangannya bisa juga buat muslim apa tidak, silahkan
ditanya ya...).
|
Kantin dengan hidangan gratis |
Menuju jalan keluar
kita akan melewati lorong besar. Di dinding lorong ini kita bisa melihat peta
Indonesia dan China. Nah di sisi kanan terdapat pintu untuk menuju tempat
ibadah jadi yang boleh masuk hanya buat yang beribadah aja. Kita harus
menghormati area khusus ini jangan sampai para pengunjung mengganggu orang yang
sedang beribadah.
Puas berkeliling
kompleks kelenteng ini kemudian kami melanjutkan perjalanan. Tapi sebelumnya,
kami mampir di sebuah rumah makan untuk makan siang. Menikmati hidangan khas
Tuban yaitu Rajungan dengan bumbu kare. Menu yang satu ini baru pertama kali
saya nikmati, sumpah ini enak banget hahahaha. Untuk satu porsi rajungan ini
cukup mengeluarkan duit Rp. 100.000, gak terlalu mahal bukan?.
|
Rajungan kuah kare |
Silahkan baca link
terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!