"Tour de Java" Bagian 7: Island Hopping Gili Genting dan Gili Labak


Senen, 13 Januari 2020
Hari ini waktunya untuk island hopping yaitu mengunjungi Gili Genting dan Gili Labak serta snorkeling. Untuk paket ini, berdua, kami mendapat harga Rp. 2.300.000 all in, kapal PP dan island hopping, peralatan snorkeling, penginapan di Gili Labak, tiket wisata dan makan 4x (B,L,D,B). Kami berangkat melalui Pelabuhan Tanjung yang lokasinya lebih dekat ke Gili Genting sehingga jalur wisata kami yaitu Pelabuhan Tanjung-Gili Genting-Gili Labak-Pelabuhan Tanjung. Sebenarnya ada lagi pelabuhan yang umum digunakan yaitu Pelabuhan Kalianget. Pelabuhan ini biasa digunakan buat yang hanya ke Gili Labak.
Pelabuhan Tanjung di pagi hari
Dari penginapan kami berangkat (langsung check out) sekitar jam 5.30. Untuk ke Pelabuhan Tanjung dari jalan raya berjarak sekitar 7km.  Sampai di pelabuhan hampir jam 6 pagi, tapi sudah ramai banget karena ada pasar. Kami parkir di salah satu tempat parkir yang disediakan, sehari tarif parkir mobil Rp. 20.000, jadi kami bayar Rp. 40.000. kemudian ketemu mas Koer, guide kami selama 2 hari ini. Air laut sedang surut, dan kapal-kapal nelayan sudah banyak yang pulau dari melaut. Dan kaal yang dipakai buat kami ternyata besar, bisa memuat lebih dari 10 orang.

Gili Genting
Perjalanan ke Gili Genting ini tidak terlalu lama, sekitar 40 menit itupun pakai perahu mesin, coba kalau pakai speedboat pasti lebih cepat, palingan 15 menit hahaha. Beda dengan Gili Labak, Gili Genting adalah kecamatan sendiri yang terdiri dari 4 desa. Penduduknya banyak yang merantau untuk berwiraswasta dan sekolah/pesantren. Selain menyewa kapal sendiri, di sini juga ada kapal yang melayani penumpang umum yang bolak balik menuju dan balik ke Pelabuhan Tanjung.

Ombak yang kami lewati tidak terlalu besar namun juga gak tenang, kadang-kadang besar. Buat kalian yang suka mabok laut jangan lupa minum obat sebelum naik kapal ya supaya perjalanannya menyenangkan (kayak iklan ya hehehe). Sampai di pelabuhan kecil, begitu ke pantai kta sudah sampai di Pantai Sembilan, salah satu pantai yang terkenal di pulau ini. Biasanya kalau liburan, pantai ini menjadi tujuan utama karena tidak begitu jauh dari pelabuhan. Ada lagi pantai Kahuripan yang katanya juga bagus namun kami tidak ke sana karena berada di sisi lain pulau ini. 

Begitu menginjakkan kaki di pantai kami di sambut sapaan ramah ibu-ibu yang sedang membersihkan pantai sekitaran warungnya. Laut sedang surut sehingga koral-koral dan batu karang terlihat jelas. Kalau laut pasang, koral-koral ini bisa kita nikmati sambil snorkeling. Pantainya berpasir putih, masih terlihat basah oleh ombak semalam. Di sepanjang pantai ini berjejer rapi warung-warung kayu dilengkapi gazebo-gazebo untuk beristirahat tapa dipungut bayaran. Di ujung pantai terdapat beberapa cottage-cottage untuk menginap yang tidak begitu jauh dari bibir pantai.  
Pantai Sembilan
Pantai Sembilan
Di pantai ini kami tidak berenang, hanya mengambil foto-foto coral-coral yang beraneka warna yang terlihat dipermukaan laut. Pasang sedang surut dengan ombak-ombak kecil namun buat kalian yang mau berenang sebaiknya menggunakan life jacket yang di sewakan di sini.
Salah satu sudut Pantai Sembilan
Koral-koral yang terlihat ketika pasang surut
Di salah satu warung, kami sarapan dengan ikan tongkol goreng yang terasa fresh serta sambal yang sangat enak. Yang lucunya, kami disediakan sayur, yang ternyata mie instant kuah ... dan untuk 3x makan selanjutnya selalu disediakan sayur mie hahahhaaha. Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan ke Gili Labak. Di pelabuhan kami melihat rombongan anak-anak sekolah yang liburan ke pantai ini.

Gili Labak
Dari Gili Genting ke Gili Labak dalam kondisi bagus bisa dicapai dalam waktu 1,5jam. Kebetulan saat kami ke sana cuaca bagus dengan sedikit ombak. Karena tidak ada yang dilihat, kegiatan yang enak dikerjakan yaitu tidur hehehe. Mendekati pulau, saatnya bangun dan bersiap mendarat. Mendekati pulau, terlihat pulau kecil bergaris pantai dengan pasir putih dan air laut biru bening. Akhirnya.... setelah menunggu sekian lama bisa mengunjungi pulau ini.

Kapal kami mendarat sekitar 50m  dari pantai (bukan di dermaga) kemudian turun kelaut dangkal dan berjalan ke pantai. Menyusuri pantai kemudian berjalan ke perkampungan yang berada di tengah pulau. Kampung yang dihuni oleh 37 KK. Dengan luas sekita 4Ha (40.000 m2) atau kalau persegi empat kira-kira 200m x 200m. Dengan luas ini, hanya terdapat sedikit pohon kelapa dan kebun jagung. Makanan pokok semua didatangkan dari luar pulau dan jangan harap bisa pesta buah-buahan dan sayuran di sini hahahaha (ingat sayurnya adalah sayur mie). 

Sampai di penginapan yang sudah di booking buat kami berdua. Penginapan ini berupa rumah dengan satu kamar dan ruang tamu, untuk kamar mandinya berada di luar yang terdiri dari beberapa kamar mandi yang diperuntukkan juga buat pengunjung pulau. Perlu diingat bahwa listrik di sini nyala jam 6 sore-jam 6 pagi, jadi jangan harap ada AC dan lumayan banyak nyamuk, dan perlu dicatat bahwa air disini adalah air payau yang cenderung asin jadi kalau kalian mandi akan berasa nempel hahahha.

Setelah istirahat sebentar, kemudian menuju salah satu sudut pulau ini dimana terdapat 1 warung makan tempat kami makan selama menginap di sini. Guide dan bapak yang bawa kapalnya juga nginap di sini. Makan siangnya ikan bakar dan sayur mie of course. Makan siang di pinggir pantai berpasir putih, dengan angin sepoi-sepoi adalah kombinasi yang sempurna!!!. Abis makan rencananya snorkeling tapi arus lumayan kencang di dermaga tempat lokasi snorkeling, guide kami menawarkan ke sisi pulau yang berlawanan tapi ternyata bermalas-malasan di pinggir pantai lebih menggoda. Akhirnya sampai sore hanya bermain dipantai dan hammock-an. Karena pulaunya kecil, dan pantai yang bisa dinikmati sekitar ¾ nya jadi tidak butuh waktu lama untuk berkeliling. Dermaga adalah spot favorit selain pantai pasir putihnya.
Bersantai menghabiskan waktu
Gili Labak dengan pasir putihnya
Landmark Gili Labak
Berfoto di dermaga
Sunset di Gili Labak
Selasa, 14 Januari 2020
Pagi-pagi berjalan ke pantai buat menikmati sunset tapi apa daya tertutup awan jadinya hanya berkeliling pantai. Rencana jam 11 siang kembali ke Tanjung jadi selama menunggu waktu hanya bermain di pantai yang serasa milik pribadi karena tidak ada pengunjung lain selama 2 hari ini.
Gili Labak dengan pasir putihnya
Gili Labak dengan pasir putihnya
Sekitar jam 11 kami sudah berkemas dan bersiap naik perahu. Tapi karena arus sudah mulai tenang dan sayang sekali gak snorkeling akhirnya yang tadinya udah rapih, kamipun nyebur ke laut. Spot snorkeling favorit di sini adalah dekat dermaga, ikannya lumayan banyak dan coral-coralnya relatif lebih terjaga karena spot snorkelingnya mempunyai kedalaman 4-6m. Batas area snorkeling ditandai dengan tali tambang, karena lewat batas ini langsung laut dalam. 
Under water view
Setelah puas snorkeling selanjutnya bermain air (jadi lupa pulang deh...) di sekitar dermaga. Berenang di area yang dangkal berombak kecil agak mirip dengan pantai  Pulau Kelapa, Lampung. Puas bermain air, saatnya kembali ... Sampai di Pelabuhan Tanjung sekitar jam 14.00, dan selanjutnya mandi sepuasnya karena 2 hari tidak bertemu air tawar hehehehe.  Sekitar jam 14.30 kami meninggalkan Sumenep menuju Ketapang..... sungguh pengalaman yang sangat berkesan.
Bermain sehabis snorkeling
Bermain sehabis snorkeling
Bermain sehabis snorkeling
Silahkan baca link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah