Jelajah Jogja-Karanganyar-Magetan Bagian 2: Teras Kaca Pantai Nguluran


Gunung Kidul, kalo mendengar kata-kata ini yang terlintas di benak kita adalah daerah Jogjakarta yang sangat kering dan tandus. Ya, memang begitulah kondisi alam Gunung Kidul yang sebagian besar berupa bebatuan yang seolah-olah berupa karang-karang yang terangkat. Di daerah ini perkebunan jati dan sengon mendominasi sehingga dalam keadaan kemarau sekarang terlihat meranggas. Kondisi kering ini terhat eksotik bak di savana. Bukan hanya itu, Gunung Kidul terdapat banyak pantai eksotik hingga ke Pacitan. Menghadap ke Pantai Selatan, di sini umumnya pantainya beromba besar, berkarang dan tebing terjal, di sinilah yang menjadi salah satu daya tarik pantai-pantai di Gunung Kidul.

2x saya berkunjung ke Gunung Kidul, dan sudah mengunjungi banyak pantai seperti Pantai Timang, Pantai Jogan, Pantai Pok Tunggal, Pantai Indrayanti, Pantai Wedi Ombo, dll. Kali ini saya mengunjungi Teras Kaca di Pantai Nguluran, Pantai Buron dan Pantai Gesing yang masih berdekatan.

Teras Kaca Pantai Nguluran
Lokasi pantai ini berjarak sekitar 40km dari Malioboro, kalau naik motor ditempuh lebih dari 1 jam.  Kami bertiga, saya, Revan dan Mang Ujang berangkat dari Malioboro sekitar jam 9 pagi dengan mengandalkan Google Maps.
Memasuki daerah Gunung Kidul, kondisi jalan beraspal lumayan mulus, naik turun bukit dan berkelok-kelok. Melewati hutan-hutan jati dan sengon yang terlihat tumbuh “menumpang” di atas bebatuan kapur, kering karena sudah musim kemarau. Jalanan yang lumayan sepi (hari kerja) membuat kami sedikt ngantuk dan mebuat jalan motor sedikit ‘ngawur’ tapi Alhamdulillah sampai di Pantai Nguluran dengan selamat. Oh iya, memasuki kawasan wisata ini kita membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000/orang, tidak ada loket cuman petugas dengan meja yang ada di pinggir jalan. Kondisi jalan menuju pantai bisa dibilang lumayan bagus beda dengan jalan masuk menuju Pantai Timang yang offroad. Sebelum ke Pantai Nguluran nanti ada pertigaan, lurus menuju Pantai Buron dan Pantai Gesing yang berdampingan, sementara ke kanan ke Pantai Nguluran.

Sampai di parkiran motor yang lumayan ramai meskipun bukan hari libur. Setelah parkir kami mampir di salah satu warung di antara banyak deretan warung di sini  untuk sarapan pagi. Terlihat area ini masih banyak warga yang bekerja untuk mempercantik pantai ini. dan terlihat jelas bahwa objek wisata ini di kelola atas swasembada masyarakat/desa.
Loket yang masih dalam pembangunan
Setelah sarapan kami menuju loket masuk dengan membayar Rp. 5.000/orang. Kira-kira 25m ada lagi loket yang menawarkan aneka spot selfie. Harap maklum karena pantai ini terkenal bukan karena pantai nya namun karena spot selfie nya terutama Teras Kaca. Kesepakatan bertiga, kami memilih Jogja Swing yang tergolong baru dengan tarif Rp. 50.000/orang dengan 4x ayunan ke depan dan 4x ayunan ke belakang dan berfoto di Teras Kaca dengan tarif Rp. 30.000/orang per 2 menit (dengan total 6 menit untuk kelompok kami). Setelah membayar, kami di kasih no antrian, untuk Jogja Swing di antrian no. 1 dan teras Kaca no. 37. Sebenarnya masih ada beberapa permainan lagi seperti spot selfie di kapal, ‘flying fox’ (sepertinya cuman berfoto di tali), dan sisanya saya lupa karena cuman tertarik dengan Jogja Swing dan Teras Kaca.

Meskipun namanya pantai, namun di sini tidak berupa pantai pada umumnya. Lokasi ini berada di pinggir tebing dengan ketinggian sekitar 20-30m. Tidak ada akses turun ke bawah, hanya terlihat ombak pantai selatan memecah di batu-batu karang. Dengan kondisi ini, spot-spot foto berada di bibir tebing.
Tempat menunggu antrian
Karena mendapatkan nomor antrian panjang untuk Teras Kaca, kami mencoba atraksi Jogja Swing terlebih dahulu. Ayunan ini terbuat dari tiang besi berupa gawangan dan berada di bibir tebing. Di sediakan tempat duduk yang hanya untuk satu penumpang, hanya saja pantat kita tidak  duduk pas di dudukannya tapi bergeser ke belakang yang sedikit dan beban kita akan di topang oleh tali. Sementara itu badan kita juga dilengkapi dengan body harness dan dikaitkan ke tali utama. Untuk mengayunkan ayunan bukan di dorong namun di tarik dan dilepas menggunakan tali, dan ini lebih aman bagi petugas yang mengayun. Masih ingat kan ada yang meninggal masuk jurang karena salah sewaktu mengayun di Bali?
Spot Jogja Swing, Teras Kaca dan Boat
Satu grup boleh masuk ke arena swing yang di pagar sementara pengunjung lain menunggu giliran di luar pagar. Giliran pertama yaitu Mang Ujang, kedua saya dan ketiga Revan. Melihat Mang Ujang berayun dan berteriak membuat penasaran. Sampai di giliran saya, ternyata memang sereeem dan mau gak mau harus berteriak hahahhaa. 4x ayunan menghadap ke penonton dan sepertinya diayunan terakhir saya merasa di lempar ke tengah laut dan jantung sudah tidak tahu ada di mana hahahha. selesai 4 ayunan kemudian pindah posisi menghadap ke laut dengan  4 ayunan juga. Dan ini tidak kalah serem karena menghadap ke laut hahaha. Di ayunan terakhir, kecepatan melambat dan diganti giliran berikutnya. Dan sumpah ini adalah petualangan kedua di ayun dan gak kalah seram dibandingkan dengan di Clarke Quay Singapore.
Mang Ujang giliran pertama
Main ayunan karna masa kecil kurang bahagia :p
Main ayunan karna masa kecil kurang bahagia :p
Main ayunan karna masa kecil kurang bahagia :p
Selanjutnya ke Teras Kaca, karena giliran kami sudah lewat jadi gak perlu antri lagi. Spot ini adalah ikonnya Pantai Nguluran, jadi kalau libur panjang/weekend bisa lebih dari sejam antrinya hanya untuk berfoto 2 menit. Spot ini adalah berupa dak yang terbuat dari kaca tebal dan di pasang menggantung di pinggir tebing jadi dari kaca kita bisa melihat ombak menghempas ke tebing. Karena bertiga kami mendapat jatah waktu 6 menit. Dimulai dari befoto sendiri-sendiri dan terakhir bertiga di bantu oleh penjaganya, yang kalau boleh dibilang adalah Time Keeper hahahha. Sesi foto ini berakhir karena waktunya sudah habis dan petugasnya beberapa kali memberi tahu bahwa waktunya sudah selesai.
Me & Teras Kaca
Revan, Mang Ujang & Teras Kaca
Makin siang makin ramai pengunjung dan makin banyak yang antri dengan wajah-wajah bosan dan tidak sabar. Selanjutnya kami menuju Pantai Gesing yang cukup dekat dari pantai ini, bermain di pantai dan sekalian makan siang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah