Jelajah Jogja-Karanganyar-Magetan Bagian 4: Gumuk Pasir Parangkusumo dan Sunset Bukit Watu Gupit

Meninggalkan Pantai Gesing, kami melanjutkan trip ke arah Pantai Parangtritis, bukan untuk ke pantainya tapi ke Gumuk Pasirmenikmati sunset di  Parangkusumo dan selanjutnya menikmati sunset di Bukit Watu Gupit masih di sekitaran Pantai Parangtritis.
Gumuk Pasir Parangkusumo
Dari Pantai gesing ke gumuk pasir (sand dunes) ini berjarak sekitar 30km, lumayan jauh dan menempuh perjalanan hampir 1 jam menyusuri jalur pantai selatan. Jadi tidak melewati jalur berangkat ketika ke Pantai Nguluran. Ikutin petunjuk arah yang banyak terdapat di jalan raya dan persimpangan. Kondisi jalan sangat bagus karena merupakan jalan utama.
Sebelum memasuki jalur pantai, di turunan nanti ada petunjuk arah ke kiri ke Watu Gupit ((untuk melihat sunset) dan lurus ke arah pantai. Memasuki kawasan Pantai Parangtritis nanti ada jalan ke kiri ke arah pantai dan bertemu lagi jalan desa sejajar dengan pantai. Atau kalau kebingungan bisa bertanya ke penduduk lokal. Kira-kira beberapa ratus meter di sebelah kanan nanti kita akan bertemu Gumuk Pasir ini, kawasan gumuk pasir ini berbatasan langsung dengan jalan.
Tersedia parkiran motor di sini dengan tarif Rp. 3.000. Di lokasi parkiran terdapat spot-spot selfie, semacam taman dengan berbagai jenis bunga dan dari sini kita bisa berjalan sekitar 100-200m ke Pantai Parangtritis. Karena kecapean kami istirahat sebentar di dekat warung yang tidak jauh dari parkiran. Di sini lumayan ramai pengunjung beristirahat karena berada di bawah rimbunan pepohonan dan juga tersedia beberapa toilet.
Menuju ke gumuk pasir dari warung ini hanya tinggal menyeberang jalan. Di pinggir jalan ada yang menawarkan penyewaan alat ‘sandboard’/selancar pasir. Hanya saja sewa alatnya Rp. 125.000, karena jewa misqueeen kami memberontak, jadi tidak jadi menyewa alat ini. padahal sudah pengen bergaya kayak iklan rokok yang sutingnya di sini hehehe.
Gumuk Pasir Parangkusumo
Gumuk Pasir Parangkusumo
Sebenarnya gumuk pasir ini luasnya sekitar 2km2 hingga Pantai Depok, namun biasanya pengunjung hanya singgah di sini. Kalau kalian mau berpetualang juga disiapkan jeep untuk berkelliling. Di sini juga dipakai untuk kegiatan manasik haji, mungkin buat mengkondisikan calon jemaah haji dengan suasana di padang pasir sana. Sore ini pengunjung tidak terlalu banyak, mungkin karena weekday.
Sampai di landmark Gumuk Pasir, berupa tulisan berwarna kuning, Revan dan Mang Ujang asik mengambil foto sementara saya ke arah bukit tempat biasanya pengunjung ber-selancar. Bukit ini tidak terlalu tinggi dan berkontur sehingga cocok untuk berselancar. Di bagian bawah terdapat tanaman dengan sedikit pasir, pasir tipis yang terbawa angin. Sementara itu di kejauhan terdapat bukit-bukit pasir dengan beberapa jeep.
Bermain di gumuk pasir
Tdak ada spare waktu untuk menjelajah gumuk pasir ini keseluruhan. Sama seperti pengunjung umumnya, kami cuman menghabiskan waktu di area sini saja. Buat kalian yang mau ke sini, bisa merasakan sensasi berada di gurun pasir, hanya saja banyak sekali sampah di sekitar sini. Selain kurangnya kesadaran pengunjung yang mebuang sampah sembarangan, juga tidak adanya tong sampah dan petugas yang membersihkan area ini.
Lokasi selancar pasir
Semakin sore, kami melanjutkan ke spot terakhir yaitu Bukit Watu Gupit untuk menyaksikan sunset.
Sunset @Bukit Watu Gupit
Buat kalian yang bosan melihat sunset di pantai terutama di Parangtritis maka Bukit Watu Gampit ini bisa menjadi pilihan. Dari Gumuk Parangkusumo hanya berjarak sekitar 2km. Kalau kalian berada di Parangtritis coba lihat ke bukit sebelah kiri yang terlihat terjal dan berwarna coklat, itulah Bukit Watu Gampit ini.
Buat kalian yang membawa kendaraan harap diperhatikan kondisi kendaraannya terutama mobil karena beberapa ratus meter ke parkiran jalannya cukup terjal dan kecil. Ketika kami sampai diparkiran motor ternyata sudah sangat banyak pengunjung yang datang ini terlihat dari rapatnya motor di parkiran.
Kondisi jalan menuju Watu Gupit
Meski spot ini dikelola oleh warga, tidak ada tiket masuk hanya parkiran Rp. 2.000 yang dibayar ketika keluar dari parkiran. Banyak pedagang makanan dan minuman, baik di warung dan di kaki lima menjual aneka makanan seperti sosis bakar, baso, etc. di sini juga ada toilet dan Musholla yang terlihat baru di bangun, jadi bisa sholat di sini buat pengunjung yang Muslim.
Menuju ke sunset point kita akan melewati anak tangga-anak tangga yang terdapat cafe lokal yang tempat duduknya berada di pinggir-pinggir bukit/tebing. Dari sini pengunjung bisa menikmati sunset sambil bersantai. Sampai di atas bukit, sudah banyak pengunjung yang berada di posisi masing-masing, berpasangan ataupun grup-grup pertemanan. Tidak terlihat yang membawa anak-anak dan orang tua (tidak disarankan).
Tempat nongkrong sambal menikmati sunset
Tempat nongkrong sambal menikmati sunset
Spot ini tanahnya sudah di paving block, nah kenapa begitu? Karena lokasi ini sebenarnya buat paralayang seperti di Puncak, namun gak tau kenapa sekarang tidak digunakan lagi (apa cuman dipakai pada saat-saat tertentu?). Karenanya, di ujung tebing tidak terdapat pagar pengaman, yang ini sangat riskan sekali terjadi kecelakaan fatal. Seperti yang terlihat dari pantai, lokasi ini sangat terjal hanya kita tidak menyadarinya kalau di atas.
Asalkan hati-hati dan tidak bercanda keterlaluan di lokasi ini, Insya Allah akan aman. Selamat menikmati sunset bersama orang-orang tercinta, teman dan keluarga, atau solo traveller?

Baca juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)