Jelajah Jogja-Karanganyar-Magetan Bagian 5: Candi Cetho, Taman Saraswati dan Candi Kethek
15 Agustus 2019, hari ke 3
long trip Jogja-Karang Anyar-Magetan. Pagi-pagi sekitar jam 9 kami checkout
dari hotel untuk melanjutkan perjalanan ke Karanganyar. Tadinya berencana naik
bus tapi takut kelamaan akhirnya naik kereta (meskipun ditotalin waktunya sama
aja lebih dari 3 jam hahaha). Untuk ke Karanganyar terlebih dulu naik kereta ke
Solo dan dilanjutkan dengan bis.
Berjalan dari penginapan ke
Stasiun Tugu kemudian beli karcis kereta. Awalnya mau beli tiket Pramex
(Prambanan Express) yang ke Solo yang hanya Rp. 7.000 tapi info dari CS nya
yang terdekat adalah kereta Sembrani Executive dari Cirebon dengan harga tiket
Rp. 75.000. di ruang tunggu hanya beberapa menit ternyata datang kereta
Pramex... acemmm dah.
Sampe di Stasiun Solo Balapan
kami menuju terminal. Dengan pede nya jalan keluar lewat kampung dan pinggir
jalan raya padahal ada jembatan yang menghubungkan stasiun kereta dan termial
bis Tirtonadi hehehe. Sampai di stasiun kami naik bus ke arah Tawangmangu
dengan ongkos Rp. 15.000 per orang. Bis nya bis besar namun gak pakai AC,
tebuka dan sudah tua. Sepanjang jalan ke Tawangmangu, bis ini sering berhenti
jadilah yang seharusnya 1 jam menjadi lebih dari 2 jam. Kondisi jalannya
memasuki Karanganyar mendaki dan berbelok-belok karena berada di lereng
kaki-lereng Gunung Lawu.
Sampai di Tawangmangu sekitar
jam 3, yang pertama kali cari adalah makan
siang. Meskipun ciri khas makanan di sini adalah Sate Kelinci dan Sate Landak,
namun gak ada keinginan buat mencoba makanan ini hehehe. Abis makan siang
kemudian checkin di penginapan yang tidak jauh dari terminal bus, sekitar 300m,
namu karena jalannya mendaki (kayak di Puncak) jadi lumayan terasa.
Yang jadi masalah di sini
adalah gak ada penyewaan motor, meskipun di cari di internet dan telpon ke
beberapa kontak yang ada di internet. Akhirnya kami menyewa mobil selama 2 hari
dengan tarif Rp. 900.000 termasuk ke Danau Sarangan di Magetan Jawa Timur. Berikut
spot-spot yang kami kunjungi selama di Karanganyar dan Magetan.
Candi Cetho (Ceto)
Candi ini terletak di Dusun
Cetho, Desa Gumeng, kec. Jenawi, kab. Karanganyar-Jawa Tengah. Dari Solo kita
akan menemukan jalur ke Candi ini terlebih dahulu sebelum ke Tawangmangu.
Karena kami nginap di Tawangmangu jadi balik arah Solo (ke atas ke arah magetan).
Candi ini adalah candi Hindu yang dibuat di akhir pemerintahan Raja Brawijaya
(Majapahit) sekitar abad ke 15 yang juga merupakan periode akhir Hindu-Budha.
Untuk ke Candi ini kami
berangkat pagi-pagi sekitar jam 8 karena hari Jum’at dan juga biar gak terlalu
ramai kalau sampai pagi. Jarak dari penginapan ke Candi Cetho sekitar 20km atau
sekitar 40 menit perjalanan. Karena candi ini berada di lereng Gunung Lawu
dengan ketinggian hampir 1.500 mdpl, dengan kondisi jalan yang terjal dan
berbelok-belok, mengharuskan kondisi kendaraan dalam keadaan prima. Namun pemandangan
alam menuju candi ini sangatlah bagus, hijaunya ladang-ladang, hutan-hutan dan
lembah membuat perjalanan tidak berasa.
Memasuki area kampung,
memasuki jalan menanjak hingga sampai ke parkiran. Karena ini adalah salah satu
jalur pendakian ke Gunung Lawu maka banyak base camp pendakian dan banyak
pendaki-pendaki yang sedang istirahat baik yang sudah turun atau yang mau naik.
Selanjutnya ke loket untuk membeli tiket
masuk Rp. 7.000/orang.
Gerbang Candi Cetho |
Pemandangan dari gerbang |
Di teras ketiga kita akan
menemukan gapura, yang menjadi ikon Candi Cetho ini yang mirip gapura di Pura
Luhur Lempuyangan-Bali. Hanya saja kalian tidak perlu antri lama dan bayar
mahal untuk berfoto di sini hehehe. Di aras (tingkatan) pertama dan kedua berupa halaman candi yang sangat
luas.
Gapura yang ikonik |
Gapura yang ikonik |
Aras ketiga dari Candi Cetho |
Memasuki aras berikutnya
terlihat tatanan batu bergambar kura-kura raksasa yang juga ada di Candi Sukuh,
kura-kura ini merupakan lambang Majapahit dan menggambarkan peciptaan alam
semesta, dan di depannya ada tatanan batu berbentuk phallus (alat kelamin pria)
yang merupakan simbol penciptaan manusia. Juga masih ada simbol-simbol lainnya.
Simbol Kura-kura dan phallus |
Memasuki dua aras terakhir terdapat
pendopo-pendopo dan arca empat peribadatan umat Hindu.pendopo-pendopo ini juga
dipergunakan pada saa upacara-upacara keagamaan. Di bagian akhir terdapat
bangunan berbentuk kubus tempat memanjatkan doa. Karena lokasi candi adalah
tempat peribadatan keagamaan, maka kita sebagai pengunjung sebaiknya
berperilaku dan berpakaian sopan dan jangan merusak properti yang ada ya....
Salah satu gapura di bagian atas Candi Cetho |
Pendopo-pendopo tempat beribadatan umat Hindu |
Tingkat atas Candi Cetho |
Taman Saraswati
Taman Saraswati ini berada di bagian Timur Candi Cetho, atau tepatnya di area bagian atas. Taman ini adalah bagian tambahan bukan bagian asli dari komplek candi. Di taman ini terdapat untuk ke sini pengunjung bisa keluar melewati pintu kecil yang ada di tingkat atas komplek Candi Ceto. Patung Dewi Saraswati, yang merupakan hadia Bupati Gianyar kepada bupati Karanganyar. Dewi Saraswati sendiri adalah salah satu dewi utama di agama Hindu yang merupakan Dewi Ilmu Pengetahuan.
Taman Saraswati |
Di
sebelah kanan taman ini terdapat tempat ruwatan atau tempat bersuci sebelum
beribadah bagi umat Hindu. Di tempat ini terdapat mata air dan kolam tapi di
sini dilarang membawa bunga-bunga (tertulis di pintu masuk). Perlu di ketahui,
Candi Cetho dikenal juga sebagai candi ruwatan/pembersihan diri. Di atas tempat
bersuci ini terdapat beberapa arca yang tersembunyi dan dinaungi pohon besar.
Arca di bagian atas Candi cetho |
Tempat ruwatan/bersuci umat Hindu sebelum beribadah |
Candi
Kethek (Candi Monyet)
Candi
Kethek ini termasuk salah satu candi yang berada di lokasi tertinggi. Dari Taman
Saraswati kita masih harus trekking sekitar 200-300m. Trek yang kita lewati
sama dengan trek ke Puncak Gunung Lawu, jadi jangan heran kalau menuju candi
ini kita akan bertemu dengan para pendaki. Dan pastinya, jika mendaki Gunung
Lawu via Cetho pasti akan melewati Candi Kethek.
Menuju Candi Kethek |
Pas
berada di atas suatu tanjakan, kita langsung berada di depan kompleks Candi
Kethek yang berada di hutan pinus. Candi ini sama seperti Candi Cetho dan Candi
Sukuh, yaitu berbentuk undakan-undakan. Ada beberapa undakan di sini, namun
pengunjung tidak boleh naik ke teras-terasnya melalui undakan karena rapuh.
Jadi buat pengunjung yang mau naik ke teras-teras atas bisa melewati jalur yang
ada di sisi sebelah kanan. Di sini tidak ada penjaga meskipun ada pos, jadi
kami tidak bisa mendapatkan cerita tentang candi ini (sama seperti di Candi
Cetho), dan ini berbeda dengan di Candi Sukuh yang mana ada certified guide
yang bisa menemani pengunjung.
Candi Kethek dan pos jaga |
Formasi bebatuan berbentuk undakan |
Mahkota Hanoman |
- AirTerjun Kedung Pedut dan Gereja Ayam Bukit Rhema
- LavaTour Gunung Merapi dan Stonehenge
- Telaga Sarangan dan Air Terjun Tirtosari
- Grojogan Sewu
- Air Terjun Jumog dan Air Terjun Parang Ijo
- Candi Sukuh - Gumuk Pasir Parangkusumo dan sunset Watu Gupit
- Teras Kaca Pantai Nguluran
- Tebing Breksi dan Sendratari Ramayanan Prambanan
- Pantai Buron dan Pantai Gesing
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!