Eksplor Gunung Kidul-Pacitan II: Goa Gong, Pantai Klayar dan Pantai Karang Bolong
Melanjutkan perjalanan selepas
dari Pantai Timang dan Pantai Wediombo, kamipun menuju Pacitan. Tujuan
berikutnya yaitu Goa Gong. Meski ada beberapa objek wisata goa di Pacitan, tapi
kami hanya memilih Goa Gong, karena tidak mungkin menjelajahi semua wisata goa
yang ada.
Kondisi jalan menuju Pacitan
sangatlah mulus, boleh dibilang hampir 99% mulus, dan bagusnya lagi, sangat
sepi. Kondisi alam sepanjang perjalanan
meuju Pacitan hampir sama, daerah berbatu (seperti batu lava bekas letusan
gunung), belukar dan boleh dibilang kering. Tanaman keras yang mendominasi
yaitu pohon jati, yang tumbuh diatas bebatuan dimana akar-akarnya menembus
disela-sela bebatuan.
Melewati batas Jogjakarta, kami
memasuki wilayang Pracimantoro, Jawa Tengah. Di sini kami melewati muesum
Karst, tapi kami tidak singgah. Wilayah Jawa Tengah yang kami lewati ini tidak
terlalu lama. Di sini juga terlihat pembangunan jalan baru yang nanti nya akan
melewati jalan sepanjang pantai Utara, Gunung Kidul-Pacitan.
3. Goa Gong
Setelah menempuh perjalanan 1 jam
lebih kemudian kami sampai di lokasi Goa Gong. Di jamin siapapun yan mau ke Goa
Gong tidak akan nyasar (kecuali yang lagi bengong hahaha), karena ada papan
penunjuk yang sangat besar, dan terdapat parkiran yang sangat luas dimana terdapat
banyak pengunjung serta warung/toko.
Setelah membayar tiket masuk Rp.
15.000 per orang, kamipun menuju Goa Gong. Setelah melewati warung-warung yang
menjual aneka makanan dan minuman ringat serta tokotoko yang menjual aneka
cenera mata, kemudian kami melewati jembatan beton. Di sini pengunjung yang
akan masuk dan yang keluar sudah berbeda jalur, jadi tidak akan berpapasan.
Jembatan ini berada di ketinggian, karena pintu goa berada di tebing.
Sampai di mulut goa, banyak yang
menawarkan penyewaan senter. Kami tidak memerlukan jasa tersebut dan
melanjutkan masuk ke dalam goa. Berbeda dengan goa yang biasa, begitu memasuki
goa sudah tidak tercium bau belerang bekas kotoran kelelawar.
Dari langkah pertama memasuki Goa
Gong, sudah bisa terlihat betapa menakjubkannya goa ini. Beberapa langkah di
depan, dikiri kanan sudah terlihat ruang-ruang yang berisi stalagtit-stalagmit
bagai ukiran-ukiran halus Sang Maestro, ditambah lagi dengan tata cahaya lampu
yang berganti warna setiap sekian detik. Ibarat panggung, di sini kita lah yang
jadi artisnya.
Lanjut ke bagian dalam, terlihat
stalagtit-stalagmit yang menjulang tinggi dengan ruang yang lebih besar,
bagaikan hall alami. Susah sekali dilukiskan dengan kata-kata keindahan goa
ini.
Turun ke area bawah, kami mengikuti
anak-anak tangga. Meski terdapat
pegangan di kiri dan kanan, tapi kita mesti tetap berhati-hati melangkah,
jangan sampai tersandung atau salah melangkah. Di sepanjang jalan kami sering
berhenti, mengabadikan sudut-sudut goa yang eksotis ini. Tiap pergantian warna
lampu memberikan nuansa dan pemandangan yang berbeda. Warna ungu adalah warna
yang sangat saya suka.
Sampai di bagian paling bawah
goa, terlihat genangan air, kumpulan dari tetesan air yang jatuh dari bagian
atas goa. Selanjutnya kamipun kembali ke atas menaiki anak-anak tangga. Selepas
keluar dari mulut goa, menghirup udara luar yang terasa lebih segar kamipun
kembali jalan keluar yang berbeda dengan jalan masuk tadi. Sekitar jam 4-an
kamipun melanjutkan perjalanan ke Pantai Klayar.
4. Pantai Klayar
Pantai ini ditempuh sekitar 30
menit dari Goa Gong. Kami memilih pantai ini sebagai lokasi menginap selama 3
malam. Harga penginapan per malam sekitar Rp. 300.000, saya dapat info kamar
ini dari salah satu teman di FB. Penginapannya ada 2, di bagian atas dan deket
pantai, kamipun akhirnya menginap yang dekat pantai, sekitar 50 meter dari
pantai. Untuk transportasi, kami menyewa motor milik bapak yang punya
penginapan sekitar Rp. 70.000/hari.
Meski pantai Klayar adalah pantai
yang paling terkenal di Pacitan, tapi suasana malam sangatlah sepi, benar-benar
sepi. Perlu di catat, di sini tidak ada mesin ATM, jadi ketika kami kekurangan
uang pada malam hari, kamipun naik motor ke kota terdekat, Pusung, dengan jarak
tempuh lebih dari 30 menit melewati Goa Gong.
Seperti pantai Selatan umumnya,
pantai Klayar juga beombak besar. Keunikan pantai ini adalah, bebatuan karang
yang berada di sisi kiri dan kanan. Ombak besar yang menghempas batu karang
menciptakan keunikan tersendiri. Meski demikian, jangan terlalu dekat dengan
ombak karena daya seretnya kuat. Pasir pantai ini juga khas pantai Selatan,
berwarna kehitaman, mengandung besi.
Jalan menuju Pantai Klayar |
Pantai Klayar dari atas |
Sudut lain Pantai Klayar |
Suasana pagi |
Catatan: kalau menginap di pantai ini, masuk di gerbang tidak bayar, cukup katakan ke petugas loket bahwa kita menginap di dalam.
5. Pantai Karang Bolong
Pantai ini berada tidak jauh dari
Pantai Klayar. Jangan mengandalkan Google Map karena lokasi yang di Map salah.
Karena saya sempat nyasar. Pintu masuknya melewati jalan setapak dekat gerbang
masuk pantai Klayar. Masuk ke dalam menggunakan motor. Melewati padang rumput
dan semak. Tidak ada penjagaan di sini, jadi masuk ataupun parkir gratis.
Kondisi jalan |
Pantai Klayar dikejauhan |
Dari jalan menuju pantai ini
terlihat Pantai Klayar dari kejauhan. Kita ambil jalan terus, sampai di ujung
tebing. Lokasi ini adaah lokasi yang di gunakan pengunjung untuk melihat sunset.
Cuman sayang hari itu mataharinya agak tertutup awan.
Meski namanya pantai, kita tidak
bisa turun ke bawah karena berupa karang terjal yang sangat tinggi. Pantai
Karang Bolong ini karena ada karang yang bolong, mungkin karena erosi air laut
akibat hempasan terus menerus. Karena tempat ini sangat ekstrim, jadi sangat
hati-hati bila berada di lokasi ini. Karena jika tergelincir jatuh, bisa
dipastikan nyawa melayang, selain karang-karang di bawah juga arus dan hempasan
ombak yang sangat besar. Jadi perlu diingat ‘Safety First’
Sisi lain Pantai Karang Bolong |
Baca juga link
terkait:
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmatur thangkyu gan
BalasHapushehehe. fotonya mantap mantap nih
Desain interior jakarta
Desain interior bekasi
kitchen set jakarta
Kitchen set bekasi
Yes! Finally someone writes about poke.
BalasHapus