"Tour de Java" Bagian 25: Mengunjungi Pantai Prigi dan Goa Lowo-Trenggalek


29 Januari, 2020 Hari ke-21 ‘Tour de Java’
Pantai Prigi
Menginap semalam di salah satu hotel di Teluk Prigi milik TNI AD, lumayan murah karena kamarnya besar ada ruang tamu dan teras. Berada di samping loket Pantai Prigi jadi untuk ke pantai cukup jalan kaki begitu juga ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi. Hanya saja buat kalian yang hobby shopping atau ke mall tentu menginapan di sekitar sini bukan pilihan yang tepat tapi kalau kalian memang bertujuan liburan ke pantai dan spot lainnya tentu lokasi di sini sangat tepat.

Jam 6 kurang kami berjalan ke Pantai Prigi, bukan karena ingin gratis karena loketnya masih tutup ya tapi ingin menikmati suasana pagi hehehe.  Di gerbang masuk ini ada Tugu Ikan yang menjadi maskotnya pantai ini, berada di bunderan pas pertigaan. Pantai Prigi ini masih berada dalam kawasan Teluk Prigi, sama dengan Pantai Karangongso yang kemaren kami kunjungi hanya saja dibatasi oleh bukit-bukit yang menjorok ke laut.

Pantaia Prigi mempunyai garis pantai yang sangat panjang dan di bentengi perbukitan. Pagi-pagi sinar matahari begitu lembut dan perbukitan seolah-olah diselimuti kabut tipis. Ombak-ombak kecil memecah di pantai berpasir putih.
Pagi di Pantai Prigi
Pagi di Pantai Prigi
Matahari naik berlahan dan mengintip dari balik perbukitan seiring kapal-kapal nelayan yang berdatangan memasuki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN). Ada sekitar 350 perahun nelayan yang keluar masuk pelabuhan. Mantan Menteri Perikanan Ibu Susi pernah mendatangi pelabuhan ini. Pelabuhan ini berbatasan langsung dengan Pantai Prigi dengan tumpukan bebatuan menyerupai tembok besar. Sangat indah sekali menyaksikan pagi dengan aktifitas nelayan dan pantai yang masih sangat sepi.
Kemeriahan pagi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi
Kemeriahan pagi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi
Guo Lowo/Goa Lowo
Sekitar jam 8 pagi kita check-out dari penginapan dan destinasi selanjutnya adalah Goa Lowo yang kemaren kami tak sengaja kami lihat diperjalanan menuju pantai. Hanya sekitar 30 menit perjalanan kami sampai di parkiran Goa Lowo. Jarak parkiran ini dari jalan raya sekitar 50m dan parkirannya luas.  Namun karena masih pagi belum ada petugas loket yang datang.

Nah menunggu petugas datang, saya cerita dikit ya. Guo Lowo atau dalam bahasa Jawa berarti Gua Kelelawar karena jaman dahulu ketika baru ditemukan, goa ini konon dihuni jutaan kelelawar (saya kurang tahu apa benar jutaan atau ribuan atau puluhan ribu ya tapi yang penting banyak banget!). Ditemukan oleh Mbah Lomedjo tahun 1931 seorang penduduk Watuagung dan masih berupa hutan belantara dan dihuni banyak hewan buas. Baru dibuka sebagai tujuan wisata di tahun 1984 dan goa ini termasuk goa wisata yang terpanjang dan terbesar di Asia Tenggara loh..... Lokasi goa ini sangat adem, dikelilingi perbukitan batu dan paling menonjol bukit batu yang besar yang terlihat dari parkiran (mungkin ini yang menjadi insiprasi nama Desa Watuagung (batu besar). Di parkiran terdapat warung-warung makan, musholla dan toilet.

Jam 9 kurang, petugas datang dan kami membeli karcis masuk, Rp. 10.000/orang dan parkir Rp. 5.000. dari loket kita melewati jembatan yang dibawahnya sungai yang sedang kering. Kemudian kita akan melewati taman dan banyak berderet warung-warung namun semua tutup karena weekday. Taman ini sangat sejuk karena ditanami pepohonan rindang dan banyak terdapat bangku-bangku untuk istirahat pengunjung. Kemudian kita melewati hamparan bebatuan karst aneka bentuk yang mirip bebatuan di Goa Agung Garunggang-Bogor. Kemudian kita akan menemukan lagi tempat rehat dan toilet. dari lokasi ini kita akan menuju lorong/terowongan turun. Dalam terowongan ini di sisi kiri kanannya di tempel foto-foto objek wisata di Trenggalek dalam ukuran besar. Keluar dari terowongan ini selanjutnya berjalan kaki sekitar 50m hingga sampai di mulut goa.
Loket masuk dengan latar gunung batu
Lorong menuju mulut goa
Di mulut goa terlihat papan informasi mengenai sejarah goa ini. Buat kalian yang mau istirahat sebelum dan sesudah keliling goa bisa di sini karena disediakan bangku-bangku, suasananya adem. Karena cuman berdua dan akan memasuki perut bumi yang terasa sangat asing sebenarnya kami sempat ragu untuk masuk atau tidak akhirnya memberanikan diri buat masuk. Seperti Goa Gong di Pacitan, di Goa Lowo ini juga disediakan jalan setapak sepanjang jalur goa juga lampu berwarna-warni dan berwanti warnawalaupun tidak seramai di Goa Gong. Namun jalur Goa ini di klaim sebagai terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara. OK.... akhirnya kami memberanikan diri untuk memasuki goa ini dengan menggunakan senter yang kami bawa.
Mulut goa
Berjalan diantara stalagtite dan stalagmite yang beraneka macam rupa yang membuat kagum. Pahatan-pahatan bebatuan indah ciptaan tangan Yang Maha Kuasa yang terbentuk ribuan atau jutaan tahun ditambah dengan lampu warna-warni, kombinasi keindahan alam dan buatan manusia. Hanya saja untuk mengambil foto hasil kurang maksimal karena kurangnya pencahyaan.
Salah satu pemandangan di dalam goa
Salah satu pemandangan di dalam goa
Berbeda dengan di Goa Gong yang di dasarnya airnya kering, di dalam goa ini bisa terlihat air sungai yang airnya mengalir. Sungai ini persis berada di bawah anak tangga untuk naik ke bagian dimana kita bisa melihat bagian gua yang luas. Di samping tangga terlihat Batu Tatar, batu yang menyerupai tiang dan Batu Akar yang menyerupai akar-akar serabut.
Batu Tatar
Menaiki anak tangga mencapai ruang utama goa
Di bagian atas/dalam goa ini kita sampai di bagaian goa menyerupai hall/ruang besar/balai pertemuan dengan atap goa yang rendah. Di ruang besar ini terdapat bangku-bangku buat istirahat atau sekedar buat spot foto. Juga terdapat Batu Tugu, stalagtite/stalagmite yang menyurapai tugu. Di sini kita bisa mencium bau belerang yang kuat yang berasal dari kotoran kelelawar serta suara-suara ribuan kelelawar yang berasal dari ujung sana.
Ruang utama Goa Lowo
Ruang utama Goa Lowo
Ruang utama Goa Lowo dengan Batu Tugu
Sebenarnya masih ada trek sekitar berapa ratus meter lagi untuk melihat ribuan kelelawar dan lobang udara tapi kami sudahi saja trek ini hingga sampai Batu Tugu. Keluar mengikuti trek awal ketika masuk hingga sampai di mulut goa dan kembali menghirup udara segar. Hingga kami keluar masih belum ada pengunjung lain hingga bertemu dengan seorang anak muda di ujung lorong yang bermaksud masuk, tapi setelah mendapat info tidak ada pengunjung lain eh malah gak jadi masuk (kalau saya sendiri juga ogah masuk hahahha). Perjalanan selanjutnya yaitu menuju Pacitan....
Batu Tugu

Baca juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah