"Tour de Java" Bagian 31: Mengunjungi Curug Bayan dan Curug Gomblang-Baturaden
3 Pebruari 2020 Hari ke-26 ‘Tour de Java’
Selama 2 malam kami menginap di Purwokerto. Meskipun tujuan wisata
kami di Baturaden namun kedua kota ini berbatasan, jadi untuk ke area
Baturaden palingan sekitar 30 menit. Kali ini kami menyewa motor untuk 1 hari
untuk berkeliling Baturaden dengan sewa Rp. 70.000/24 jam. Tujuan kali ini
masih hunting air terjun yang dlu belum sempat kami kunjungi.
Curug Bayan
Curug ini berada di Desa Ketenger gak jauh dari perbatasan kota
Purwokerto dan Baturaden. Kalau kita berkendara di jalan raya Baturaden ini
nanti akan terlihat papan petunjuk arah ke Curug
Jenggala, ikuti aja petunjuk arah ini. Kenapa Curug Jenggala? Karena Curug
Bayan ini berada sebelum Curug
Jenggala.
Memasuki Desa Ketenger, pagi itu cuaca cerah tapi puncak Gunung
Salmet tertutup awan tebal. Hanya beberapa kilo dari jalan raya nanti kita
bertemu pertigaan persis di jembatan/sungai. Ke kanan adalah arah ke Curug
Jenggala dan Curug Penganten yang dulu pernah kami kunjungi sementara ke
kiri adalah Curug Gomblang yang akan kami kunjungi setelah dari Curug Bayan
ini. Sungai yang berada di bawah jembatan ini juga aliran dari Curug Penganten,
Curug Jenggala dan Curug Bayan, air nya sudah di bendung sehingga air yang
mengalir ke bawah debitnya sangat kecil sehingga air terjun yang ada di bagian
bawah seperti Curug Kembar juga kering.
Di jembatan ini kita sudah bisa melihat Curug Bayan yang dulu
batal kami kunjungi karena airnya berwarna coklat sehabis hujan. Di sebelah
kanan sudah langsung parkiran dan loket Curug Bayan. Untuk masuk kita bayar
tiket Rp. 5.000/orang dan parkir motor Rp. 5.000. karena masih pagi jadi belum
ada pengunjung lain selain kami berdua.
Meskipun hanya mempunyai ketinggian sekitar 6m namun curug ini
terlihat istimewa. Debit airnya yang lumayan besar dan kolam dibawahnya
berwarna hijau tosca. Kolamnya yang luas sangat menggoda pengunjung untuk
berenang didalamnya namun itu takkan terlaksana karena pengunjung dilarang
berenang di kolamnya, sangat bahaya. Untuk berenang, pengunjung bisa berenang
di aliran bagan bawah dimana terdapat bebatuan besar-besar dan kolam-kolam
alami. Di sini pengunjung selain berenang juga bisa loncat-loncat.
Curug Bayan, kecil tapi sangat cantik |
Curug Bayan, kecil tapi sangat cantik |
Karena debit airnya tidak deras maka bebatuan sungai terlihat
terhampar dan menambah cantik area curug. Di bagian tebing yang basah terlihat
air tanah menetes dan membentuk tirai-tirai air. Tidak beberapa lama datang
serombongan anak muda dan mereka langsung ke bagian bawah untuk berenang, beda
sama kami yang hanya mengambil foto hahaha.
Tirai-tirai air sekitar tebing |
bebatuan cantik di sekitar curug |
Lokasi buat berenang |
Tadinya ingin lebih lama bersantai di sini ambil sarapan, namun
warungnya masih tutup dan kamipun melanjutkan ke tujuan berikutnya, Curug
Gomblang.
Curug Gomblang
Seperti yang saya info di atas, ke Curug Gomblang ini dari Curug
Bayan kita ambil jalan sebeah kiri yang berlawanan arah jika ke Curug Jenggala.
Jarak dari Curug Bayan ke surug ini sekitar 7km dan lokasinya sudah beda desa
dengan Curug Bayan. Kalau Curug Bayan berada di Ketenger maka Curug Gomblang
berada di Kalisalak.
Melewati jalan desa yang lumayan mulu namun kecil, berbelak-belok
dannaik turun namun gak terlalu ektrim, untung saja kami menggunakan motor.
Melewati pemandangan dan suasana pedesaan, rumah-rumah yang berada dilereng
Gunung Slamet. Meskipun ada petunjuk arah ke lokasi curug ini namun kami
bertanya ke penduduk lokal agar tidak nyasar karena banyak jalan kecil-kecil. Akhirnya
sampai juga di gerbang Curug Gomblang ini.
Di luar perkiraan awal, tadinya saya kira lokasi curug ini seperti
kebanyakan curug yang kami temui tapi ternyata lebih mirip Taman Nasional namun
yang ini dikelola Perhutani. Di gerbang kita akan bayar tiket masuk Rp. 5.000
dan parkir motor Rp. 5.000. di dekat gerbang ada warung dan kami istirahat
sebentar ambil memesan sarapan. Suasana di hutan sini benar-benar asri,
pohon-pohonnya adalah pohon damar seperti di Taman Nasional Gunung Halimun
Salak Cidahu-Sukabumi. Pohon-pohon ini ramah lingkungan di banding pohon pinus
yang menghabiskan air tanah. Terlihat buah kapulaga yang baru panen, hasil hutan
yang bisa dimanfaatkan penduduk. Sebelum melanjutkan perjalanan ke curug, kami
sarapan dulu di warung yang ada deket loket.
Gerbang Curug Gomblang |
Dari loket kita masih harus motoran lagi sekitar 2-3km memasuki
kawasan hutan Perhutani. Udaranya bener-bener menyegarkan, melewati hutan damar
dan hanya mendengarkan suara-suara makluk hutan. Tidak ada rumah penduduk sepanjang
jalan hingga kita sampai di parkiran curug yang terlihat 2 motor pengunjung
lain. Karena weekday, warungnya tutup. Nah di samping warung ini kita sudah
bisa melihat Curug Gomblang di kejauhan. Di parkiran ini kita tidak bayar
parkiran lagi ya...
Kondisi jalan menuju curug |
Untuk ke curug kita harus trekking lagi menuruni lembah sekitar
1km. Kondisi jalannya sudah lumayan, berupa jalan setapak dilapisi bebatuan. Sepanjang
jalan kita hanya menyaksikan indahnya hutan di lereng Gunung Slamet, hutan yang
masih perawan sehingga kita bisa santai. Beberapa ratus meter sebelum sampai ke
lembah atau curug nanti kita akan sampai ke spot foto. Di sini disediakan
bangku meja. Di kejauhan terlihat Curug Gomblang.
Trekking dari parkiran |
Spot foto di jalur trekking |
Tidak berapa jauh lagi dari spot foto kita akan sampai di lembah yang
mengalir sungai yang sangat jernih dari hutan-hutan Gunung Slamet. Di ujung
lembah terlihat Curug Gomblang yang sangat menawan. Air terjunnya berupa air
terjun utama dengan ketinggian sekitar 30m sementara di sisi kiri kanannya
banyak air terjun kecil-kecil yang keluar dari celah-celah bebatuan. Walaupun curugnya
lumayan tinggi dan debitnya besar namun tampiasnya sangat sedikit jadi kita
bisa bebas berfoto di sini. Terlihat 3 orang pengunjung lain yang tadi kami
lihat motornya di parkiran.
Curug Gomblang nan mempesona |
Curug Gomblang nan mempesona |
Curug Gomblang nan mempesona |
Karena airnya sangat jernih dan dingin membuat saya ingin berenang
menikmati kesegarannya. Untuk berenang cukup di aliran curugnya saja yang ada
kolam-kolam dan bebatuan. Benar-benar menyegarkan, air alami dan dikelilingi
pleh hijaunya hutan-hutan, jauh dari kebisingan kota, polusi udara dan sampah. Jadi
kalau kalian berkunjung ke sini, harap dijaga keasrian curug ini ya...!!.
Bermain air |
Sekitar jam 11.30 kami meninggalkan lokasi Curug Gomblang. Benar-benar
susah move on dari curug yang satu ini. Menjadi salah satu curug favorit di
Baturaden selain Curug
Telu, Curug
Jenggala dan Curug Penganten.
Baca juga link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!