"Tour de Java" Bagian 24: Mengunjungi Banyu Nget dan Pantai Karanggongso-Trenggalek
28 Januari, 2020 Hari ke-20 ‘Tour de Java’
Pagi-pagi kami langsung check-out dari penginapan di Malang dan langsung
menjemput laundry yang dikirim 2 hari lalu. Mengikuti jalur selatan, tujuan
kami selanjutnya adalah kota Blitar, Tulungagung dan Trenggalek. Rencananya
kami akan menginap semalam di Blitar. Di perbatasan Malang-Blitar kami berhenti
sejenak di lokasi Waduk Lahor untuk mengambil beberapa foto waduk yang menjadi
batas wilayah ini.
Sampai di kota Blitar, yang menjadi tujuan kami pertama kali adalah
Pantai Pangi (kalau tidak salah namanya). Mengikuti arahan Maps kami memasuki
jalan desa kemudian naik turun bukit dan jalannya makin lama makin parah berupa
batu-batu dan lobang-lobang padahal baru setengah jalan. Akhirnya menyerah dan
balik arah. Setelah mempertimbangkan ini itu akhirnya kami langsung menuju
Trenggalek dan hanya mampir makan siang di Tulungagung. Tujuan selanjutnya
adalah Trenggalek.
Trenggalek
Trenggalek saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan wisata
daerahnya. Daerahnya di dominasi perbukitan dan pantai. karena itu kami
mengarah ke daerah wisata pantai yang terkenal di sini yaitu Pantai
Karanggongso. Namun ketika menuju pantai ini kami juga tidak sengaja menemukan
objek wisata Banyu Nget dan Goa Lowo.
Banyu Nget
Ketika menuju Pantai Karanggongso, memasuki area perbukitan yang
di kiri kanan jalan dipenuhi pohon durian yang sedang berbuah. Daerah ini juga
terdapat desa Durensari yaitu desa dengan kebun durian terluas se-Asia Tenggara
namun desa-desa sekitarnya juga menghasilkan durian yang tak kalah banyaknya.
Lokasi wisata ini kami liat tak sengaja dan berjarak sekitar 10km
sebelum Pantai Karanggongso. Sebelumnya kami juga melihat objek wisata Guo Lowo
yang akan kami kunjungi esok hari. Dari jalan raya ke parkiran Banyu Nget sekitar
300m. Sampai di parkiran kami di sambut oleh penjaga/pengelola objek wisata
ini. Ternyata objek wisata ini baru dikembangkan. Selain mengembangkan wisata
ini, penduduk di sini bermata pencarian sebagai pekebun, sesuai dengan jargon
Desa Dukuh ini, ‘Madusa’ dari kata Manggis, Durian dan Salak.
Karena pengunjungnya cuman kami berdua kami diantar oleh pengelola
wisata ini. Dari parkiran berjalan sekitar 150m, melewati jembatan gantung yang
kelihatannya baru selesai dibangun. Air sungainya terlihat sedikit air karena
hujan terakhir turun di awal tahun yang artinya sudah 2 minggu belum lagi
hujan. Bukan hanya 1 orang kami diantar oleh 4 orang hahahha.
Sampai di lokasi, terlihat kolam alami yang berwarna hijau tosca,
saking beningnya sehingga dasar sungai terlihat. Tapi jangan salah, meski
terlihat dangkal tapi airnya bisa mencapai 2m. Nah di tebing sungai terdapat
mata air panas yang disebut Banyu Nget ini, oleh pengelola dibuatkan semacam
jacuzzi kecil agar air panasnya bisa ditampung dan dipakai untuk berendam. Jacuzzi
alami ini bisa muat 2 orang. Sangat unik, air panas berpadu dengan air sejuk
bening.
Selanjutnya menuju air terjun utama, yang berjarak kurang dari
100m. Menaiki bukit, sepanjang aliran terlihat air terjun kecil dan kolam-kolam
alami. Sampai di lokasi air terjun yang dinamakan Air Terjun Urang Kambu ini
terlihat aliran air melewati tebing dengan debit yang sangat sedikit, namun
kalau di musim hujan, air terjun ini akan memenuhi sepanjang tebing. Walaupun kering
tapi air terjun ini masih menyisakan kolam yang yang berwarna ijo tosca dengan
kedalaman 4-6m (menurut guide kami). Jadi buat kalian yang mau ke sini harap
berhati-hati apalagi di musim hujan.
Banyu Nget |
Banyu Nget |
Kolam alami yang ditemui sepanjang sungai |
Kolam alami yang ditemui sepanjang sungai |
Selesai berkeliling kami mohon pamit dengan pengelola objek wisata
ini, selain sangat ramah mereka juga sangat menjaga kebersihan tempat wisata,
inilah yang harus ditiru oleh objek-objek wisata lainnya. Selanjutnya kami
mohon pamit untuk melanjutkan ke Pantai Karaggongso.
Pantai Karanggongso
Sebelum ke pantai kami masuk ke Desa Durensari yang terkenal
dengan Durian Forest-nya namun kami tidak sampai ke sana, hanya berkeliling
desa. Memasuki desa ini langsung tercium semerbak wangi durian. Banyak tumpukan
durian-durian di rumah-rumah pengepul menunggu pembeli. Kami sempat melewati
Durian Susu yang bertarikh 1906, wah lama juga umurnya ya, lebih dari satu
abad.
Selanjutnya ke pantai yang berjarak sekitar 10km dari Durensari. Pantai
Karanggongso ini ada yang menyebutnya Pantai Pasir Putih atau Pantai Pasir
Putih Karanggongso. Sampai di pantai sudah lewat jam 4 sore. Masuk ke pantai
dikenai karcis Rp. 5.000. Hanya terlihat sedikit pengunjung yang berendam di
pantai yang air nya sedang surut.
Pantai berpasir putih ini adalah bagian dari Teluk Prigi, ada
beberapa pantai lagi seperti Pantai Prigi, Pantai Mutiara, dan Pantai Kecil.
Teluk Prigi ini sangat luas, dikelilingi bukit-bukit dan pulau-pulau kecil
dengan hutan-hutan perawan. Selain pantai di sini juga ditawarkan naik perahu
keliling teluk dengan mengunjungi spot-spot yang sesuai paket. Kami ambil paket
yang berhenti di Pantai Kecil dan Rumah Apung untuk snorkeling namun karena
sudah sore kami hanya berkelililing.
Karena cuman berdua, kami mendapat harga khusus Rp. 300.000. Naik
perahu mesin ini cukup buat 10-12 orang dengan harga normal 600.000 (?) per
perahu. Berkeliling Teluk Prigi, melewati bagan-bagan/keramba yang banyak
bertebaran di teluk. Menyusuri pinggir pantai, melewati Pantai Mutiara dan
karang-karang eksotik. Di sebuah dermaga kecil (disebut Jembatan Luna Maya) dimana
terdapat 2 kapal yang berwarna putih yang kata nya ini adalah milik artis Luna
Maya, dan di sini juga terdapat cottagenya milik Luna Maya. Tuh Luna Maya aja
tertarik ke sini masak kamu enggak?.
Pemandangan dari kapal |
Pemandangan dari kapal |
Kono katanya punya Luna Maya |
Spot selanjutnya adalah Pantai Kecil, di sini kapal kami berhenti.
Sesuai dengan namanya, pantai ini mempunyai garis pantai yang pendek. Mempunyai
pantai pasir putih dengan ombak yang relatif tenang cocok untuk berendam dan
berenang. Juga terdapat sedikit batu karang di bibir pantai. Tidak ada yang
berjualan di sini sehingga masih terkesan alami dan bersih. Selain kami berdua,
juga terlihat warga lokal yang sedang duduk memancing di atas karang.
Setelah puas bermain di Pantai Kecil selanjutnya kami kembali
Pantai Karanggongso. Sudah menjelah Magrib, selanjutnya kami ke arah Pantai
Prigi dan mencari penginapan untuk bermalam semalam di sini.
Baca juga link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!