Mengunjungi Dua Objek Wisata Ikonik Malaysia: Batu Caves dan Petronas Twin Towers

Setelah 5 malam di Langkawi, saat nya melanjutkan 2 malam di Kualalumpur sebelum kembali ke Jakarta/Bogor. Dari Pantai Cenang kami naik taksi yangngetem di sepanjang jalan depan hotel. Karena sudah tahu tarif ke Airport yang gak terlalu jauh ini, tanpa menawar harga langsung naik dan bayar 30 RM tanpa komplen. Sampai di airport kecil namun lumayan ramai ini banyak terdapat butik-butik yang menjual barang-barang branded (Langkawi adalah kawasan bebas pajak (duty free). Pas check-in agak deg-degan karena maskapai MAS ini untuk domestik tidak ada free bagasi, ternyata tripod yang saya bawa tidak perlu masuk bagasi padahal penerbangan dari Indonesia untuk domestik dan internasional harus masuk bagasi. Alhamdulilah....
Mendarat di KLIA, karena penginapan kami di Concord* Hotel dekat KLCC kami naik Rapid Express ke KL Central dengan biaya 50RM per orang. Dari KL Central di lanjutkan naik MRT ke KLCC dengan biaya sekitar 4.5RM (?). Stasiun kereta tempat kami turun persis keluar di depan KLCC, nah walaupun sudah 9 kali ke Malaysia via Kualalumpur baru kali ini saya berada di depan Menara Kembar Petronas ini. Selanjutnya jalan kaki kira-kira 300m ke hotel. Pas check in kami harus deposit 100 RM dan nantinya di kembalikan dengan dipotong 20 RM (2 malamx10RM) yang merupakan holiday tax dari pemerintah Malaysia.
Hotel dengan view Menara Kembar
Menara Kembar Petronas/KLCC Tower
Sore kami pakai untuk jalan-jalan ke KLCC, namun di depan Tourist Information Center (MATIC) kami melihat ada yang berjualan durian Musang King dan Durian Udang jadilah kami mampir dulu makan 2 Musang Kind dan 1 Udang, harganya lumayan murah, 1/3 harga di Indonesia dan kabarnya akan lebih murah lagi pas sedang musim raya apalagi kalau di tempat asalnya, Penang. Nah, di samping area ini juga terdapat rumah makan Nasi Khandar, kami mencoba beli untuk makan malam dengan antrian yang panjang namun ternyata rasanya sangat tidak cocok buat lidah kami hahhaha.
Lapak duren di MATIC
Sekitar 100m dari MATIC sampai di lampu merah, berfoto-foto dengan latar belakang Menara Kembar. Lagi asik berfoto tiba-tiba di datangi sama bapak-bapak yang ngajarin cara moto menara ini dengan menambahkan semacam wide lensa yang dipasang di depan lensa HP dan ternyata jualan hahahha. Tertarik dengan barang dagangannya akhirnya deal di 25RM. Mendekati taman di depan Menara Kembar, kami di tawarin lensa yang sama dengan harga yang ternyata jauh lebih murah 15-20 RM, aseeem hahaha. Taman di depan Menara ini menjadi lokasi favorit wisatawan dari berbagai bangsa untuk berfoto, di tambah dengan latar air mancur. Kami juga sempat makan malam dan shopping di pertokoan dalam menara, untuk harga makan dan barang tidak berbeda jauh dengan harga di Indonesia.
Hasil foto tambahan lensa 25RM
Selfie di depan Menara Petronas
Menara kembar di malam hari
Tadinya kami berencana ke Menara Kualalumpur, sebuah menara telekomunikasi mirip menara TVRI di Senayan namun urung karena malas jadi hanya menyaksikan dari jalan dan depan hotel.

Batu Cave’s Temple
Hari kedua di Kualalumpur, tujuan kami kali ini adalah ke Batu Caves. Sebenarnya saya sudah pernah ke sini tahun 2010 namun Revan belum ke sini dan juga saya pengen balik lagi karena di beberapa postingan terlihat sudah lebih bagus.
Dari depan hotel kami naik LRT ke KL Central, tarif nya lebih mahal 6RM di banding naik MRT 4.5RM namun harus jalan kali ke KLCC. Sampai di KL Central, kami harus naik ke Batu Cave dengan MRT berwarna merah, karena kebetulan melihat ada kereta bergaris merah, kami langsung naik dan tidak beberapa lama kemudian kereta jalan. Di perjalanan setelah menempuh perjalanan lumayan jauh dan sempat tertidur, pas bangun kereta belum sampai dan ternyata salah naik kereta hahahhaha. Ternyata kereta yang kami naiki ke Klang. Kembali lagi ke KL Central kemudian menunggu lumayan lama kereta ke Batu Caves sampai akhirnya kereta datang menuju Batu Caves.
Sampai di stasiun Batu Caves sudah lewat tengah hari, capek banget pastinya. Begitu keluar stasiun langsung masuk ke area kuil. Karna sudah lemas, gabungan capek dan lapar akhirnya mencari makan siang. Di area kuil Hindu ini cuman ada makanan-makanan India kemudian kami keluar area kuil melalui gerbang depan dan berjalan ke kiri kira-kira 100m dan bertemu makanan Melayu di sebuah ruko (yang salah satu pegawainya adalah orang Sunda hehe).
Selesai makan siang, saatnya (kembali) eksplor komlek kuil. Pertama-tama berfoto-fot di plaza depan yang berupa area terbuka yang luas, di sini banyak burung merpati dan kita bisa berfoto dengan latar Patung Dewa Murugan setinggi 42meter.
Untuk ke atas goa kita harus menaiki anak tangga yang berjumlah sekitar 272 buah yang sudah berupa beton. Karena di sini adalah tempat ibadah, tidak ada karcis masuk area ini hanya disediakan semacam kotak yang bisa diisi seiklasnya. Anak tangga-anak tangga ini sekarang sudah di cat warna warni, berbeda ketika pertama kali saya ke sini tahun 2010. Di sisi kiri bukit mengalir sungai kecil yang bernama Sungai Batu dan sepertinya air sungai inilah yang mengisi kolam yang ada di di bawah. 
2010 vs 2019
Berfoto di antara burung merpati
Menaiki anak-anak tangga ini meskipun cuman 272 tapi kontur nya agak curam sehingga lumayan membuat berkeringat. Di sepanjang jalan ini banyak kita temui monyet, jadi hati-hati kalau membawa bekal jangan sampai terlihat.
Sampai di atas, memasuki area dalam goa ternyata banyak yang berubah seingat saya. Di dalam ini kelihatan ada kuil yang baru dibangun. Namun selebihnya terlihat sama. Untuk bagian terbaik gua ini adalah di bagian paling ujung dimana terdapat bagian gua yang melingkar seperti sumur dan di atasnya kita bisa melihat cahaya matahari. Karena tangga ini berkontur sehingga terdapat banyak anak tangga-anak tangga. 
Suasana di dalam goa
Lokasi favorit di ujung goa
Suasana di dalam goa
Di kuil-kuil ini terlihat umat Hindu beribadah. Karena saya tidak mengerti mengenai ibadah dan detail-detail bangunan di sini jadi saya tidak akan jabarkan mendetail di sini hehehhe. Tapi intinya kalau kalian berkunjung ke sini yang harus diingat adalah ini tempat ibadah jadi harus dihormati dan jangan berbuat, berbicara seenak hati apalagi teriak-teriak. 
Setelah berkeliling area dalam goa (ada area yang tidak boleh dimasuki pengunjung) kemudian kami kembali turun melewati anak tangga-anak tangga yang sama. Selanjutnya kembali menuju stasiun kereta. Sambil jalan kita bisa melihat kolam dengan taman yang tertata rapih dan pembangunan kuil baru yang terlihat megah. 
Taman di sekitar kuil
Demikian catatan perjalanan kami selama 8 hari di Langkawi dan Kualalumpur mudah-mudahan bisa kembali lagi suatu saat untuk bisa mengunjungi Penang dan Genting Highland. Aamiin....

Baca juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)