Dayang Bunting Marble Geoforest Park
Hari ke-5 di Langkawi. Melengkapi
petualangan di Langkawi. Kami mengikuti Island Hopping yaitu menjambangi Dayang
Bunting Marble Geoforest Park, jadi lengkap sudah menjelajahi 3 gugusan
geoforest di Langkawi. Berbeda dengan Machinchang Geoforest Park yang menjual keunikan bebatuan jaman Kambrian
(Cambrian) dan Kilim Geoforest Park yang menjual keunikan bebatuan karst nya,
maka Dayang Bunting ini menjual keelokan bebatuan marmernya (Marble) yang
merupakan bebatuan marmer terbaik. Tapi jangan berpikiran bahwa semua ini
diexploitasi untuk kepentingan industri... TIDAK..., tidak ada sama sekali
kegiatan tambang di sini, semua dibiarkan begitu adanya. Untuk menikmati kegiatan
Island Hopping ini, pengunjung hanya di bebani sebesar 25 RM (sekitar Rp. 85.000),
waduuuuuh murah sekali bukan, saya aja merasa tidak percaya loh hahahaha.
Menggunakan operator tur yang sama
dengan ke Kilim, kami berkumpul di depan hotel AB. Jam 9 mobil jemputan datang,
berbeda dengan kemaren yang menggunakan bis pariwisata, kali ini menggunakan
mobil tua mirip angkot yang sudah di modifikasi hahahha. kemudian mobil
berangkat menuju dermaga di sekitar pantai Tengah yang jaraknya tidak begitu
jauh dari Pantai Cenang mengingat Pulau kedua terbesar di Langkawi ini berada
di bagian selatan yang tak begitu jauh dari pulau utama. Di dermaga yang tidak
ada jetty nya ini banyak terdapat kapal-kapal yang siap mengantarkan wisatawan
untuk Island Hopping. Kali ini jumlah wisatawan yang satu grup kami cuman 1
kapal.
|
Menunggu keberangkatan kapal |
Sekitar jam 9 kurang kami mulai naik
ke kapal, kemudian semua peserta memakai baju pelampung/life jacket, setelah
semua siap kemudian kapal berangkat. Sama seperti kapal kemaren, kapal sekarang
juga tidak kalah gesitnya dengan kata lain ngebut dan membuat adrenalin
terpacu. Sepanjang jalan kami di suguhi dengan pemandangan pulau-pulau karst
dengan pepohonan hijau dan rapat. Sesekali pemngemudi boat membawa kami
mendekati pulau kecil seolah-olah ingin menbrak dan bermanuver yang membuat
jantung deg-degan. Di salah satu spot, boat kami berhenti dan kami diberi waktu
untuk menikmati pemandangan yang sangat cantik, berada di selat yang
dikelilingi pulau-pulau yang eksotik.
|
Pemandangan selama Island hopping |
Pulau Dayang Bunting
Boat kami kembali berjalan, tujuan
persinggahan pertama adalah Pulau Dayang Bunting, kami berlabuh ke pinggir
pantai melalui dermaga kayu sederhana. Tujuan utama ke pulau ini tentu saja ke
Danau (Tasik) Dayang Bunting (The Pregnant Maiden Lake). Tapi sebelum ke sana
tidak ada salahnya menikmati pemandangan pulau ini dari atas dermaga.
|
Dermaga Pulau Dayang Bunting |
|
Dermaga Dayang Bunting |
|
Pemandangan dari dermaga |
Turun melewati anak-anak tangga kayu
kemudian sampai di gerbang/loket masuk dan setiap pengunjung dikenai tiket
masuk 6 RM (Rp. 16.500). Di sini, ditengah pepohonan tropis ini juga terdapat
cafe-cafe, toilet dan toko cendera mata. Juga nanti kita di tawarkan paket
water sport di danaunya nanti, tapi saya melewati tawaran tersebut. Untuk
menuju ke danau, kita harus trekking melewati anak tangga, melewati hutan dan
hilir mudik wisatawan. Di sini juga banyak monyet jadi hati-hati jika membawa
makanan dan minuman jangan sampai terlihat. Menaiki bukit yang lumayan curam
kemudian ttrekking menuruni bukit yang juga curam hingga sampai ke pinggir
danau.
|
Suasana hutan tropis menuju danau |
Sampai di danau kita di sambut papan
informasi mengenai legenda Danau Dayang Bunting ini beserta penjelasan ilmiah
tentang terbentuknya danau ini. dari sini terbaca bahwa danau ini terbentuk
karena amblasnya bagian pulau ini yang semula berupa goa-goa kemudian terisi
oleh air tawar karena banyaknya pepohonan yang mengelilingi danau ini. Tentu
saja kejadian ini terjadi ratusan juta tahun lalu hehehe. Nama Dayang Bunting
sendiri diambil karen salah satu gugusan bukitnya mirip wanita hamil yang
sedang tidur terlentang.
|
Sejarah terbentuknya Danau Dayang Bunting |
|
Infomasi mengenai Danau Dayang Bunting |
|
Formasi bebatuan yang membentuk seperti wanita hamil |
Di pinggir danau terdapat area terapung
dimana di sini terdapat kolam-kolam renang alami, penyewaan life jacket, kano
dan bebek-bebekan. Untuk sewa life jacket 2 RM yang dipakai untuk berennag di
danau dan kami menyewa kano dengan biaya 10 RM. Kano ini kami pakai untuk
berkeliling danau tawar ini. Danau ini lumayan luas dengan kedalaman rata-rata
10m tanpa ada area yang dangkal seperti umumnya danau (seperti pantai),
sehingga semua pengunjung yang melakukan kegiatan di sini wajib menggunakan
life jacket. Di sini pernah ada kasus turis yang meninggal tenggelam di danau
ini jadi keselamatan sangat diperhatikan.
|
Suasana di Danau Dayang Bunting |
|
Suasana di Danau Dayang Bunting |
Di pulau ini kami diberi free time
selama 1 jam. Setelah puas ber kano selanjutnya kembali ke tempat semula dimana
kapal di tambatkan, dan kali ini kami telat sodara-sodara, peserta lain sudah
duduk manis di kapal hahahha.
Eagle Feeding
Sama dengan tur sebelumnya yang ke
Kilim, salah satu atraksi yang menarik di Island Hopping ini adalah melihat
atraksi elang di Eagle Point. Dari Dayang Bunting kami dibawa ke lokasi yang
tidak begitu jauh dari dermaga. Meskipun areanya mirip dengan sebelumnya yaitu
berupa hutan mangrove namun di sini elangnya lebih banyak.
|
Menyaksikan atraksi Elang di Eagle Point |
|
Menyaksikan atraksi Elang di Eagle Point |
Melihat
atraksi yang langka ini membuat kami excited, gimana tidak, satu elang saja
sudah jarang kita lihat di Pulau jawa namun di sini burung elangnya sangat
banyak.dengan berputar-putar dan berakrobat seolah-olah mereka merasa bagian
dari pariwisata Pulau Langkawi ini. Amazing...
Pulau
Beras Basah
Pemberhentian
selanjutnya dan yang terakhir adalah singgah di Pulau Beras Basah. Di sini
hampir semua kapal merapat dan menurunkan penumpang. Pulau ini konturnya mirip
Pulau Pagang di Taman Nasional mandeh atau Pulau Menjangan di Karimun Jawa. Air
lautnya gradasi putih biru dan beombak tenang tapi buat yang bawa anak-anak
harap berhati-hati atau yang tidak bisa berenang karena meskipun agak landai
tapi bisa tiba-tiba dalam. Di sini umumnya pengunjung berenang dan bermain air
setelah lelah mengelilingi pulau.
|
Bermain air di Pulau Beras Basah |
|
Bermain air di Pulau Beras Basah |
Di
pulau ini terdapat private resor yang dikelilingi pagar kayu dan pengunjung di
larang masuk/selain tamu. Ada satu warung di sini yang menjual makanan minuman
ringan namun harganya lumayan mahal di banding di luar, jadi buat kalian yang
hendak Island Hopping sebaiknya bawa makanan dan minuman dari luar. Dan yang
kurang lagi di sini adalah tidak adanya ruang ganti atau toilet, jadi siap-siap
berbasah-basahan ketika pulang. Tapi tak usah takut karena begitu sampai di dermaga
pakaina sudah rada kering hahahha.
|
Gerbang private resort |
Sore di hari terakhir di Langkawi, kami habiskan di
Pantai Cenang dan menikmati keramaian. 5 hari di sini saya bisa mengambil
kesimpulan bahwa pemerintah Malaysia sangat mendukung sekali pariwisatanya,
dikemas dan dipromosikan dengan bagus sehingga menarik banyak wisatawan. Peranan
masyarakat di sini juga mendukung, sangat sedikit sekali masyarakat yang
bergantung pada pertanian dan perikanan, sebagian besar terlibat dalam usaha
pariwisata yaitu usaha penginapan yang mudah ditemukan, penyewaan mobil dan
motor, menjadi tur guide, restoran, cinderamata, dan lain-lain jadi jangan
heran kalau di minimarket dan du resto-resto kita temukan lowongan kerja. Hal
yang patut kita contoh buat kemajuan pariwisata Indonesia
Baca juga link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!