Langkawi-The Jewel of Kedah Part 6: Island Hopping at Dayang Bunting Marble Geoforest Park

Dayang Bunting Marble Geoforest Park
Hari ke-5 di Langkawi. Melengkapi petualangan di Langkawi. Kami mengikuti Island Hopping yaitu menjambangi Dayang Bunting Marble Geoforest Park, jadi lengkap sudah menjelajahi 3 gugusan geoforest di Langkawi. Berbeda dengan Machinchang Geoforest Park yang  menjual keunikan bebatuan jaman Kambrian (Cambrian) dan Kilim Geoforest Park yang menjual keunikan bebatuan karst nya, maka Dayang Bunting ini menjual keelokan bebatuan marmernya (Marble) yang merupakan bebatuan marmer terbaik. Tapi jangan berpikiran bahwa semua ini diexploitasi untuk kepentingan industri... TIDAK..., tidak ada sama sekali kegiatan tambang di sini, semua dibiarkan begitu adanya. Untuk menikmati kegiatan Island Hopping ini, pengunjung hanya di bebani sebesar 25 RM (sekitar Rp. 85.000), waduuuuuh murah sekali bukan, saya aja merasa tidak percaya loh hahahaha.

Menggunakan operator tur yang sama dengan ke Kilim, kami berkumpul di depan hotel AB. Jam 9 mobil jemputan datang, berbeda dengan kemaren yang menggunakan bis pariwisata, kali ini menggunakan mobil tua mirip angkot yang sudah di modifikasi hahahha. kemudian mobil berangkat menuju dermaga di sekitar pantai Tengah yang jaraknya tidak begitu jauh dari Pantai Cenang mengingat Pulau kedua terbesar di Langkawi ini berada di bagian selatan yang tak begitu jauh dari pulau utama. Di dermaga yang tidak ada jetty nya ini banyak terdapat kapal-kapal yang siap mengantarkan wisatawan untuk Island Hopping. Kali ini jumlah wisatawan yang satu grup kami cuman 1 kapal.
Menunggu keberangkatan kapal
Sekitar jam 9 kurang kami mulai naik ke kapal, kemudian semua peserta memakai baju pelampung/life jacket, setelah semua siap kemudian kapal berangkat. Sama seperti kapal kemaren, kapal sekarang juga tidak kalah gesitnya dengan kata lain ngebut dan membuat adrenalin terpacu. Sepanjang jalan kami di suguhi dengan pemandangan pulau-pulau karst dengan pepohonan hijau dan rapat. Sesekali pemngemudi boat membawa kami mendekati pulau kecil seolah-olah ingin menbrak dan bermanuver yang membuat jantung deg-degan. Di salah satu spot, boat kami berhenti dan kami diberi waktu untuk menikmati pemandangan yang sangat cantik, berada di selat yang dikelilingi pulau-pulau yang eksotik.
Pemandangan selama Island hopping
Pulau Dayang Bunting
Boat kami kembali berjalan, tujuan persinggahan pertama adalah Pulau Dayang Bunting, kami berlabuh ke pinggir pantai melalui dermaga kayu sederhana. Tujuan utama ke pulau ini tentu saja ke Danau (Tasik) Dayang Bunting (The Pregnant Maiden Lake). Tapi sebelum ke sana tidak ada salahnya menikmati pemandangan pulau ini dari atas dermaga.
Dermaga Pulau Dayang Bunting

Dermaga Dayang Bunting
Pemandangan dari dermaga
Turun melewati anak-anak tangga kayu kemudian sampai di gerbang/loket masuk dan setiap pengunjung dikenai tiket masuk 6 RM (Rp. 16.500). Di sini, ditengah pepohonan tropis ini juga terdapat cafe-cafe, toilet dan toko cendera mata. Juga nanti kita di tawarkan paket water sport di danaunya nanti, tapi saya melewati tawaran tersebut. Untuk menuju ke danau, kita harus trekking melewati anak tangga, melewati hutan dan hilir mudik wisatawan. Di sini juga banyak monyet jadi hati-hati jika membawa makanan dan minuman jangan sampai terlihat. Menaiki bukit yang lumayan curam kemudian ttrekking menuruni bukit yang juga curam hingga sampai ke pinggir danau.

Suasana hutan tropis menuju danau
Sampai di danau kita di sambut papan informasi mengenai legenda Danau Dayang Bunting ini beserta penjelasan ilmiah tentang terbentuknya danau ini. dari sini terbaca bahwa danau ini terbentuk karena amblasnya bagian pulau ini yang semula berupa goa-goa kemudian terisi oleh air tawar karena banyaknya pepohonan yang mengelilingi danau ini. Tentu saja kejadian ini terjadi ratusan juta tahun lalu hehehe. Nama Dayang Bunting sendiri diambil karen salah satu gugusan bukitnya mirip wanita hamil yang sedang tidur terlentang.
Danau Dayang Bunting dari atas
Sumber: https://naturallylangkawi.my/about-langkawi/

Sejarah terbentuknya Danau Dayang Bunting
Infomasi mengenai Danau Dayang Bunting
Formasi bebatuan yang membentuk seperti wanita hamil
Di pinggir danau terdapat area terapung dimana di sini terdapat kolam-kolam renang alami, penyewaan life jacket, kano dan bebek-bebekan. Untuk sewa life jacket 2 RM yang dipakai untuk berennag di danau dan kami menyewa kano dengan biaya 10 RM. Kano ini kami pakai untuk berkeliling danau tawar ini. Danau ini lumayan luas dengan kedalaman rata-rata 10m tanpa ada area yang dangkal seperti umumnya danau (seperti pantai), sehingga semua pengunjung yang melakukan kegiatan di sini wajib menggunakan life jacket. Di sini pernah ada kasus turis yang meninggal tenggelam di danau ini jadi keselamatan sangat diperhatikan.
Suasana di Danau Dayang Bunting
Suasana di Danau Dayang Bunting
Di pulau ini kami diberi free time selama 1 jam. Setelah puas ber kano selanjutnya kembali ke tempat semula dimana kapal di tambatkan, dan kali ini kami telat sodara-sodara, peserta lain sudah duduk manis di kapal hahahha.

Eagle Feeding
Sama dengan tur sebelumnya yang ke Kilim, salah satu atraksi yang menarik di Island Hopping ini adalah melihat atraksi elang di Eagle Point. Dari Dayang Bunting kami dibawa ke lokasi yang tidak begitu jauh dari dermaga. Meskipun areanya mirip dengan sebelumnya yaitu berupa hutan mangrove namun di sini elangnya lebih banyak.
Menyaksikan atraksi Elang di Eagle Point
Menyaksikan atraksi Elang di Eagle Point
Melihat atraksi yang langka ini membuat kami excited, gimana tidak, satu elang saja sudah jarang kita lihat di Pulau jawa namun di sini burung elangnya sangat banyak.dengan berputar-putar dan berakrobat seolah-olah mereka merasa bagian dari pariwisata Pulau Langkawi ini. Amazing...

Pulau Beras Basah
Pemberhentian selanjutnya dan yang terakhir adalah singgah di Pulau Beras Basah. Di sini hampir semua kapal merapat dan menurunkan penumpang. Pulau ini konturnya mirip Pulau Pagang di Taman Nasional mandeh atau Pulau Menjangan di Karimun Jawa. Air lautnya gradasi putih biru dan beombak tenang tapi buat yang bawa anak-anak harap berhati-hati atau yang tidak bisa berenang karena meskipun agak landai tapi bisa tiba-tiba dalam. Di sini umumnya pengunjung berenang dan bermain air setelah lelah mengelilingi pulau.
Bermain air di Pulau Beras Basah
Bermain air di Pulau Beras Basah
Di pulau ini terdapat private resor yang dikelilingi pagar kayu dan pengunjung di larang masuk/selain tamu. Ada satu warung di sini yang menjual makanan minuman ringan namun harganya lumayan mahal di banding di luar, jadi buat kalian yang hendak Island Hopping sebaiknya bawa makanan dan minuman dari luar. Dan yang kurang lagi di sini adalah tidak adanya ruang ganti atau toilet, jadi siap-siap berbasah-basahan ketika pulang. Tapi tak usah takut karena begitu sampai di dermaga pakaina sudah rada kering hahahha.
Gerbang private resort
Sore di hari terakhir di Langkawi, kami habiskan di Pantai Cenang dan menikmati keramaian. 5 hari di sini saya bisa mengambil kesimpulan bahwa pemerintah Malaysia sangat mendukung sekali pariwisatanya, dikemas dan dipromosikan dengan bagus sehingga menarik banyak wisatawan. Peranan masyarakat di sini juga mendukung, sangat sedikit sekali masyarakat yang bergantung pada pertanian dan perikanan, sebagian besar terlibat dalam usaha pariwisata yaitu usaha penginapan yang mudah ditemukan, penyewaan mobil dan motor, menjadi tur guide, restoran, cinderamata, dan lain-lain jadi jangan heran kalau di minimarket dan du resto-resto kita temukan lowongan kerja. Hal yang patut kita contoh buat kemajuan pariwisata Indonesia

Baca juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)