Kilim Karst
Geoforest Park
Kilim Karst Geoforest Park ini adalah salah satu dari
3 Geoforest yang membentuk Langkawi Geopark. Yang menjadi daya tarik geosite
ini adalah hutan mangrove, fauna, goa dan tentu saja formasi bebatuan karst nya
yang sangat unik. Untuk menikmati keindahan ini kita bisa menyewa boat ataupun
mengikuti tur yang banyak kita temui di sudut pulau terutama di Pantai Cenang.
Pilihan kedua ini adalah yang umum digunakan oleh wisatawan karena jauh lebih
murah bisa seperlima dari biaya sewa boat.
Hari ke empat di Langkawi, harusnya kami melanjutkan
ke Penang tapi kami memutuskan melanjutkan 2 hari di Langkawi sehingga
penginapan yang sudah di bayar di Penang menjadi hangus. Juga kami pindah
penginapan yang tidak jauh dari penginapan sebelumnya dengan harga yang lebih
murah yaitu 45 RM/malam tanpa bayar tambahan holiday tax 10 RM. Hari ini kami
pilih dengan mengikuti tur keliling Kilim yang umum disebut juga dengan
Mangrove Tur. Kami membeli paket tur di sebuah operator trip (depan AB Hotel)
di Cenang dengan biaya 50 RM/orang (sekitar Rp. 150.000) dan ini lebih murah
dibanding kalau kita beli dari hotel atau agen yang mematok harga bisa di atas
100RM. Begitu membayar paket, kita akan mendapatkan stiker yang harus dipasang
di dada nantinya. Untuk lamanya tur memakan waktu sekitar 5jam (berangkat jam 9
pagi dan kembali sekitar jam 2 atau jam 3 siang). Dan harap dicatat, untuk
mengikuti tur kita harus mendaftar sehari sebelumnya.
Pagi-pagi peserta tur berkumpul di lobby hotel dan
tepat jam 9 kami naik bus yang disiapkan, mirip bis pariwisata besar yang kita
kenal di Indonesia. Bis ini akan mampir ke beberapa spot penjemputan. Agak
lambat sih tapi resiko karena ikut tur hehehe. Hingga akhirnya bis penuh dan
perjalanan lancar hingga ke Tanjung Rhu yang berjarak sekitar 30km dari Pantai
Cenang. Kalau menggunakan motor mungkin bisa dicapai dalam waktu 30 menit tapi
dengan bis ini ditempuh selama 45 menit. Didengar dari bahasanya, wisatawan
yang bersama kami berasal dari Eropa/US, China, warga lokal dan dari Indonesia
cuman kami berdua.
Melewati Tanjung Rhu, menyisiri pinggir pantai
berpasir putih, terlihat sepi pengunjung. Di pinggir pantai terlihat deretan
penginapan-penginapan sederhana dan tempat makan. Karena kami mengikuti tur
jadi tidak bisa mampir padahal dari referensi, pantai ini juga salah satu spot
untuk menyaksikan sunset. Dari Pantai Tanjung Rhu ke dermaga Mangrove Tur sudah
sangat dekat berjarak sekitar 5 menit.
Sampai di dermaga sudah banyak sekali peserta tur
dengan operator yang berbeda ataupun datang langsung untuk private trip.
Peserta trip dikelompokkan berdasarkan stiker yang di pakai karena boat yang
dipakai berbeda per operator. Untuk rombongan kami dibagi menjadi 2 boat yang
masing-masing boat berisi sekitar 20 orang. Banyak sekali kapal-kapal yang akan
membawa penumpang maupun kapal-kapal yang berlabuh di sini. Meskipun ramai
tapi terlihat sanggat rapih dan bersih. Dermaga ini berada di area mangrove dan
di laatar belakangi oleh perbukitan karst. Di kejauhan kita sudah bisa melihat
Bukit Gorilla/The Gorilla Mountains. Dinamakan seperti itu karena bentuknya
seperti gorilla di kejauhan.
|
Bukit Gorila |
Setelah semua peserta naik, menggunakan life jacket (kapal belum berangkat kalua peserta belum menggunakan life jacket) kemudian boat kami lambat
laun meninggalkan dermaga. Baru berjalan saja kita sudah bisa menikmati
keindahan hutan mangrove di kiri kanan jalur cruise. Jalur ini seperti
menyusuri sungai padahal lautan. Melewati Bukit Kingkong kemudian mengambil
jalur mangrove sebelah kanan. Indahnya lalur mangrove berkelok-kelok ini
ditambah dengan bukit-bukit yang membentuk pulau-pulau karst kecil. Dengan keahliannya,
pengemudi boat kami sering melakukan manuver dengan kecepatan penuh yang
membuat peserta tur berteriak, takut bercampur senang. Jalur mangrove yang
terkadang sempit dijadikan seperti ajang formula 1 heheheh. Dan arena ini
menjadi semarak dengan banyak nya boat hilir mudik.
|
Formasi bukit batu di Kilim Geoforest Park |
|
Formasi bukit batu di Kilim Geoforest Park |
|
Bat Cave |
|
Bat Cave |
Dari Crocodile Cave selanjutnya mengambil jalur
memutar, terlihat kapal-kapal cruise kecil dan wisatawan yang bermain kano
memasuki lorong-lorong hutan mangrove. Ini bisa kalian lakukan jika mempunyai
budget lebih dan lebih banyak waktu.
Pemberhentian selanjutnya adalah Bat Cave. Karena di
sini semua penumpang turun untuk melakukan short visit ke dalam gua, jadi di
jetty kecil goa ini sangat banyak sekali kapal berlabuh. Sebelum memasuki goa
pengunjung harus membayar ongkos masuk 4RM/orang. Melewati jembatan kayu yang
berada di pinggiran goa sampai ke mulut goa dan harus antre karena banyaknya
pengunjung.
|
Pemberhentian selanjutnya: Bat Cave |
|
Kapal-kapal yang berlabuh di jetty Bat Cave |
Ada guide yang memberikan penjelasan mengenai gua tersebut dan
membawakan senter. Di dalam gua yang tidak terlalu besar dan pendek (kalau jauh
dengan goa-goa yang kta kenal di Indonesia) terdapat ribuat kelelawar yang
bergantung didinding-dinding goa. Pengunjung terlihat antusias menikmati goa
ini (walaupun menurut kami biasa saja hehehe). Keluar goa kemudian memasuki
hutan mangrove lagi dan keluar lagi melewati lorong-lorong goa. Kami cukup
menghabskan 30 menit dari 45 menit yang di siapkan oleh guide.
|
Kondisi Bat Cave |
|
Kondisi Bat Cave |
Dari Bat Cave kemudian mengambil jalur balik,
menyisiri pinggir pulau, di hadapan kami adalah laut lepas, kemudian sampailah
ke Puncak Kilim (Kilim Pinnacle), di sinilah terdapat landmark Kilim yang
bertuliskan “Kilim Geoforest Park”. Kapal kami tidak terlalu mendekat supaya tulisan
di landmark ini bisa terfoto utuh. Setelah beberapa menit diberi kesempatan
mengambil foto kemudian kami melanjutkan mampir ke sebuah restoran terapung.
|
Perjalanan pulang dari Bat Cave |
|
Kilim Pinnacle |
|
Formasi bebatuan di sekitar Kilim Pinnacle |
Mampir di restoran ini yang menunya didominasi oleh
makanan laut. Jangan takut karena harganya normal, sama aja jika makan di
restoran biasa padahal bisa saja pemiliknya memberi harga mencekik toh
pengunjung terpaksa makan karena sudah lewat tengah hari namun di sini harganya
sangat wajar. Restoran terapung ini mempunyai pemandangan yang sangat bagis,
dikeliligi oleh pulau karst, dari sini terlihat Bukit Gozilla di kejauhan. Di
resto ini juga tersedia karamba laut yang dibagi-bagi menjadi kolam-kolam yang
diisi berbagai jenis ikan khas yang berusia puluhan tahun. Salah seorang
petugas memberi hiburankepada pengunjung dengan memberi makan ikan dan
mengelus-elus ikan seperti hewan peliharaan seperti pada manta ray. Ada juga
ikan nemo, ikan buntel berwarna warni dll. Atraksi ini tidak dipungut biaya
alias gratis. Bukan hanya itu, pengunjung juga bebas menggunakan toilet.
|
Lokasi resto terapung |
|
Salah satu atraksi di resto terapung |
|
Salah satu atraksi di resto terapung |
|
Salah satu sudut resto terapung |
Setelah makan siang, sekitar jam 2 kami kembali ke
jetty yang sudah tidak jauh lokasinya dari resto. Turun dari kapal, pengunjung
bisa membeli cendera mata berupa foto-foto diri yang sudah dibingkai (tidak
wajib beli), layaknya foto-foto sehabis wisuda hehehehe. Sampai di Cenang
sekitar jam 3, dan sore nya dihabiskan bersantai di pantai sambil menunggu
matahari terbenam.
|
Cendera mata dengan foto diri |
Baca juga link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!