Taman Nasional Gunung Halimun Salak: Mengunjungi Curug Ciparay Muara Herang dan Curug Goa Lumut
Melanjutkan perjalanan setelah dari Curug Seribu dari blog sebelumnya: Curug Sawer dan Curug Seribu
Balik dari Curug Seribu, kami langsung cuus ke Curug Ciparay Muara Herang. Untung jalannya gak se-ekstrim ke Curug Seribu. Beberapa ratus meter melewati jalan berbatu, kami sampai di loket pembayaran, satu orang Rp. 10.000. Dan disepanjang jalan saya hanya menemukan satu dua orang saja yang lewat.
Setelah melewati jalanan yang bagus, kemudian
kita akan melewati turunan yang agak terjal menuju air terjuan. Meski tidak
seekstrim Curug Seribu, haruslah tetap berhati-hati.
Cuman beberapa ratus meter, ketika memasuki area sungai membuat saya terpesona, dan langsung menyimpulkan inilah area curug yang paling bagus yang pernah saya temui (gak tau ya kedepannya) di Jawa Barat.
Dari namanya..tidak salah di sebut muara karena menjadi pertemuan dua aliran, di kanan yang berasal dari Curug Ciparay (di kanan juga ada aliran sungai) serta dari sisi kiri Curug Muara (Herang). Menuju ke seberang sungai kita harus melewati jembatan gantung yang dibuat dari bambu.
Di ujung jembatan kita akan menemui beberapa saung untuk beristirahat. Wuih kebayang kan, berada di lembah, di kelilingi hutan perawan, di kelilingi sungai yang jernih serta di temani semangkok mie rebus dan the manis hangat…. Hmmmm nikmat apalagi yang kau dustakan?
Cuman beberapa ratus meter, ketika memasuki area sungai membuat saya terpesona, dan langsung menyimpulkan inilah area curug yang paling bagus yang pernah saya temui (gak tau ya kedepannya) di Jawa Barat.
Dari namanya..tidak salah di sebut muara karena menjadi pertemuan dua aliran, di kanan yang berasal dari Curug Ciparay (di kanan juga ada aliran sungai) serta dari sisi kiri Curug Muara (Herang). Menuju ke seberang sungai kita harus melewati jembatan gantung yang dibuat dari bambu.
Di ujung jembatan kita akan menemui beberapa saung untuk beristirahat. Wuih kebayang kan, berada di lembah, di kelilingi hutan perawan, di kelilingi sungai yang jernih serta di temani semangkok mie rebus dan the manis hangat…. Hmmmm nikmat apalagi yang kau dustakan?
Setelah istirahat plus makan mie, kami menuju
Curug Ciparay.kalau mau lewat sisi kanan, kita harus melewati jembatan gantung
lagi.
Kalau melewati sisi kiri, harus melewati sisi bukit dan bebatuan. Setelah melewati jembatan, turun ke sungai yang berair sangat jernih dan dingin. Kemudian ke Curug kita menyeberang sungai, harus hati-hati karena aliran airnya cukup deras.
Di beberapa tempat terdapat kolam-kolam alami, disini banyak pengunjung yang berenang atau loncat-loncat.
Setelah melewati bebatuan besar
sampailah di depan curug… dengan ketinggian sekitar 75 m, curug ini sangat
menawan. Dengan ketinggian seperti itu, menghasilkan tampias sehingga bebatuan
di sekitar sana berlumut dan licin. Jadi harus hati-hati melangkah, jangan
sampai tergelincir. Saat itu tidak terlihat pengunjung yang berenang di kolam
curug, para pengunjung berenang di aliran sungai.
Kalau melewati sisi kiri, harus melewati sisi bukit dan bebatuan. Setelah melewati jembatan, turun ke sungai yang berair sangat jernih dan dingin. Kemudian ke Curug kita menyeberang sungai, harus hati-hati karena aliran airnya cukup deras.
Di beberapa tempat terdapat kolam-kolam alami, disini banyak pengunjung yang berenang atau loncat-loncat.
Di tebih sisi kanan curug terdapat aliran sungai
yang lumayan deras. Airnya jernih aka bening. Saya mencoba ke sana, air nya
lumayan dalam, gak sadar saking jernihnya sehingga kelihatan dasar sungai. Buat
saya sungai ini misteri banget, mengalir melewati tebing di kiri kanan, agak
ngeri juga kalau melangkah lebih jauh kedalam. Takut kalau tiba-tiba ada air
bah sehingga gak ada jalan untuk menyelamatkan diri. Meninggalkan spot ini juga
meninggalkan pertanyaan ada apa di balik tebing itu? Mungkin buat kalian pecinta sungai/water trek
bisa menyusuri sungai tersebut…
Kembali ke pertigaan, sebelah kiri kami menuju Curug Muara Herang. Curug ini mempunyai leuwi/kolam berwarna kebiruan, dan kabarnya kolamnya sangat dalam.
Karena airnya berputar/pusaran, maka disini dilarang berenang. Ini jelas sekali tertulis di papan petunjuk dan sepertinya diikuti oleh para pengunjung. Berbeda dengan aliran sungai sebelah kanan, aliran sungai disini berbau sulfur dan bebatuannya nerwarna merah, dibandingkan bebatuan di kanan yang berwarna kehitaman/coklat. Sepertinya kedua sungai tersebut berbeda aliran, dan Muara Herang mungkin (mungkin loh ya..) ada aliran dari Kawah Ratu.
Kembali ke pertigaan, sebelah kiri kami menuju Curug Muara Herang. Curug ini mempunyai leuwi/kolam berwarna kebiruan, dan kabarnya kolamnya sangat dalam.
Karena airnya berputar/pusaran, maka disini dilarang berenang. Ini jelas sekali tertulis di papan petunjuk dan sepertinya diikuti oleh para pengunjung. Berbeda dengan aliran sungai sebelah kanan, aliran sungai disini berbau sulfur dan bebatuannya nerwarna merah, dibandingkan bebatuan di kanan yang berwarna kehitaman/coklat. Sepertinya kedua sungai tersebut berbeda aliran, dan Muara Herang mungkin (mungkin loh ya..) ada aliran dari Kawah Ratu.
Setelah puas kamipun kembali…..
Sampai di penginapan sekitar jam 1 lebih… sehabis
makan siang kamipun istirahat ….
Petualangan hari ini belum berakhir…..
Selepas Ashar kami melanjutkan kunjungan ke Curug
Goa Lumut (dulu sih dah pernah kesini, dulu namanya Curug Alami). Curug ini
tepat berada di belakang penginapan, keluar lewat pintu kecil dan berjalan
sekitar 50 meter kami sampai ke loket. Bayarnya Rp. 10.000 per orang.
Setelah loket ada 2 jalan (dulu cuman satu langsung ke Curug), ke kanan Water Trek dan ke kiri langsung ke curug. Kami mengambil jalur kanan, turun ke sungai. Beberapa meter di kanan sungai terlihat jurang, dan terlihat jalur ke curug Cigamea di kejauhan. Pengunjung dilarang mendekat ke jurang. Awas jangan coba-coba selfi melewati batas, tergelincir bisa langsung isdet sampai ke bawah….
Menyusuri sungai, terlihat lumayan banyak sampah bekas minuman…. Hmmmmm
Jalurnya tidak panjang seperti water trek di Curug Kondang, palingan 50 meter kemudian kita naik ke atas melewati pinggir tebing. Kita harus berhati-hati melangkah, karena tergelincir dan jatuh, bebatuan menunggu dibawah, meski tidak terlalu tinggi tapi akibatnya bisa fatal. Melewati tebing, langsung disambut air terjun.
Di sini rame banget pengunjung yang datang, berbeda banget pas kunjungan di 2014, sekarang curug ini terlihat kotor, banyak sampah bertebaran. Tampaknya area ini kurang terurus. Gak lama kami di sini, cuman mengambil beberapa foto, kami memutuskan balik ke penginapan.
Setelah loket ada 2 jalan (dulu cuman satu langsung ke Curug), ke kanan Water Trek dan ke kiri langsung ke curug. Kami mengambil jalur kanan, turun ke sungai. Beberapa meter di kanan sungai terlihat jurang, dan terlihat jalur ke curug Cigamea di kejauhan. Pengunjung dilarang mendekat ke jurang. Awas jangan coba-coba selfi melewati batas, tergelincir bisa langsung isdet sampai ke bawah….
Menyusuri sungai, terlihat lumayan banyak sampah bekas minuman…. Hmmmmm
Jalurnya tidak panjang seperti water trek di Curug Kondang, palingan 50 meter kemudian kita naik ke atas melewati pinggir tebing. Kita harus berhati-hati melangkah, karena tergelincir dan jatuh, bebatuan menunggu dibawah, meski tidak terlalu tinggi tapi akibatnya bisa fatal. Melewati tebing, langsung disambut air terjun.
Di sini rame banget pengunjung yang datang, berbeda banget pas kunjungan di 2014, sekarang curug ini terlihat kotor, banyak sampah bertebaran. Tampaknya area ini kurang terurus. Gak lama kami di sini, cuman mengambil beberapa foto, kami memutuskan balik ke penginapan.
Hari ini lumayan capek yes… hehehehe. Saatnya
istirahat menyongsong petualangan berikutnya…
Link terkait:
Link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!