Cidahu: Sawah, Air Terjun dan Matahari Terbenam II
Melanjutkan tulisan sebelumnya: Cidahu Part 1, hari ini kami berencana ke Kawah Ratu yang berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).Seperti yang di bilang oleh sodaranya Revan, ke Kawah Ratu palingan makan waktu sekitar 1 jam. OK, let's see...!!!.
Kami berangkat sekitar jam 6.30 pagi di temani oleh 4 orang bidadari nya Revan. Dari rumah ke gerbang TNGHS sekitar 30 menit.
Oh iya, jalan ke TNGHS bagus loh, aspalnya mulus. Sebelumnya, di Terminal Cidahu, ada gerbang yang dijaga pemuda sekitar, seharusnya kita bayar 1 mobil Rp. 15.000, tapi karena sodara Revan bilang kami ke dalam ke rumah sodara akhirnya gak bayar hehehhee.... Nah kalo kita naik angkot kita berhenti di terminal ini yaitu angkot putih dari pertigaan Caringin dengan ongkos Rp. 5.000, sebelumnya kalo dari Sukasari naik angkot 02 bayar Rp. 10.000. Selanjutnya dari terminal Cidahu harus naik ojek ke TNGHS. Di gerbang TNGHS kita bayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000 orang dewasa. Di loket kami dikasih tau oleh petugas bahwa jalan ke Kawah Ratu ditutup sementara sampai Maret... hua hua hua... kecewa...:D. Ya udah kami hunting curug aja deh....
Enak nya di sini, kalau sudah bayar tiket masuk, di dalam kita gak bayar lagi parkiran atau tiket masuk ke curug-curug yang banyak di dalam Taman Nasional, semuanya gratis-tis-tis. Beda dengan TNGHS yang di Bogor, walaupun sudah bayar tiket masuk, di tiap curug kita harus bayar lagi parkiran dan tiket masuk ke curug-curug.
Salah satu view menuju TNGHS |
Enak nya di sini, kalau sudah bayar tiket masuk, di dalam kita gak bayar lagi parkiran atau tiket masuk ke curug-curug yang banyak di dalam Taman Nasional, semuanya gratis-tis-tis. Beda dengan TNGHS yang di Bogor, walaupun sudah bayar tiket masuk, di tiap curug kita harus bayar lagi parkiran dan tiket masuk ke curug-curug.
Di dekat gerbang masuk |
Parkir bebas dan aman... |
Camping ground |
Camping ground |
Camping ground |
Di atas lokasi camping ground terdapat papan penunjuk arah ke curug. Jalan berbatu dan turun santai kami menuju curug. Gak terlalu jauh ternyata, palingan 100m.
Jalan menuju curug |
Sampai di bawah terdapat sungai kecil aliran curug, menyeberang sungai kemudian kita menemukan curug pertama. Curug nya gak terlalu tinggi palingan 8m. Curug ini berair bening dan bersih.... mungkin pengunjungnya sedikit yes? (eh tapi sempat liat ada botol minuman juga sih)
Revan dan para bidadarinya.... |
Setelah di curug pertama, kami menuju curug selanjutnya. Kita melewati tangga batu di sebelah kanan curug. Melalui pinggiran sungai/tebing, gak beberapa lama kami menemukan curug kedua. Berbeda dengan curug pertama, curug ini jatuh melewati bebatuan. Airnya tidak begitu besar dan deres.
Selanjutnya di sisi sebelah kiri kita bisa menemukan curug ketiga. Menuju curug ini kita melewati jembatan kayu.
Curug ketiga ini terdiri dari 2 curug. Di kanan curug yang besar dengan debit yang cukup besar dan deres sementara di tebing sebelah kiri curugnya lebih kecil.
Di sekitar curug kita bisa menemukan rasberry, kebetulan ada yang udah mateng jadi kami bisa panen hehehehe.... lumayan di icip-icip...
Curug yang kecil.. |
Setelah puas poto-poto kamipun kembali. Jalan yang diambil adalah jalur kanan, melewati tebing bukit. Jadi gak melewati curug yang tadi dilewati.
Ini pohonku... mana pohonmu...?? |
Sampai di parkir kami menuju ke curug selanjutnya. Lokasi curug ini (parkirnya loh hehehe) yaitu pas di pintu masuk ke Puncak Gunung Salak/Kawah Ratu dan Javanaspa. Setelah parkir (2 orang gak ikut hehehe, cuman saya, Revan dan 2 bocah) kami menuju curug.
Jalan ke puncak di tutup ciiin.... |
Papan petunjuk curug berada di pertigaan Javanaspa, kita ambil kanan menuju hutan, tertulis jaraknya yaitu 1 km. Menuju curug kita cukup mengikutin jalan setapak kecil. Meski berada di hutan/semak, jalan tersebut tetap terlihat jadi jangan takut nyasar. Beberapa ratus meter pertama kami melewati jalan setapak di pinggir kawat pagar Javanaspa. Di beberapa titik kita bisa melihat view ke kota. Meski jalannya gak terlalu ekstrim, tapi lumayan menguras tenaga hehehe.
Setelah melewati pagar, terlihat 2 orang sedang membersihkan bukit, terlihat banyak pohon damar yang masih kecil-kecil. Kemudian ketemu pertigaan, kami ambil kanan terus turun ke sungai..... O lalala, di ujung jalan kami melihat curug yang dituju.
Curug tunggal terlihat di depan mata, belum ada pengunjung yang datang selain kami berempat. Karena derasnya debit air, kami merasakan tampias apalagi mendekat ke curug. Airnya sangat jernih, dingin dan bersih tentunya meski ada sedikit bau belerang.
Karena tampias, agak susah mengambil foto huuuuh... tapi lumayan juga hasilnya. Saya juga mencoba mengambil sudut lain, di arah aliran sungai. Bocah-bocah pada mandi dan selfie sementara saya hunting foto aja hehehe.
Setelah puas poto-poto kami pun kembali, setelah terasa sedikit gerimis. Jalan pulang, meski berasa lebih berat tapi terhibur dengan view kota dan pegunungan serta hutan.
Di sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan banyk pengunjung berkelompok baik 2 orang atau 6 orang. Meski gak serame pengunjung di curug-curug yang ada di Sentul.
Kami juga menemukan banyak rasberry yang siap makan. Rasanya manis asem.... lumayan daripada rasa cinta yang pernah ada.... #eaaaaa
Setelah sampe parkir, nunggu 2 bocah ganti pakaian. Setelah itu kami menuju curug berundak (2 Undak) yang ada deket pintu gerbang, ada yang menyebut curug ini Curug Cangkuang.
Kali ini, cuman saya dan Revan menuju curug selanjutnya. Jarak dari parkir ke curug ini sekitar 700 meter (ini jarak garis lurus apa jarak jalannya ya.. perasaan jauh deh hehehe).
Jalan menuju curug beberapa ratus meter pertama adalah jalan batu. Jalannya menurun agak landai. Di ujung jalan kita akan menemukan lembah, dimana disini dijadikan camping ground. Di tengah area dialiri sungai kecil. Tersedia beberapa toilet dan satu warung.
Selanjutnya kita akan masuk ke jalur hutan damar. Hutan damar yang sengaja ditanam ini tidak kalah cantik dengan hutan pinus. Malah kalo saya pribadi, cantikan hutan damar. Batangnya yang kokoh, lurus dan batangnya bisa sangat besar.
Setelah melewati hutan damar, diujung jalan kita akan menemukan satu warung. Warung yang digunakan buat istirahat para pengunjung. Disini dijual mie instan, snack dan minuman. Nah kalau kita ambil kanan, sekitar 50m akan ketemu curug Cangkuang (undakan 2), dan ke kiri ke curug undakan pertama. Kami menuju arah kanan.
Ternyata pengunjungnya lumayan banyak hahahha, gak bebas ambil foto dimariiii.... mungkin ini adalah curug yang lokasinya paling deket makanya rame pengunjungnya.
Curugnya gak begitu tinggi, palingan sekitar 15m, aliran curug ini membentuk curug di tebing bawah, tapi sayang kita tidak bisa turun ke bawah, belum ada aksesnya.
Gak ada akses ke bawah.. |
Kami gak beberapa lama di curug ini. Selanjutnya kami menuju curug yang di atas.
Tmpaknya Revan dah mulai nyerah nih, keliatan capek banget dianya hehehe... setelah dipaksa akhirnya ikut juga. Trek menuju curug selanjutnya harus melewati alur sungai. Airnya? jangan ditanya, karna berada di atas, jadinya sangat bening dan tentunya dingin.
Cuman gak gak lama mengikuti trek ini, Revan udah menyerah gak mau lagi jalan.... Okay.. kami memutuskan balik....
(Jadi ada alasan dong tar buat balik lagi ke Cidahu hehehhe).
Sampai di warung, kami istirahat sejenak, makan mie dan teh hangat....
Setelah istirahat kami melanjutkan perjalanan menuju parkiran.
Sampe di parkiran sekitar jam 1-an. Selanjutnya kami balik ke rumah. Di rumah kami disuguhi makan siang ama Umi. Selanjutnya isoma, dan pulang ke Bogor hehehhe...
Pulang ke Bogor kami mengambil arah Loji..... awalnya lancar tapi ternyata macet total di pertigaan Batu Tulis/Rancamaya dan sampai rumah jam 8-an malam.
Uh capeknya hari ini..... tapi puas. Coret Cidahu dari wishlist hehehe (eh tar boleh balik lagi kok)....
Waduh ternyata masih banyak curugnya di situ. Waktu itu cuma ke Curug Cangkuangnya aja. Tapi untung dulu mah sepi.
BalasHapusFYI, jalan ke Kawah Ratu ga mungkin sejam dah. Bisa jadi sih buat akamsi. Hahaha.. Kalo start dari Gn Bunder aja yang jarak tempuhnya lebih deket dari via Cidahu bisa ampe 2-3 jam. Apalagi dari Cidahu yang lebih jauh. XD
Curugnya semua gak ada namanya, yang deket biasa yg terdekat disebut CUrug Cangkuang (ada 2 undakan) karena nama daerahnya Cangkuang
BalasHapusThanks ya infonya, menurut sodara temen sih 1 jam hehehhe. tapi setelah baca-baca di internet itu 3-5 jam hehehe
Rencananya liburan awal bulan november mau ke kawasan cidahu, tapi bingung antara mendaki gunung salak atau sekedar mengunjungi tempat wisatanya saja. Makasih banyak infonya sangat membantu .
BalasHapusJalanin satu-satu aja mas/mbak hahahha. lain kali bisa balik lagi kok
HapusYang curug 1 km dari parkiran sebelum curug cangkuang apa namanya kak?
HapusKe curug curug lain ada petunjuknya?
HapusUntuk ke curug nya ada petunjuk jalan?
HapusPetunjuknya cuman berupa papan-papan kecil. Curugnya gak ada yang jaga/ongkos. Untuk detailnya coba ditanya ke penjaga warung disekitar sana
BalasHapusCurugnya gak ada namanya...
BalasHapusGan, kalau pakai ojek dari stasiun Cicurug ke Pintu masuk taman nasional biayanya berapaan?
BalasHapusBagusnya dari Stasiun Cicurug naik angkot dulu yang warna putih ke Cidahu. Ada terminal bayangan dan ada gerbang yg harus bayar. Dari sini bisa naik ojeg ke Gerbang Taman Nadional. Tapi saya kurang tahu bayar berapa. Nah susahnya kalo didalam Taman Nasional ga ada ojeg... harus jalan kemana2... lumayan jauh dari satu t4 ke t4 lain
Hapuscamping groundnya lembah damar...tempat favourite keluarga dan anak2 mahasiswa...
BalasHapusterima kasih atas reviewnya...kami dari pihak camping ground cidahu mengucapkan banyak terima kasih.
BalasHapusuntuk info mengenai Bumi Perkemahan Cidahu Gunung Halimun Salak silahkan menghubungi di :
0838 - 1810 - 3360 ( Telp / WA )