Menikmati Wisata Susur Sungai dan Tubing di Sanghyang Kenit


Minggu, 23 Pebruari 2020
Sanghyang Kenit
Trip kali in saya, Kusti, Erlan dan Revan mengunjungi Sanghyan Kenit yang ada di Rajamandala-Cipatat-Bandung Barat. Sebelumnya kami (minus Erlan) sudah pernah mengunjungi area ini sekitar September 2018 lalu tapi hanya ke Sanghyang Heleut, Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek
Sanghyang Kenit ini belum setahun dibuka, jadi masih baru. Spot wisata ini muncul tidak sengaja, ketika PLTA Sanguling membendung Sungai Citarum Purba ini, karena debit airnya jadi dangkal sehingga bebatuan besar di sepanjang sungai dan goa-goa terlihat seolah-olah terangkat. Kondisi ini dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata dengan kegiatan tubing, caving (susur goa) dan berenang.
Pagi-pagi habis subuh kami berangkat menuju Padalarang via Puncak karena takut terjebak macet kalau kesiangan. Di tengah perjalanan mampir sebentar ke warung Bubur Ayam Cianjur. Perjalanan terus dilanjutkan hingga sampai Padalarang dan belok kanan ke arah PLTA Saguling. Buat kalian yang belum tahu, nanti kita akan masuk area PLTA yang ada portalnya yang ada penjagaan. Melewati pos ini kita nanti akan masuk area perbukitan dan hutan hingga nanti terlihat arah ke PLTA dan Sanghyang Helet/Sanghyang Kenit, ikutin aja petunjuk arahnya. Karena Sanghyang Kenit berada di hilir nya Sanghyang Heleut, kita akan berbeda arah, yaitu ke arah hilir sungai. karena ini area terbatas (wilayah PLTA) jadi kita tidak akan menemukan banyak rumah, hanya perbukitan dan hutan-hutan. Nanti sebelum ke lokasi akan ada petunjuk arah terakhir di pertigaan, ikutin saja hingga nanti ketemu area parkir di sebelah kanan (pas ke sana tidak ada penjaganya). Karena masih ragu, setelah parkir, Revan menuju ke arah sungai dan setelah pasti, kamipun berempat kesana. Kami sampai di lokasi ini sekitar jam 9 kurang jadi menempuh perjalanan 3 jam-an dari Bogor.
Menuruni bukit ke arah sungai, kami melewati jalan setapak dari cor-coran yang juga buat aliran air hujan. Sampai di bawah ada beberapa saung, loket jaga dan toilet. Ditemui oleh petugas jaga di sana kami menyampaikan maksud untuk caving, dan disuruh tunggu karena harus di temani guide.
Sampai di Sanghyang Kenit
Sanghyang Kenit dengan bebatuannya yang eksotik
Sanghyang Kenit dengan bebatuannya yang eksotik
Melihat lokasi ini, agak berasa surprise juga karena terlihat sangat unik. Sungai dengan air berwarna kehijauan dikelilingi tebing batu berwarna kecoklatan dengan aneka bentuk. Tebing karst ini terlihat seperti di ukir dan dipahat. Nah, di seberang sungai ini masuk wilayah Cianjur lo, sementara sisi tempat kami berdiri masuk wilayah Bandung Barat. Jam 9 tepat kami mendengar sirine yang ternyata adalah penanda bahwa pintu air dibuka, sehingga debit air yang tadinya kecil tiba-tiba menjadi besar dan deras. Buat kalian yang ngin berenang sangat disarankan menggunakan ban karena airnya sangat dalam dan berarus. Jauh ke bawah airnya lebih tenang dan ada kolam raksasa dan terlihat anak-anak loncat-loncat dan sebagian ada yang mancing juga. 
Setelah guide nya datang, kamipun bersiap caving. Perlengkapan yang kami pakai adalah life vest dan helmet. Berbeda dengan caving di Goa Barat, di sini kita tidak disediakan sepatu karet. Perlu dicatat, goa di sini tidak terlalu panjang hanya sekitar 150m saja, beda dengan Goa Barat yang panjangnya sekitar 3km, jadi cavingnya palingan sekitar 30 menit. Dari Sanghyang Kenit ini, perjalanan akan berakhir di Sanghyang Tikoro, dan pulangnya akan susur sungai dan sedikit tubing dan berenang. 
Berfoto brsama guide di mulut gua
Di temani 2 orang guide, kami memasuki mulut goa yang lebar, terlihat dikiri kanannya disediakan hammock buat pengunjung yang bersantai. Karena sebagian besar area goa ini dulunya terendam air, jadi stalagtite dan stalagmite di dalamnya tidak terlalu banyak. Treknya tidak terlalu susah, cenderung rata, tidak ada melewati anak sungai dan tidak ada lumpur. Tapi masih ada genangan air sebetis yang mungkin akibat air sungai yang terjebak. Terkadang kita melewati celah sempit dan pendek yang memaksa kita harus merunduk. Di titik tertentu kita bisa melihat cahaya matahari yang melewati lobang yang ada di atas goa. 
Kondisi di dalam goa
Kondisi di dalam goa
Kondisi di dalam goa
Seperti yang saya bilang sebelumnya, goa ini tidak terlalu panjang. Akhirnya kami sampai di mulut goa yang ada di Sanghyang Tikoro. Titik ini berada persis di pinggir sungai Citarum yang sedang bearus kuat. Di mulut goa ini keluar anak sungai yang airnya lumayan jernih. Di sini kami istirahat, bermain air dan berfoto-foto. 
Sampai finis di Sanghyang Tikoro
Add Sampai finis di Sanghyang Tikoro
Sampai finis di Sanghyang Tikoro
Untuk kembali ke tempat semula, ada 2 pilihan yaitu lewat atas/bukit atau menyusuri sungai dengan jarak yang tidak begitu jauh, kami memilih menyusuri sungai. awalnya kami bergantian naik ban yang didahului oleh satu orang guide yang nantinya menunggu di ujung. Selanjutnya berenang dan menyusuri pinggir sungai hingga akhirnya sampai ke titik awal.  
Kondisi jalan pulang
Kondisi jalan pulang
Kondisi jalan pulang
Sampai kembali di titik awal, kami lanjutkan dengan bermain ban di arus sungai tapi bannya di pasangin tali jadi bisa ditarik kembali oleh teman. Juga bermain hammock yang terpasang di mulut gua. Tidak lupa, kita bisa pesan mie instan untuk sekedar mengganjal perut. Setelah semua kegiatan selesai selanjutnya ganti pakaian.
Bermain ban di arus yang kuat
Bermain ban di arus yang kuat
Nah yang buat agak terkejut pas pembayaran hahahha. Terkejut gak nyangka ternyata harga paket caving-nya per orang Rp. 150.000, untuk masuk nya sih murah cuman Rp. 7.000 dan parkir Rp. 5.000. Harga ini sebenarnya ada tertulis di loket cuman kami gak baca, baru ngeh setelah mau pulang hehehhe. Kalo dari awal sudah tahu mungkin gak terlalu terkejut karena dibandingkan dengan Goa Barat yang panjangnya 3km kami hanya dikenakan biaya Rp. 300.000 (maks. 5 orang). Tapi ya udah, mungkin ini jadi pelajaran ke depannya untuk menanyakan harga sebelum bertransaksi hehehe.
Dari Sanghyang Kenit selanjutnya kami menuju Curug Tilu Leuwi Opat untuk berkemah semalam dan besok paginya ke The Great Asia Africa.

Kunjungi juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah