Mengunjungi Curug Bibijilan dan berkemah di Situ Gunung



29 Februari 2020
Curug Bibijilan
Trip kali ini bersama Kusti dan Jay kami mengunjungi Curug Bibijilan yang ada di Nyalindung-Sukabumi sementara Revan menyusul kemudian. Sebenarnya wisata Curug Bibijilan ini bisa digabung dengan Caving Goa Buniayu tapi akan memakan waktu 2 hari, jadi kami hanya mengunjungi curug nya saja. Selesai dari curug ini rencananya kami akan berkemah di kawasan Situ Gunung dan mengunjungi Curug kembar yang konon katanya sudah di buka (dulu pas 2x ke lokasi ini, curug ini belum terexpose).

Berangkat ke Sukabumi sekitar jam 6 pagi.  Untuk ke curug ini kita mengarah ke kota Sukabumi, dari kota ke curug berjarak sekitar 1 jam perjalanan. Dari kota kita akan mengarah ke Purabaya yang juga menjadi jalan alternatif ke Bandung. Kondisi jalannya lumayan bagus namun beberapa kilometer sebelum curug, terdapat longsor/tanah bergerak yang menyebabkan jalan di titik tersebut amblas juga rumah-rumah disekitarnya. Meskipun sudah dari Oktober tahun lalu namun kondisinya sampai sekarang sangat menggenaskan.
Titik longsor yang belum ada perbaikn
Tidak jauh dari area longsoran, di pinggir jalan kami melihat plang petunjuk arah ke Curug Bibijilan. di jalan masuknya ada pangkalan ojeg, jadi buat kalian yang naik kendaraan umum bisa memanfaatkan ojeg ini. Jalan masuk ke curug ini ada di sebelah kanan, kondisi jalannya beraspal. Memasuki hutan pinus, kemudian beberapa kilometer kita memasuki gang kecil hingga sampai di area parkir.
Plang petunjuk arah di sebeah kiri
Memasuki area parkir kami parkir kendaraan di antara pepohonan pinus. Untuk tiket masuk cuman Rp. 5.000/orang dan parkir Rp. 5.000, nah ucunya di sini, pengunjung lokal seperti anak-anak sekolahan tidak bayar, sementara pengunjungnya mayoritas masyarakat sekitar hahaha. Di sini juga ada beberapa warung kecil yang jual makanan kecil sehingga pengunjung gak kelaparan. Di sini ada 5 tingkatan curug yang utama/besar, pengunjung biasanya cuman sampai ke tingkat 3 dan untuk ke tingkat 4 dan 5 kami minta di antar sama petugas sana yang tahu jalan turun.
Gerbang Curug Bibijilan
Karena kita berada di perbukitan/dataran tinggi, tentu saja untuk ke curug harus menuruni bukit. Melewati anak tangga-anak tangga kita sampai ke aliran sungai. nah, di atas kita tidka melihat kan aliran sungainya, ini karena Curug Bibijilan ini aliran airnya keluar dari goa dan celah bebatuan. Sesuai dengan namanya, bibijilan = bermunculan/keluar.
Aliran bagian atas
Sampai di tingkat 1, sudah terlihat kemegahan curug ini, meskipun perjalanan kalian cuman sampai tingkat ini, pastilah cukup puas hehe. Debit air yang mengalir sangat deras, melucncur dari tebing batu yang mirip seluncuran besar. Di sini terlihat beberapa pengunjung yang berenang di kolam bagian bawah yang tidak terlalu dalam. Di sisi kiri terlihat pipa saluran air warga yang sesekali memuntahkan air karena bocor. Rimbunnya pepohonan tidak membiarkan cahaya matahari masuk sehingga suasana terasa adem. 
Curug Bibijilan tingkat 1
Curug Bibijilan tingkat 1
Di aliran bawah tingkat 1 ini terdapat kolam yang berwarna ijo tosca, area ini lumayan dalam sepertinya hampir 2 meter. Di sini kita bisa berenang sambil berloncatan di bebatuan yang tidak begitu tinggi. Sepertinya inilah area favorit pengunjung buat berenang. Di bawah area ini melewati tebing batu yang tidak begitu tinggi kita menemukan lagi area curug, tidak begitu tinggi namun menyerupai hordeng karena membentuk curug sepanjang aliran sungai.
Kolam alami di tingkat 2
Tingkat 2
Menuruni bukit yang ada di samping aliran sungai kita bisa menemukan lagi curug tingkat 3. Curug ini berada di rimbunnya pepohonan. Membentuk kolam yang tidak begitu dalam, curug ini terlihat cantik dan fotogenik. Dari sini kita bisa melihat curug bagian atas, tingkat 1.
Curug Bibijilan tingkat 3
Curug Bibijilan tingkat 3
Nah untuk ke tingkat 4, kita perlu sedikit usaha, karena harus menuruni bukit yang lumayan terjal meskipun tidak begitu panjang dan tinggi. Jalan setapaknya kecil sehingga banyak pengunjung biasa tidak sadar bahwa ada jalan turun hingga ke curug tingkat 4 dan 5. Dari jalur ini kita bisa melihat kota di kejauhan dan ridangnya pepohonan dan hutan-hutan. Sampai di pinggir tebing Curug tingkat 4 yang juga dinamakan Curug Dadali ini, kita akan melewati tebing dengan bebatuan yang licin. Curug tingkat 4 ini lebih tinggi di antara 3 curug sebelumnya. Aliran air yang jatuh menimpa bebatuan di tebing batu karst sehingga terlihat berundak-undak. Meskipun bukan tertinggi namun tingkat 4 ini adalah yang paling cantik di antara semua curug di sini. Untuk mendekati curug kita harus melewati bebatuan licin jadi harus hati-hati banget. Juga untuk mengambil foto juga sangat hati-hati karena di belakang kita langsung ke curug tingkat 5 yang merupakan curug tertinggi. Jadi jangan sampai kita terpeleset hingga meluncur ke bawah, fatal sekali akibatnya.
Curug Bibijilan tingkat 4
Curug Bibijilan tingkat 4
Masih di temani guide, kami menuju ke Curug Bibijilan tingkat 5, menuruni bukit dengan tanah merah yang sedikit basah akhirnya kami sampai ke tingkat 5. Menuruni sisi tebing ke dekat curug perlu sedikit usaha dan bantuan karena melewat akar poho (belum ada jalan turun). Tingkat 5 ini adalah curg tertinggi diantara semua curug yang ada. Adak mirip dengan tingkat 4 namun tidak selebar tingkat 4. Walaupun sangat tinggi namun dibanding tingkat 4 masih kalah cantik. Di bawah curug ini masih ada aliran membentuk curug yang lebih kecil. Untuk berfoto-foto di dekat curug kita harus hati-hati melangkah karena banyak bagian yang licin (Jay sampai terjatuh di lokasi ini).
Jalan turun ke tingkat 5
Curug Bibijilan tingkat 5
Curug Bibijilan tingkat 5
Dari tingkat 5 selanjutnya kami naik lagi hingga tingkat 3 dan menghabiskan banyak waktu untuk berfoto dan berenang. Juga di tingkat 2 kami berennang dan loncat demikian juga berendam di tingkat 1. Semakin siang semakin ramai pengunjung terutama anak-anak lokal sini. Memang, bermain di lokasi ini membuat kita enggan untuk beranjak.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango/Kawasan Situ Gunung
Dari Nyalindung kami ke kota Sukabumi untuk menjemput Revan di Stasiun Kereta Api untk selanjutnya ke Kadudampit. Tujuan kami ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Kadudampit ini adalah berkemah semalam dan paginya berkunjung ke Curug Kembar yang ada di aliran atas Curug Sawer. Karena sudah pernah ke Curug Sawer dan Jembatan Gantung sebelumnya, jadi keduanya kami lewati.

Sampai di gerbang Taman Nasional, meskipun sudah sore, ternyata pengunjungnya masih sangat ramai. Bertemu dengan petugas, ternyata Curug Kembar nya di tutup meskipun sempat di buka. Dan meski dirayu-rayu untuk diantar ke sana tapi tetap gak bisa. Akhirnya kami hanya berkemah di sini untuk malam ini. Lokasi yang kami pilih adalah Camping Ground Haredong yang gak jauh dari loket masuk. Tiket masuk untuk berkemah Rp. 37.000/orang sudah termasuk tiket masuk Taman Nasional. Meskipun agak kecewa, namun terobati dengan berkemah di kawasan ini. Mungkin lain kali kami bisa berkunjung ke sini lagi untuk ke Curug Kembar.
Berkemah di Buper Haredong
Suasana malam
Kunjungi juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)