Berkemah di Curug Tilu Leuwi Opat dan Mengunjungi The Great Asia Africa


Minggu, 23 Pebruari 2020
Wana Wisata Curug Tilu Leuwi Opat
Dari Sanghyang Kenit kami melanjutkan perjalanan dengan tujuan Lembang. Karena besok pagi ke The Great Asia Africa, jadi harus menginap semalam di Lembang. Berbeda dengan kunjungan sebelum-sebelumnya, kali ini kami akan berkemah di wana wisata Curug Tilu Leuwi Opat dan ini memang keinginan yang sudah lama. Sebelumnya kami sudah berkunjung ke lokasi ini sebanyak 2x.

Sampai di loket sekitar jam 2 lewat. Karena kami berkemah, mobil di parkir di tempat khusus yang ada pagarnya. Untuk berkemah biaya per orang Rp. 85.000 sudah termasuk makan malam, tenda yang bisa buat 8 orang (diisi buat 4 orang), serta satu ikat kayu bakar buat api unggun. Ada beberapa pilihan lokasi berkemah, tadinya kami mau yang deket Curug Aseupan tapi tidak disarankan karena musim hujan dan disarankan yang dekat mushola karena areanya terlindungi dan deket toilet juga. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Curug Aseupan, yaitu sebelum turun ke arah sungai/sebelum jembatan.
Suasana di tenda
Tadinya tujuan menginap di sini juga supaya bisa mengambil foto di Curug Aseupan pas semua pengunjung sudah pulang. Maksudnya foto di dekat curug yang mengharuskan kita naik ke tebing melalui tangga besi yang mana untuk naik ke atas, kita harus bayar lagi. Lewat jam 5 sore kami ke curug, ternyata oh ternyata, tangga besinya di rantai dan dihalangi sehingga kami tidak bisa naik hahahha. Akhirnya hanya berfoto-foto di sekitar Curug Aseupan dan curug-curug kecil di aliran bawahnya.
Salah satu curug di Curug Tilu Leuwi Opat
Curug Aseupan
Aliran Curug Aseupan
Malam dileawti dengan suasana gerimis dan hujan. Apalagi pas pagi-pagi masih hujan maklum bulan Pebruari. Air sungai debitnya sangat besar, deras dan keruh. Jam 7 kami beberes dan melanjutkan perjalanan ke The Great Asia Africa.
Menikmati Curug Aseupan di saat hujan pagi
Senen, 24 Pebruari 2020
The Great Asia Africa
Pagi-pagi sekitar jam 7 kami sudah beres dan berangkan menuju The Great Asia Africa (kita singkat aja jadi TGAA). Dari Curug Tilu Leuwi Opat ke TGAA ini tidak begitu jauh, palingan 10km ke arah Bandung. Kalau kalian pernah ke Farm House, karena lokasinya persis di seberangnya. Lumayan baru sih, dulu pas ke Farm House, lokasi ini belum ada.

Di luar dugaan, yang tadinya kami pikir sepi karena masih pagi dan hari Senen ternyata pengunjungnya sudah rame banget hahaha. Untuk masuk kita harus merogoh kocek Rp. 50.000/orang bonus welcome drink, untuk parkir dihitung jam-jaman. Nah buat kalian yang bawa mobil gak ada masalah buat parkir tapi kalau bawa motor harus mencari lokasi parkir di luar hahaha.

Pas masuk, kita akan menemukan gedung pertama, di sini kita akan menemukan toko-toko cendera mata. Di tingkat atas kita akan menemukan resto dan coffee shop, dari sini kita sudah bisa melihat landscape TGAA dari atas, jadi kalian gak perlu pake drone di sini. Lokasi TGAA ini berada di lembah, di bagian bawah terlihat aliran sungai kecil yang airnya coklat, kemudian terlihat bangunan-bangunan yang mencolok dan familiar menyerupai kampung kecil Jepang, India dan di bagian kiri Africa. Untuk turun ke bawah kita bisa melewati jembatan yang dibuat zig-zag atau kalian malas jalan bisa naik semacam travelator car mirip di Rock Bar-Bali. Tapi saya sarankan kalian buat jalan kaki aja biar lebih menikmati suasana dengan detil.

Memasuki jembatan turun kita langsung menemukan Paviliun Korea Selatan. Di sini kita bisa melihat rumah tradisional Korea dan kita bisa berfoto-foto. Juga disediakan penyewaan pakaian tradisional Korea biar foto kalian lebih menjiwai hehehe. Nah di sini juga bisa liat loh proses pembuatan kue mochi, cemilan khas Korea. Ada juga warung yang menjual aneka makanan Korea loh di sini, harganya gak terlalu mahal apalagi dibandingin kalau kalian ke Korea hehe.
Paviliun Korea Selatan
Salah satu warung di Paviliun Korea Selatan
Pemandangan dari jembatan
Terus melewati jembatan, di atas jembatan kita juga bisa berfoto-foto dengan latar paviliun-paviliun di bawah. Di bawah kami langsung menuju Paviliun Jepang. Sebelum memasuki area pavilun kita akan melewati selasar merah, di spot ini rame pengunjung untuk berfoto, jadi kita harus menunggu dengan sabar untuk gantian. Di ujung selasar kita akan memasuki taman dengan latar “pagoda”. Di sini kita udah merasa di film-film Jepang dengan suasana pedesaan. Bangunan-bangunan di sini didominasi kayu dengan cat merah dan coklat. Kecantikan paviliun ini bertambah karena ada kolam ikan yang luas di bagian tengah.
Jalan masuk/selasar Jepang
Salah satu spot foto di Paviliun Jepang
Di sini kami berbelanja makanan Jejepangan lagi, ntah apalah namanya, lupa hahahha. Juga banyak yang jualan pernak-pernik jejepangan, jadi buat kalian yang suka jejepangan silahkan ke sini. Cafe-cafe yang berjejer dan pagoda di ujung gang membuat suasana bener-bener seperti di film samurai jaman dulu hehehe (padahal gak pernah ke Jepang). Benar-benar surga buat kalian yang gila selfie!!. Di sini juga bisa kita temukan seniman untuk lukis wajah yang bisa kalian coba.
Belanja cemilan ala Jepang
Salah satu booth di Paviliun Jepang
Lanjut ke Paviliun Afrika yang berada di bagian paling ujung dipinggir tebing. Di sini bisa kita temukan bangunan bergaya afrika yang terbuat dari kayu-kayu. Kalian bisa bersantai di sini karena banyak tempat makan. Bebatuan dan lanskape dibuat menyerupai savana. Juga buat anak-anak disediakan mini zoo, tentu saja untuk menikmatinya kalian harus bayar masuk lagi.
Spot foto di Paviliun Afrika
Selanjutnya menuju Paviliun India yang menurut saya adalah Paviliun yang paling mencolok dan paling ramai pengunjung. bukan hanya bangunan-bangunan yang mencolok dengan warna-warni, juga terdengar musik dengan lagu-lagu India yang lumayan kencang. Di sini juga ada yang menjual makanan khas India serta penyewaan pakaian tradisional India. Jadi kalian bisa berkeliling menggunakan pakaian India biar lebih menghayati hehehe.

Yang paling ramai adalah spot foto dengan patung berupa tangan/jari dengan pose Yoga. Perlu kesabaran ekstra kalau ingin  berfoto di sini karena banyak sekali rombongan emak-emak yang seolah-olah dunia milik mereka. Dan saya pun harus berteriak biar gantian dengan yang lain hahahhaha.
Spot foto di Paviliun India
Ternyata capek juga ya hampir 2 jam keliling-keliling area ini padahal belum semua spot di kunjungi. Tapi ya sudah, yang penting sudah ke spot-spot yang mainstream aja hehehe. Jadi buat kalian yang mau ke Lembang dan mau bermacet-macet ria bisa mengunjungi tempat ini dengan spare waktu dan tenaga tentunya... !!!.


Kunjungi juga link terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah