4 Pebruari 2020 Hari ke-27 ‘Tour de Java’
Masih di hari yang sama, dari Curug Sibedil kami melanjutkan jalan
pulang, namun berhubung kami melewati Tegal jadi kami mampir di Pemandian Air
Panas Guci. Kebetulan destinasi yang satu ini juga masuk dalam wishlist saya,
jadi sebelum menginap di Cirebon sebeum melanjutkan ke Bogor, kami pun mampir.
Pemandian Air Panas Guci
Perjalanan dari Curug Sibedil di Pemalang ke Pemandian Air Panas
Guci di Tegal memakan waktu sekitar 1 jam. Lokasi wisata yang kita tuju ini
berada di kaki Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah. Jadi di
sepanjang jalan kita akan menikmati suasana hijau pedesaan, hutan dan
pegunungan yang membuat perjalanan tidak terasa membosankan. Berbeda dengan di
Pemalang, cuaca di sini berkabut sehingga pegunungan tertutup awan dan semakin
berkabut hingga ke tujuan wisata.
|
Pemandangan menuju pemandian Air Panas Guci |
Memasuki kawasan wisata dengan suasana hujan. Di sepanjang jalan
banyak terdapat penginapan dan kolam renang air panas dan waterboom yang di
kelola swasta. Tujuan kami adalah pemandian yang dikelola oleh pemda (tentu
saja akan ramai dan murah hehehe). Sampai di parkiran yang luas yang mirip
banget dengan parkiran di Pemandian Air Panas Ciater, masih dalam suasana hujan
plus cuaca dingin. Karena kita parkir agak jauh dari pemandian yang dituju,
jadi harus jalan sekitar 300m.
|
Gerbang area Wisata Guci |
|
Parkiran yang berkabut |
Sepanjang jalan, sangat ramai pengunjung hilir mudik (padahal hari
Selasa), warung-warung berderet sepanjang jalan serta hotel-hotel dan
penginapan yang menawarkan kolam air panas. Karena kabut tebal, kita tidak bisa
melihat pemandangan lepas ke arah gunung. Karena banyaknya lokasi pemandian air
panas membuat kami sempat bingung mana yang harus dituju, akhirnya sampai di
lokasi yang banyak pengunjungnya yaitu Pemandian Air Panas Pincuran 13. Untuk
masuk kami hanya membayar Rp. 6.000/orang.
|
Gerbang Pancuran 13 |
Pincuran 13 ini berada di pinggir sungai, namun karena hujan
airnya keruh. Di ujung sungai ini terdapat air terjun yang membuat lokasi ini
semakin indah. Dinamakan Pincuran 13 karena ada 13 pincuran yang dibuat
sepanjang tebing. Pincuran ini mengalirkan air panas dan dibawahnya terdapat
kolam. Meskipun kolam ini berdasarkan pasir namun airnya sangat bening yang
berwarna kebiruan. Pincuran dan kolam ini mengeluarkan uap panas.
|
Air Terjun dekat pemandian |
|
Kolam di bawah Pincuran 13 yang ramai |
Masuk ke dalam kolam, tubuh kami menyesuaikan dengan suhu kolam
sehingga terasa sangat panas. Namun setelah menyesuaikan dengan suhu kolam, air
kolam pun akan berasa hangat, apalgi kalau sudah membasahi kepala hehehe.
Berendam di air panas ini membuat badan terasa sangat segar dan membuat malas
keluar kolam. Namun di sana sudah tertulis maksimum waktu untuk berendam supaya
badan tidak dehidrasi dan lelah, jadi sediakan air putih untuk di konsumsi
ya!!!. Selain menyegarkan, tentu saja air panas ini sangat baik untuk kesehatan
kulit karena mengandung mineral sulfur. Jadi kita harus bersyukur karena alam
kita dianugerahi kemewahan yang bisa dinikmati dengan murah ini.
|
Segarnya berendam di kolam air panas |
Setelah puas berendam dan bermain air panas kami kembali ke
parkiran dan ganti pakaian. Ganti pakaian di warung kosong aja hahhahaha. Selanjutnya
kami menuju Cirebon untuk menginap semalam sebelum pulang ke Bogor.
Rest Area KM 260B
Inilah rest area yang menurut saya sangat artistik diantara semua
rest area yang ada di jalan tol Pulau Jawa. Oh iya, kamu tau gak arti huruf A
dan B di KM jalan tol? Gak tau? Jadi A itu menunjukkan arah dari Jakarta
misalnya KM260A bearti Rest area KM260 arah Jakarta, kalau KM260B sebaliknya
yaitu dari arah Semarang.
Rest area ini artistik bukan karena sentuhan modern tapi karena
memanfaatkan bangunan tua peninggalan Belanda yaitu bekas pabrik gula. Pabrik
yang sangat luas ini dijadikan area shopping dan kuliner, jadi di dalam gedung
tua ini kami bisa belanja aneka pakaian dan menikmati makanan. Bukan hanya itu,
di sini kita bisa berfoto-foto dengan latar reruntuhan batas yang terlihat
vintage. Tapi harap hati-hati karena ada area yang tidak boleh dimasuki karena
rapuh.
|
Interior pabrik gula tua |
Di bagian luar kita bisa menemukan objek foto lain berupa
lokomotif tua yang berada di halaman luas. Di samping loko tua ini ada musholla
baru namun dibuat seakan menyatu dengan bangunan tua ini. Mesjid ini didominasi
dengan bata-bata yang di susun, unik bukan?.
|
Lokomotif tua |
|
Mesjid yang unik |
Cirebon
Ini adalah kota persinggahan terakhir sebelum menuju pulang ke
Bogor. Sampai di kota ini sudah malam. Setelah check-in kemudian kami
melanjutkan makan malam di Empal Gentong Ibu Nur yang dulu pernah kami
kunjungi. Hanya saja pas ke sini tidak serame dulu yang antri.
Kebetulan penginapan kami dekat jalan raya yang ada penjual
durian. Malam-malam keluar jalan kaki cari durian, dan dapat durian Petruk yang
sangat enak, dan ini pertama kali merasakan duirian Petruk hahahaha. Pagi-pagi
sebelum ke Bogor, tidak lupa belanja oleh-oleh khas Cirebon seperti terasi,
kerupuk, batik dll.
Berakhirlah trip kali ini, Alhamdulillah selamat sampai di Bogor
setelah sebulan keliling Jawa hehehe.
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!