"Tour de Java" Bagian 34: Mengunjungi Pemandian Air Panas Guci-Tegal (Selesai)

4 Pebruari 2020 Hari ke-27 ‘Tour de Java’
Masih di hari yang sama, dari Curug Sibedil kami melanjutkan jalan pulang, namun berhubung kami melewati Tegal jadi kami mampir di Pemandian Air Panas Guci. Kebetulan destinasi yang satu ini juga masuk dalam wishlist saya, jadi sebelum menginap di Cirebon sebeum melanjutkan ke Bogor, kami pun mampir.

Pemandian Air Panas Guci
Perjalanan dari Curug Sibedil di Pemalang ke Pemandian Air Panas Guci di Tegal memakan waktu sekitar 1 jam. Lokasi wisata yang kita tuju ini berada di kaki Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah. Jadi di sepanjang jalan kita akan menikmati suasana hijau pedesaan, hutan dan pegunungan yang membuat perjalanan tidak terasa membosankan. Berbeda dengan di Pemalang, cuaca di sini berkabut sehingga pegunungan tertutup awan dan semakin berkabut hingga ke tujuan wisata.
Pemandangan menuju pemandian Air Panas Guci
Memasuki kawasan wisata dengan suasana hujan. Di sepanjang jalan banyak terdapat penginapan dan kolam renang air panas dan waterboom yang di kelola swasta. Tujuan kami adalah pemandian yang dikelola oleh pemda (tentu saja akan ramai dan murah hehehe). Sampai di parkiran yang luas yang mirip banget dengan parkiran di Pemandian Air Panas Ciater, masih dalam suasana hujan plus cuaca dingin. Karena kita parkir agak jauh dari pemandian yang dituju, jadi harus jalan sekitar 300m.
Gerbang area Wisata Guci
Parkiran yang berkabut
Sepanjang jalan, sangat ramai pengunjung hilir mudik (padahal hari Selasa), warung-warung berderet sepanjang jalan serta hotel-hotel dan penginapan yang menawarkan kolam air panas. Karena kabut tebal, kita tidak bisa melihat pemandangan lepas ke arah gunung. Karena banyaknya lokasi pemandian air panas membuat kami sempat bingung mana yang harus dituju, akhirnya sampai di lokasi yang banyak pengunjungnya yaitu Pemandian Air Panas Pincuran 13. Untuk masuk kami hanya membayar Rp. 6.000/orang.
Gerbang Pancuran 13
Pincuran 13 ini berada di pinggir sungai, namun karena hujan airnya keruh. Di ujung sungai ini terdapat air terjun yang membuat lokasi ini semakin indah. Dinamakan Pincuran 13 karena ada 13 pincuran yang dibuat sepanjang tebing. Pincuran ini mengalirkan air panas dan dibawahnya terdapat kolam. Meskipun kolam ini berdasarkan pasir namun airnya sangat bening yang berwarna kebiruan. Pincuran dan kolam ini mengeluarkan uap panas.
Air Terjun dekat pemandian
Kolam di bawah Pincuran 13 yang ramai
Masuk ke dalam kolam, tubuh kami menyesuaikan dengan suhu kolam sehingga terasa sangat panas. Namun setelah menyesuaikan dengan suhu kolam, air kolam pun akan berasa hangat, apalgi kalau sudah membasahi kepala hehehe. Berendam di air panas ini membuat badan terasa sangat segar dan membuat malas keluar kolam. Namun di sana sudah tertulis maksimum waktu untuk berendam supaya badan tidak dehidrasi dan lelah, jadi sediakan air putih untuk di konsumsi ya!!!. Selain menyegarkan, tentu saja air panas ini sangat baik untuk kesehatan kulit karena mengandung mineral sulfur. Jadi kita harus bersyukur karena alam kita dianugerahi kemewahan yang bisa dinikmati dengan murah ini.
Segarnya berendam di kolam air panas
Setelah puas berendam dan bermain air panas kami kembali ke parkiran dan ganti pakaian. Ganti pakaian di warung kosong aja hahhahaha. Selanjutnya kami menuju Cirebon untuk menginap semalam sebelum pulang ke Bogor.

Rest Area KM 260B
Inilah rest area yang menurut saya sangat artistik diantara semua rest area yang ada di jalan tol Pulau Jawa. Oh iya, kamu tau gak arti huruf A dan B di KM jalan tol? Gak tau? Jadi A itu menunjukkan arah dari Jakarta misalnya KM260A bearti Rest area KM260 arah Jakarta, kalau KM260B sebaliknya yaitu dari arah Semarang.

Rest area ini artistik bukan karena sentuhan modern tapi karena memanfaatkan bangunan tua peninggalan Belanda yaitu bekas pabrik gula. Pabrik yang sangat luas ini dijadikan area shopping dan kuliner, jadi di dalam gedung tua ini kami bisa belanja aneka pakaian dan menikmati makanan. Bukan hanya itu, di sini kita bisa berfoto-foto dengan latar reruntuhan batas yang terlihat vintage. Tapi harap hati-hati karena ada area yang tidak boleh dimasuki karena rapuh.
Interior pabrik gula tua
Di bagian luar kita bisa menemukan objek foto lain berupa lokomotif tua yang berada di halaman luas. Di samping loko tua ini ada musholla baru namun dibuat seakan menyatu dengan bangunan tua ini. Mesjid ini didominasi dengan bata-bata yang di susun, unik bukan?.
Lokomotif tua
Mesjid yang unik
Cirebon
Ini adalah kota persinggahan terakhir sebelum menuju pulang ke Bogor. Sampai di kota ini sudah malam. Setelah check-in kemudian kami melanjutkan makan malam di Empal Gentong Ibu Nur yang dulu pernah kami kunjungi. Hanya saja pas ke sini tidak serame dulu yang antri.

Kebetulan penginapan kami dekat jalan raya yang ada penjual durian. Malam-malam keluar jalan kaki cari durian, dan dapat durian Petruk yang sangat enak, dan ini pertama kali merasakan duirian Petruk hahahaha. Pagi-pagi sebelum ke Bogor, tidak lupa belanja oleh-oleh khas Cirebon seperti terasi, kerupuk, batik dll.

Berakhirlah trip kali ini, Alhamdulillah selamat sampai di Bogor setelah sebulan keliling Jawa hehehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Wisata Tenjolaya-Bogor Part X: Curug Ciseeng

Eksplor Desa Puraseda 4: Curug Puraseda dan Curug Tengah