Back to Bali 10: Tukad Cepung
Masih di Bangli, setelah dari
Desa Panglipuran, tujuan kami selanjutnya adalah Air Terjun Tukad Cepung. Tapi sebelum
ke sana kami mampir di Rumah Makan Pak Bagong, yang kebetulan berada di pinggir
jalan raya yang kami lewatin. Buat kalian yang Muslim bisa makan di sini karena
di rumah makan ini menunya khusus ikan mujair.... ya cuman ikan mujair gak ada
ikan lain hehehe. Dan menu ikan di sini cuman ada 4, Ikan Mujair Nyatnyat (mirip
pesmol), bakar, goreng, dan goreng sambel matah. Saya suka ikan gorengnya
karena garing dan sambelnya ada kecombrangnya jadi bisa meningkatkan nafsu
makan. Biasanya kalo siang ramai oleh masyrakat lokal dan traveler yang makan
siang di sini. Untuk harga juga gak terlau mahal.
Menu Ikan Mujair Pak Bagong |
Air Terjun Tukad Cepung
Air Tukad Cepung ini menjadi
fenomenal dan viral di medsos beberapa tahun belakangan ini. Air terjun ini
berada di Banjar Penida Kelod, desa/kecamatan Tembuku, kab. Bangli. Dari Desa
Panglipuran berjarak sekitar 10km yang dapat ditempuh sekitar 20menit atau dari
Kuta sekitar 50km dan ditempuh dalam waktu 1 jam 45 menit. Jadi sebaiknya untuk
wisata Desa Panglipuran dan Tukad Cepung ini bisa dijadikan 1 hari dan bisa
digabung dengan Air Terjun Krisik atau Goa Giri Campuhan.
Melewati jalan-jalan kampung
dengan suasana desa dan perbukitan akhirnya kami sampai di loket Air Terjun Tukad
Cepung (tinggal duduk manis di mobil karena drivernya sudah hafal jalan
hehehe). Harga tiket masuk Rp. 15.000/orang sudah termasuk parkiran.
Dari parkiran kita akan
melakukan trekking, jalan setapak di sini sudah di cor begitu juga dengan anak
tangga-anak tangga. Banyak sekali wisatawan terutama wisatawan asing hilir
mudik, sebagaimana banyak lokasi wisata mainstream di Bali, meskipun weekday
tetap saja pengunjungnya banyak. Di jalur trekking ada beberapa cafe-cafe modern
tradisional yang menyatu dengan lingkungan dan menegur ramah wisatawan yang
lewat di depannya.
Lepas turunan pertama,
selanjutnya melewati area rata dimana terdapat sungai di sebelah kiri (aliran
Tukad Cepung) dan saluran irigasi di sebelah kanan. Air sungai dan irigasi ini
airnya bersih dan jernih. Di salah satu titik sungai ini terdapat Air Terjun
Tukad Cepung yang jatuh di area yang berbentuk patahan. Dengan suasana asri
begini membuat trekking tidak berasa capek ditambah banyaknya wisatawan
hilir-mudik/datang dan pergi.
Sampai di sisi sungai,
selanjutnya kembali menuruni anak-tangga hingga sampai ke sungai. Sungai ini tidak
seperti sungai yang kita bayangkan, airnya sedikit palingan semata kaki
(mungkin karena airnya sudah dialirkan ke irigasi?). sungai ini berbentuk
lembah dengan dinding-dinding batu tegak lurus yang berlumut. Di atas di naungi
oleh pepohonan yang menghalangi cahaya matahari langsung jatuh ke sungai
sehingga suasana menjadi temaram.
Menyusuri hulu sungai lembah
ini lebih mirip seperti lorong goa yang besar. Dinding-dinding batu dengan
lekukan-lekukan dan aneka warna, hijau, coklat, pin muda dll. Terdapat juga cerukan-cerukan
di dinding batu sehingga mirip mulut goa, semuanya terlihat unik.
Sampai di sungai |
Suasana ketika susur sungai |
Salah satu spot foto yang
ramai pengunjungnya adalah batu besar di tengah goa dimana pengunjung bisa
memanjat ke atas bata melewati tangga kayu yang sudah di siapkan. Hanya saja
pengunjung harus sabar mengantri untuk mendapatkan giliran. Berjalan sedikit
terdapat mata air yang digunakan buat sembahyang yang letaknya agak tinggi,
pengunjung dilarang ke tempat ini(?). dan tidak jauh dari lokasi ini kita sudah
bisa melihat Air Terjun Tukad Cepung.
Berbeda dengan foto-foto yang
beredar ketika lokasi ini belum terlalu booming, di sini banyak sekali
wisatawan berkumpul setidaknya ketika kami datang hahahha. Air terjun ini
memang iconik, berada di sebuah cekungan lembah, dikelilingi oleh batu cadas
yang eksotik dan menyerupai goa sehingga menggoda wisatawan untuk datang ke
sini terutama para pecinta air terjum dan pecinta alam. Meskipun air terjun ini
tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 15m, namun air terjun ini unik, dengan air yang
jatuh melebar seperti tirai dan ditambah dengan cahaya matahari (Ray of Light)
yang jatuh melewati celah tebing di atasnya. Untuk mengambil foto di depan air
terjun cukup mengantri, atau kalau nekat bisa berfoto dengan wisatawan berada
di kiri kanan. Atau kalau lagi beruntung bisa mengambil foto pada saat jeda
hilir mudik wistawan. Kalau mengambil foto dari jauh agar dapat foto air terjun
seutuhnya tentulah mustahil hahaha..... Padahal tadi sebelum berangkat
kepikiran akan sepi karena hari Senen ternyata meleset hahahha
Ramai pengunjung di depan air terjun |
Ramai pengunjung di depan air terjun |
Antri untuk berfoto |
Sedikit kecewa akhirnya kami meninggalkan
lokasi air terjun yang pengunjungnya gak berkurang malah bertambah. Akhirnya
hanya berfoto-foto di tebing-tebing yang gak kalah bagusnya.
Berfoto di dinding/tebing yang eksotik |
Berfoto di dinding/tebing yang eksotik |
Lokasi : Banjar Penida Kelod, Desa/kec. Tembuku-kab. Bangli-Bali
Biaya : Rp. 15.000 sudah termasuk parkir
Baca juga link terkait:
- Air Terjun Goa Giri Campuhan (GGC)
- (Air Terjun) Goa Rang Reng dan Air Terjun Kanto Lampo
- Desa Panglipuran
- Air Terjun Tegenungan
- Air Terjun Tibumana dan Air Terjun Pengibul
- Pura Luhur Tanah Lot, Pura Karang Bolong dan Kecak Fire Dance
- Green Bowl dan Pantai Melasti- Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK)
- (Air Terjun) Goa Rang Reng dan Air Terjun Kanto Lampo
- Desa Panglipuran
- Air Terjun Tegenungan
- Air Terjun Tibumana dan Air Terjun Pengibul
- Pura Luhur Tanah Lot, Pura Karang Bolong dan Kecak Fire Dance
- Green Bowl dan Pantai Melasti- Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!