1 Juni 2018
Hunting curug kali ini saya
ditemani oleh Revan, Nico dan Erlan. Menggunakan 2 motor kami melaju ke arah
Leuwiliang. Masuk ke pertigaan Karacak, kali ini tujuannya adalah Curug Sawer
yang belum dikunjungi. Curug ini berada tidak jauh dari Curug Cilontar yang
sudah pernah saya kunjungi tahun 2016 lalu.
Saat mengunjungi Curug Cilontar dulu,
guide nya mengatakan ada Curug Sawer yang tidak jauh dari Curug Cilontar tapi
berhubung menyeberangi sungai, tidak disarankan karena habis hujan. Juga pas
kami dulu ke Curug Cikuluwung dan Curug Idas, pengelolanya juga mengatakan di
aliran bawah ada Curug Sawer, tapi berhubung waktu, kami tidak melanjutkan ke
Curug Sawer ini.
Jadi sebenarnya Curug Sawer ini
berada di antara Curug Cikuluwung/Curug Idas dan Curug Cilontar. Perlu dicatat,
meski berdekatan, Curug Cilontar berada di desa Karyasari, kecamatan Leuwiliang
yang merupakan aliran Sungai Cianten. Sementara itu Curug Sawer berada di Desa
Cibitung Wetan kecamatan Pamijahan yang berada di aliran sungai Cikuluwung. Kedua
sungai ini bertemu di depan Curug Cilontar.
Karena hari ini hari Jum’at, kami
harus bergegas dan mengatur waktu supaya bisa kembali ke rumah sebelum sholat
Jum’at.
Melewati Karacak, sekarang sudah
ada plang kecil dipinggir jalan yang menunjukkan lokasi Curug Cilontar. Mengambil
parkir yang disediakan, kemudian jalan sekitar 50 meter menuju tebing sungai. Kemudian
turun menuju sungai melewati tangga-tangga batu yang lumayan licin. Di seberang
tebing masih terlihat curug yang belum ada namanya (masih belum sempat ke
sana).
Sampai di bawah, tepat di depan
Curug Cilontar kami mengambil beberapa foto di sini. Sudah tidak terlihat pohon
besar dipinggir sungai yang dulu berdiri.
|
Curug Lontar di kejauhan |
|
Photo session di Curug Cilontar |
|
Photo session di Curug Cilontar |
|
Photo session di Curug Cilontar |
|
Curug Cilontar |
Kebetulan saat kami datang airnya
berwarna hijau, berbeda dengan kunjungan sebelumnya yang berwarna coklat. Hanya
mengambil beberapa foto selanjutnya kami menuju Curug Sawer.
|
Jalan menuju Curug Sawer di seberang Curug Lontar |
Menyeberangi sungai yang juga menjadi
batas wilayah Pamijahan dan Leuwiliang, melewati batu-batu dan arus kemudian
sampai di daratan. Berjalan kira-kira 50 meter kemudian ada 2 alternatif jalan,
menyeberang sungai dan melewati bukit kemudian menyusuri sungai. Kami memilih
menyusuri sungai. Kedua jalan tersebut tidak sulit karena sudah dekat dengan
Curug Sawer. Melewati sungai kami harus melewati bebatuan yang tidak terlalu
licin. Melewati ‘belokan’ sudah terlihat Curug Sawer yang berjarak sekitar 50
meter lagi.
|
Curug Sawer |
|
Curug Sawer |
|
Curug Sawer |
|
Curug Sawer |
Curug Sawer ini lumayan tinggi,
mungkin sekitar 20 meter. Sesuai dengan namanya, air curug ini membuat tampias
sehingga daerah sekitar curug selalu basah karena tampiasnya. Di curug ini juga
terdapat 2 aliran sungai. Dari kiri adalah aliran Sungai Cikuluwung yang jernih
yang juga mengairi Curug Cikuluwung dan Curug Idas, sementara dari atas (curug)
airnya berwarna coklat. Aliran sungai ini selanjutnya menuju Sungai Cianten (ke
arah Curug Cilontar).
|
Aliran sungai dari Sungai Cikuluwung yang jernih |
|
Add captionAliran sungai dari Sungai Cikuluwung yang jernih |
Puas di Curug Sawer, kami kembali
ke Curug Cilontar. Beristirahat di muara, dibawah pepohonan disini kita bisa
menikmati Curug Cilontar dari kejauhan. Ingin rasanya mengunjungi curug yang
ada di aliran bawahnya, tapi sepertinya waktunya tidak memungkinkan, karena
harus kembali untuk Jum’atan. Mungkin lain kali kami akan kembali lagi.
|
Menyeberang sungai kembali ke Curug Lontar |
|
View Curug Lontar dari muara |
|
View Curug Lontar dari muara |
|
View Curug Lontar dari muara |
Link terkait:
- Curug Cilontar
- Curug Cikuluwung
- Curug Idas
- Curug Jatake/Lembah Pelangi-Leuwiliang
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!