Sabtu, 12 Mei 2018
Sekitar jam 8
pagi kami check-out dari penginapan di Desa Cimarinjung dan melanjutkan
perjalanan menuju Surade. Di lokasi ini kami akan mengunjungi Curug Luhur
Cigangsa dan Curug Cikaso.
14.
Curug Luhur Cigangsa
Mengandalkan
Google Maps kami menuju Curug Luhur Cigangsa atau Curug Cigangsa yang berada di
Desa Batusuhunan, kecamatan Surade ini. Jaraknya dari Pantai Palangpang-Ciletuh
sekitar 1 jam perjalanan. Kecamatan Surade masih masuk ke dalam kawasan
Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark.
Meski masuk
dalam kawasan Geopark, berbeda sekali kondisi jalan yang ada dari Pelabuhan
Ratu-Panenjoan atau pertigaan menuju Sukabumi dan Ujung Genteng. Setelah
Panenjoan, di pertigaan ambil kanan menuju Ujung Genteng, di sini kondisi jalannya
banyak yang sudah rusak.
Sampai di pusat
kota (Surade), dipertigaan menuju Ujung Genteng kami ambil kiri, kira-kira
berapa kilo kemudian ambil kiri lagi (liat Maps) hingga mencapai parkiran Curug
Cigangsa.
Kawasan curug
ini masih dikelola oleh warga setempat dan lokasi parkir juga di halaman rumah
pengelola, untuk itu kami membayar ongkos parkir motor Rp. 2.000 dan tiket
masuk Rp. 3.000/orang.
Setelah diberi
penjelasan mengenai Curug Cigangsa, Batu Candi/Batu Masigit dan aliran
bawahnya, kami memutuskan untuk ditemani karena takut nyasar ke spot-spot
tambahannya.
Awal trekking
kami langsung di suguhi oleh pemandangan persawahan yang menghijau. Sekitar
beberapa puluh meter kemudian menyisiri tebing sungai. Terlihat di bawah,
aliran sungai yang kebetulan airnya mulai mengering memasuki awal musim panas
(sayang sekali..!!!). Dan sejauh mata memandang terhampar hijau perbukitan,
sawah dan ladang. Tidak beberapa lama kemudian terlihat patahan tebing Curug
Cigangsa yang sangat tinggi, sehingga pantas disebut Curug Luhur (luhur=tinggi
dalam bahasa Sunda). Kalau saja kami dating pas debit airnya besar pastilah
akan lebih menakjubkan.
|
Curug Cigangsa dari bibir tebing atas |
Tujuan pertama
kami adalah menuju Batu Candi/Batu Masigit dan muara sungai. Berjalan menyusuri
tebing dan jalan batu yang licin, sekitar 200m, kemudian menuruni tebing curam
hingga mencapai sungai.
Sampai di bawah
terlihat hamparan bebatuan unik aneka bentuk. Juga bebatuan yang membentuk
tebing sungai yang terlihat bekas-bekas erosi yang mungkin terbentuk selama
ratusan atau ribuan tahun.Tidak jauh dari tempat kami turun terlihat muara
sungai, pertemuan dari 2 sungai. Cuman saying sekali airnya keruh.
|
Bebatuan unik di aliran Sungai Cigangsa |
|
Bebatuan unik di aliran Sungai Cigangsa |
Tidak jauh dari
muara, melewati bebatuan besar, terlihat Batu Candi/Batu Masigit yang berdiri
megah di tengah sungai. Batu ini adalah bebatuan alami yang menyeruapai candi,
batu ini terbentuk akibat erosi arus sungai yang terjadi ratusan/ribuan tahun
yang lalu. Kalau dilihat sekilas benar-benar mirip tumpukan batu candi, sangat
unik...!!!. Karena Batu Candi ini berada di tengah sungai yang dikelilingi oleh
tebing maka kalau di musim hujan/air sungai besar maka kita tidak bisa mendekati
area ini.
|
Batu Candi |
|
Batu Candi |
|
Batu Candi dari atas |
Tidak jauh dari Batu Candi
terdapat curug kecil yang merupakan tingkat ketiga dibawah curug utama. Lokasinya
yang terpencil dan dikelilingi tebing batu menjadikannya sangat unik. Menurut guide
kami, area ini dilarang untuk berenang karena sangat dalam dan menurut beliau
juga mistis.
|
Curug kecil di aliran bawah |
|
Curug kecil di aliran bawah |
|
Curug kecil di aliran bawah |
|
Curug kecil di aliran bawah |
|
Curug kecil di aliran bawah |
|
Bebatuan unik di aliran bawah |
Dari bagian bawah, kami
melanjutkan ke curug utama. Debit air di curug utama saat itu sangat kecil,
kami hanya bisa menikmati tebing yang sangat unik. Menurut guide kami,
ketinggian tebing (sampai ke dasar sungai di bagian bawah) lebih dari 100 m. Kolam/leuwi
yang ada di bawah dalamnya puluhan meter. Kalau debit air lagi besar, permukaan
bebatuan tidak terlihat dan pengunjung tidak bisa turun ke bebatuan sekitar
curug.
|
Curug tingkat dua |
|
Curug Cigangsa |
|
Curug Cigangsa |
Sebelum melanjutkan perjalan,
kami mampir sebentar di bagian atas curug untuk mengambil beberapa foto. Selanjutnya
kami menuju Curug Cikaso
15. Curug Cikaso
Masih di daerah Surade, untuk
menuju Curug Cikaso ini sangat mudah kerena berada tidak jauh dari jalan raya
menuju ke Ujung Genteng.
Dari Curug Cigangsa, kami
menempuh perjalanan sekitar 30 menit. Di kanan jalan terlihat jelas petunjuk
arah ke Curug Cikaso. Dari pinggir jalan kami sudah memasuki area parkir. Di area
parkir ini ada warung makan buffet Sunda yang enak dan murah yang dilengkapi
toilet dan tempat istirahat (tidur-tiduran).
Dari warung kami di antar salah
seorang pengelola ke tempat penjualan karcis. Ada 2 alternatif menuju curug, jalan
kaki sekitar 200m atau naik perahu. Karena jalan kaki sudah mainstream, kami
memilih naik perahu. Harga karcis perahu Rp. 65.000 PP yang bisa dinaiki oleh
20 orang penumpang. Tiket masuk 2 orang plus parkir total Rp. 75.000.
|
Naik perahu menuju Curug Cikaso |
|
Naik perahu menuju Curug Cikaso |
Perahu motor yang kami naiki
ternyata besar hahaha… Menyusuri Sungai Cikaso yang berwarna hijau dan di kiri
kanan ditumbuhi pepohonan lebat, ternyata kami hanya menempuh waktu kurang dari
10 menit hahaha.
|
Naik perahu menuju Curug Cikaso |
|
Naik perahu menuju Curug Cikaso |
|
Naik perahu menuju Curug Cikaso |
Begitu turun dari perahu sudah
terlihat Curug Cikaso yang memang masuk dalam wishlist saya tahun ini. Curug setinggi
80m itu sangat memukau meski saat memasuki kemarau hanya ada 2 curug yang
seharusnya ada 3 curug. Air nya berwarna hijau kebiruan sangat serasi dengan
lingkungan yang hijau.
|
Curug Cikaso |
|
Curug Cikaso |
|
Curug Cikaso |
|
Curug Cikaso |
|
Curug Cikaso |
Di sebelah kanan terdapat spot foto berupa tebing yang dipasang bambu-bambu. Untuk naik ke atas sudah dibuat tangga alami. Dari titik ini kita bisa mengambil foto curug dari samping dan view kolam keseluruhan.
|
Curug Cikaso |
|
Curug Cikaso |
Tidak banyak pengunjung pada hari itu, hanya kami berdua dan beberapa
orang pengunjung lain. Menurut guide kami, sepinya pengunjung di sini
karena adanya kejadian tewasnya seorang pengunjung beberapa bulan lalu
yang berenang di sekitar curug. Saat itu beredar luas video yang
memperlihatkan pengangkatan jenazah dan videonya beredar luas.
Nah buat kalian yang mau berkunjung ke sini dan mau berenang menikmati segarnya air curug ini, silahkan berenang di aliran sungainya yang tidak terlalu dalam.
|
Leuwi-leuwi yang pas untuk berenang |
Setelah kembali ke parkir, kami menikmati makan siang di warung Sunda yang menunya enak dan murah. Lagi-lagi si Bapak mengeluh sepinya pengunjung akhir-akhir ini. Semangat ya paaak.... mudah-mudahan ramai kembali...
Link terkait:
- Pantai Loji, Curug Larangan, Curug Cilegok dan Puncak Darma
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang
- Curug Awang dan Curug Tengah
- Curug Puncak Manik
- Curug Puncak Jeruk
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!