Wisata Bangka Part IV: Pantai Parai Tenggiri, Danau Kaolin dan Pantai Pasir Padi
16 April 2017, hari ketiga liburan di Pulau
Bangka.
Bangun pagi-pagi dan menikmati matahari terbit
meski cuaca sedikit berawan. Matahari terbit dapat dinikmati di bagian depan
penginapan. Sekitar jam 7 pagi kami sarapan di taman yang di dekor dengan tema
oriental.
Sunrise yang malu-malu |
Setelah sarapan, selanjutnya beberes dan sekalian
check-out. Karena penerbangan kami sekititar jam 7 malam, masih banyak waktu
untuk menikmati wisata Pulau Bangka. Tujuan kami yang pertama yaitu Pantai
Parai Tenggiri, salah satu pantai terindah di Pulau Bangka.
Sarapan |
Jarak penginapan ke Parai Tenggiri tidak terlalu
jauh, paling Cuma sekitar 10 menit. Sebenarnya pantai ini adalah pantai yang
sudah dikuasai/dikelola swasta, disini terdapat Parai Tenggiri Resort. Untuk
umum, bisa menikmati pantai ini dengan membayar tiket masuk Rp. 25.000. Nah, Karena
kami datang pagi, jadi belum ada penjaganya, jadi kami masuk gratis, rezeki
anak sholeh… aamiin..
Karena berada di area resort, pantai in tentulah terawat
dan bersih, karena tidak semua pengunjung bisa masuk (harus bayar).
Pantai ini di dominasi oleh batu-batu besar yang
berwarna kecoklatan. Bebatuan menyebar di sepanjang pantai dengan beraneka
ragam ukuran dan bentuk.
Tersedia dermaga yang menjorok ke laut, di sini
pengunjung bisa lebih menikmati suasana pantai. Sayang karena masih pagi, air
laut sedang surut.
Berfoto di dermaga |
Berjalan kearah kanan menyusuri pantai, kita
akan disuguhi lebih banyak bebatuan. Mungkin kalau kami datang di sore hari
disaat air pasang, cocok sekali untuk bermain air yang pastinya dangkal dan
berenang diantara bebatuan.
Karena
tujuan utama pagi ini adalah Danau Kaolin, kami tidak bisa berlama-lama di
pantai ini. Selanjutnya kami menuju Air Bara yang berada di Bangka Selatan
dimana Danau Kaolin berada. Perjalanan ke sana diperkiran hampir 2.5jam dari
Sungailiat.
Perjalanan ke Air Bara melewati kota Pangkal
Pinang, ibukota Propinsi Bangka Belitung. Selanjutnya perjalanan menyisir
pantai, berbeda dengan pantai-pantai di Sungailiat, pantai-pantai disini
didominasi pantai berpasir/tidak berbatu, dan lumayan berombak meski tidak
sebesar ombak di pantai Selatan Jawa. Kondisi jalan, beraspal cukup bagus.
Sampai di Air Bara, di pertigaan kami ambil
kanan, melewati jalan tanah merah dan bergelombang juga becek. Jalan ini adalah
jalan bekas truk-truk keluar masuk untuk membawa pasir karena sebenarnya Danau
Kaolin ini adalah bekas penambangan pasir kaolin yang sekarang sudah
dihentikan. Kaolin digunakan untuk bahan baku pembuatan keramik dan marmer. Nah
kalau kita di atas pesawat akan terlihat danau ini serta kerusakan di
sana-sini, yang menyebar di pulau ini.
Setelah menempuh jalan kira-kira 500m sampailah
kami di parkiran di samping danau. Terlihat cukup banyak pengunjung yang
datang.
Harap dicatat bahwa danau ini merupakan salah
satu tujuan wisata andalan Pulau Bangka.
Berbeda dengan Danau Kaolin yang ada di Belitung,
di sini danau nya ada dua berdekatan yang dibatasi oleh tebing, yang satu
berwarna biru dan satunya lagi berwarna hijau. Dan di sini danaunya juga lebih
luas dibanding di Belitung. Nah kalau di Belitung, pengunjung hanya bisa
berfoto di atas, kalau di sini kita bisa turun ke bawah mendekati bibir danau.
Karena pepohonan (minus) berada di sisi danau
deket parkiran, di area ini pengunjung lebih banyak berkumpul, karena kalau di
sisi sebelahnya/turun ke bawah tidak ada pepohonan jadi sangat panas apalagi di
siang hari.
Untuk lebih menikmati keindahan danau, kami pun
turun ke bawah melewati tebing vertical di antara dua danau, disini kita harus
berhati-hati jangan sampai tergelincir ke bawah. Hanya saja, tanah pinjakan
kita lumayan kuat meski basah karena tanah lempung bukan pasir.
Sampai di bawah, kita lebih leluasa menikmati
keindahan danau biru ini. Ada gundukan kecil tanah kaolin yang berwarna putih
dipadu dengan latar belakang biru air danau. Jadi akan terlihat cantik dari
sudut mana aja kita bidik.
Setelah puas dan hari juga semakin siang kami pun
kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Oh iya harap di catat, meski
disini ada warung-warung kecil tapi tidak tersedia toilet yang memadai, (kata
penjaga warung) ada toilet seadanya di semak tapi bawa air sendiri hehehhe.
Nah awalnya kami berencana melanjutkan perjalanan
mengunjungi 2 air terjun di Koba, tapi melihat jaraknya yang sekitar 1 jam dari
Danau Kaolin dan menjauhi airport, kamipun memutuskan untuk mencari tempat
bersantai di Pangkal Pinang yang gak jauh dari bandara.
Sebelum mencapai Pangkalpinang kami mampir untuk
makan siang di sebuah warung di pinggir pantai. Mesi makanan nya biasa saja,
tapi lumayan untuk istirahat dan mengganjal perut.
Pilihan kami untuk istirahat sebelum ke airport
adalah Pantai Pasir Padi, yang palingan berjarak sekitar 15 menit ke airport.
Di pantai yang unik ini, tidak berpasir tapi
pasirnya keras seperti tanah yang dimampatkan, pasir yang terlihat bulat-bulat
adalah bekas galian makluk-makluk kecil yang membuat lubang. Air laut di pantai
ini sangat dangkal meski jauh ke tengah sehingga airnya pas sekali untuk
anak-anak kecil bermain air tanpa takut ombak.
Bersantai di sini gak lengkap tanpa kelapa muda
(Rp. 13.000) dan hammock-an. Kami pun memilih warung yang ada pohon-pohon
cemara untuk hammock-an.
Hanya saja di sini tidak tersedia toilet yang memadai.
Ada beberapa toilet yang dikelola oleh masyarakat setempat atau numpang di
warung yang ada toiletnya tapi tidak layak. Kamipun bersantai di pantai ini
hingga sekitar jam 4-an sore kemudian kamipun ke airport untuk checking untuk
penerbangan jam 7. Untung si Singa Merah ontime….
Demikian cerita perjalanan kami di Pulau Bangka
selama 3 hari 2 malam, sangat berkesan…
=====================================================================
Kesimpulan saya (opini pribadi) selama wisata di
bangka adalah: kurangnya perhatian pemerintah setempat untuk pengelolaan
tempat-tempat wisata. Semoga ke depannya lebih baik lagi…..
Link terkait:
Link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!