Mengunjungi Curug Cibeureum, Curug Cidengdeng dan Curug Cikundul di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango-Cibodas
Minggu, 30 April 2017. Hari kedua
perjalanan Jonggol (Bogor)-Cibodas (Cianjur)-Lembang (Bandung).
Setelah sarapan,
bongkar tenda dan beberes semua peralatan kemudian di taruh di mobil. Untuk
selanjutnya kami jalan kaki menuju gerbang pendakian Gunung Gede Pangrango.
Tujuan kali ini adalah Curug Cibeureum yang masuk dalam Kawasan Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango.
Pagi itu cuaca sangat
bersahabat. Masih pagi tapi suasana sangat ramai, sudah meyerupai pasar. Di
kiri kanan, para pedagang sayur, buah, tanaman, dan pakaian menawarkan
dagangannya. Para pengunjung hilir mudik.
Jalan sekitar 50m kami
sampai di deket gerbang utama Kebun Raya Cibodas, tapi kami tidak melewati
gerbang ini, tapi mengambil ke jalan sebelah kanan. Jalan ini nantinya juga
akan terbagi 2, sebelah kiri jalan untuk pejalan kaki menuju gerbang utama
jalur pendakian Gunung Gede Pangrango dan Curug Cibeureum yang juga berada di
jalur pendakian. Sementara jalur sebelah kanan yang bisa dilewati kendaraan
bermotor adalah jalur ke Cibodas Golf & Villa selain menyediakan lapangan
golf juga ada camping ground nya.
Perjalanan kira-kira 200m
kita akan bertemu dengan gerbang masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di
sini banyak pengunjung yang berfoto dibawah tulisan Selamat Datang. Di sebelah
kiri terdapat papan pengumuman yang berisi tata tertib yang harus diikuti oleh
pengunjung.
Kemudian kita menaiki
tangga sekitar 50m menuju pusat informasi. Di pusat informasi kita bisa
mendapatkan informasi yang detail mengenai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
misalnya mengenai jalur trek, keragaman flora dan fauna, bahkan info korban
yang meninggal di kawasan ini. Pusat informasi ini juga dijadikan ruang tempat
istirahat para pengunjung. Di sini juga tersedia kantin, musholla dan toilet.
Di ruang informasi |
Setelah membeli karcis
masuk seharga Rp. 18.500/orang kamipun memulai trekking. Nah di gerbang depan
ada petunjuk arah ke jalur pendakian/curug yang lurus dan ke kiri ke Canopy
Trail (tadinya mau kesini tapi gak jadi). Untuk yang mau ke Canopy Trail harus
membayar Rp. 40.000/orang ditambah biaya guide Rp. 50.000. Mungkin next time
kalau ke sini lagi….
Begitu memasuki jalur
trek yang sudah rapi berupa tangga-tangga batu, kita akan disambut langsung
oleh suasana hutan tropis. Di kiri kanan dipenuhi pepohonan khas tropis, yang
paling mencolok adalah pohon Rasamala (Altingia excelsa Noronha) yang
berdiameter besar dan menjulang tinggi.
Kondisi jalan yang dibuat
dari batu gunung tertata rapi, meski begitu tetaplah harus jalan hati-hati.
Dari depan dan belakang banyak pengunjung yang datang dan pulang. Sepertinya
ini adalah salah atu tempat wisata favorit warga.
Pemberhentian pertama
yaitu dimana terdapat pos pendakian tapi tidak dijaga. Banyak pengunjung
berhenti disni sekedar melepas lelah ataupun makan minum. Tapi sayang lumayan banyak sampah bertebaran
di sini karena ulah beberapa oknum. Di sisi kiri terdapat aliran sungai kecil
dari Curug Cibeureum/Rawa Gayonggong dan berdampingan dengan Danau Biru. Saat
itu danaunya kelihatan dominan hijau, berair bening dan tidak terlalu luas. Mungkin
kalau cahaya terik, danau ini berwarna biru. Danau ini konon disebut juga Danau
Mistis… kenapa begitu, silahkan Googling hehehehe…
Persinggahan dekat Telaga Biru |
Telaga Biru |
Telaga Biru |
Karena namanya jalur
pendakian, ya treknya terus mendaki hehehhe. Hingga sampai di Rawa Gayonggong.
Untungnya di atas rawa ini dibuat jalur/trek menyerupai jembatan. Di sini
banyak pengunjung dan pendaki istirahat. Dari info di papan informasi yang ada,
rawa ini terbentuk dari bekas letusan Gunung Gede jutaan tahun lalu. Nah meski
kelihatan biasa saja, di sini juga banyak kejadian mistis misalnya orang
hilang. Jadi kalau lewat sini kita sebagai pendatang harus menjaga sikap ya….
Rawa Gayonggong |
Rawa Gayonggong |
Melewati rawa, kita
sampai dipertigaan Persinggahan Panyangcangan, disini kalau kita lanjut ke
puncak harus ambil jalur kiri, serong sedikit sekitar 3.5km kea rah air panas
dan lurus ke Curug Cibeureum. Kami mengambil lurus melewati lagi rawa lagi,
sekitar 300m kita akan bertemu dengan Curug Cibeureum.
Panyangcangan |
Rawa Gayonggong |
Rawa Gayonggong |
Sampai di curug ternyata
pengunjung sudah sangat rame hahahaha. Terlihat 2 curug dengan debit air yang
besar dan tinggi. Di kiri terlihat curug utama, Curug Cibeureum yang tingginya
sekitar 50m. Cibeureum bearti air merah, karena dulunya mengalirkan air ‘seolah-olah’
berwarna merah karena lumut yang tumbuh di tebing yang dilaluinya. Dengan tinggi
dan besarnya debit air, susah sekali mendekat ke curug ini tanpa membasahi
kamera atau gadget kita.
Curug Cibeureum |
Curug Cibeureum |
Curug Cibeureum |
Curug Cibeureum |
Di sebelah kanan terdapat
curug yang lebih langsing dan tinggi, namanya Curug Cidengdeng. Mencapai curug
ini kita harus melewati bebatuan yang licin karena selalu basah kena tampias.
Kita harus sangat berhati-hati melewati jalur ini meski pendek, karena salah
satu pengunjung wanita terjatuh dan terseleo dan sepertinya sangat menderita
sekali (dibopong oleh teman-temannya dan di bantu petugas). Jika dilihat dari
samping, kombinasi dari 2 curug ini menghasilkan pemandangan yang mengagumkan.
Curug Cidengdeng |
Curug Cidengdeng |
Curug Cidengdeng |
Nah, sebenarnya ada tiga
curug disini, satu curug lagi tersembunyi di antara 2 tebing, namanya Curug
Cikundul. Untuk mencapai curug ini cukup melanjutkan perjalanan dari Curug
Cikundul ke arah kanan. Jaraknya palingan 50m, tapi karena tersembunyi, kita
gak bakalan melihatnya dari depan. Curugnya jatuh diantara 2 tebing, juga
terdapat curug kecil didekatnya yang menyatu di satu aliran. Tapi karena sempit
mengakibatkan anginnya dan tampias sehingga menghalangi kita mendekat untuk
mengambil foto.
Curug Cikundul |
Setelah puas menikmati
curug ini kami pun kembali turun. Meski sudah tengah hari, masih ramai
pengunjung yang menuju Curug Cibeureum. Sampai di bawah, cuaca yang tadi cerah
tiba-tiba turun hujan sangat lebat yang memaksa kami istirahat di ruang
informasi. Rencana ke Canopy Trail juga kami batalkan.
Setelah hujan reda
kamipun kembali ke parkiran, sebelumnya makan siang dulu di warung yang tadi
malam kami juga makan disana.
Selanjutnya kami memutuskan
melanjutkan perjalanan ke Maribaya, Lembang-Bandung.
Suasana jalan dekat gerbang Kebun Raya |
Suasana jalan dekat gerbang Kebun Raya |
Link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!