Cantiknya Grojogan Sewu, Taman Sungai Mudal dan Grojogan Kembang Soka di Jogjakarta
Memanfaatkan liburan Isra Miraj,
24 April 2017 yang jatuh di hari Senin, saya memilih liburan ke Jogja. Ini
adalah kali kedua ke Jogya, sebelumnya pernah kesana tahun 2014. Kunjungan
sebelumnya focus ke Candi-candi disekitar Jogja/Magelang dan pantai-pantai di
Gunung Kidul.
Kebetulan temen-temen seperti
Revan, Betta dan Noey juga ke Jogja untuk mengikuti Jogja Marathon di Minggu
tanggal 23 April. Hanya saja saya berangka malam sebelumnya menggunakan pesawat
dan yang lain menggunakan kereta. Untuk penginapan, udah injury time baru
ketemu setelah telepon sana sini (banyak yang full karena ada event lari),
thanks to Mas Lulut atas infonya (Mas Lulut ini pembaca setia blog saya juga
hehehehe….).
Setelah mendarat di Bandara Adi
Sucipto sekitar jam 8-an, langsung menuju penginapan yang berada di Jalan
Sosrokusuman, belakang Mal Malioboro (tarif Rp. 250.000/malam). DI lanjut makan
malam di Malioboro, setelah jalan liat kiri kanan, akhirnya pilihan jatuh ke
Sate Padang…. helaaah… :D.
Gak lama menikmati suasana
Malioboro karena sudah capek akhirnya lanjut istirahat. Bangun pagi, sambil menunggu
Revan datang saya isi waktu jalan-jalan di Malioboro sambil cari sarapan. Di
sepanjang jalan seperti lagunya Katon ‘Tiap sudut menyapaku…”, ya bener tapi
menyapa menawarkan becak, cendera mata atau sarapan…. Hehehehe. Nah ujung-ujungnya sarapan yang
dipilih Lontong Sayur Padang… #eaaaa.
Sekitara jam 7-an Revan datang
dengan motor yang disewa selama 2 hari (Rp. 60.000/hari) dan motornya sudah
ready di stasiun kereta. Cuman istirahat sebentar, jam 8-an kami langsung
cabut. Tujuan kami adalah air terjun yang ada di Kulonprogo.Tujuan pertama
adalah Grojogan Sewu.
Perjalanan menuju Grojogan Sewu
dari Malioboro sekitar 1 jam lebih. Kami memanfaatkan Google Map yang ada di
smartphone juga GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) hehehe. Tidak perlu bingung
wisata di Jogja karena penunjuk arah ke lokasi-lokasi wisata terlihat jelas di
jalan-jalan sepanjang perjalanan.
Kembali ke laptop…..
Begitu keluar dari wilayah kota,
kami memasuki suasana pedesaan dengan jalanan yang mulus dan satu lagi, sepi.
Tidak terlihat banayk mobil atau motor yang lalu-lalang di sepanjang perjalanan
ke Kulonprogo. Melewati pegunungan dengan banyak belokan dan naik turun perlu
hati-hati berkendara, jangan sampai lengah apalagi sepi, jangan sampai
kebut-kebutan.
Awalnya, sebelum ke Grojogan
Sewu, kami rencana mampir ke Curug Setawing tapi gak jadi karena kelewatan.
Sekitar jam 9 lewat kami sampai di Grojogan Sewu. Dari jalan raya ke tempat
parkiran kira-kira 500m (kayaknya lebih heheheh..). Kondisi jalannya sebaian
berbatu dan sebagian lagi cor-coran, agak heran juga, karena jalan raya beraspal mulus sementara
jalan masuk nya agak jelek.
Sampai di parkiran kami ke loket,
ternyata tiket nya cuman Rp. 4.000/orang dan parkir Rp. 2.000, murah banget ya
dibanding wisata di Jawa Barat hahahha… Karena murang saya agak sangsi dalam
hati, mungkin air terjunnya gak bagus? Hmmm……
Di luar perkiraan, begitu lewat
gerbang, akses ke curug-nya sudah bagus, akses menuju curug dibuat berupa
tangga-tangga dari semen, dan di kiri kanan di buat taman-taman. Juga tersedia
saung-saung buat istirahat.
Begitu sampai di bawah, terlihat
curug yang wooow emeijing……!!!!
Curug utama |
Curug Utama tinggi nya hamper 10
meter dengan kolam di bawahnya. Kebetulan masih pagi, belum terlihat pengunjung
yang berenang. Bebatuan lempung yang jadi dasar curug dan aliran sungai
berwarna putih kecoklatan dan kontras sekali dengan air nya yang berwarna hijau
kebiruan.
Turun sedikit ke bawah terdapat
curug kecil yang tingginya sekitar 2 meteran.
Dan di pinggir sungai dekat curug ini terdapat saung untuk istirahat.
Melihat kecantikan curug ini dan
view yang disuguhkan sangat sayang sekali jika dilewatkan bagi yang berkunjung
ke Jogja. DI tambah dengan harga tiket dan parkiran yang sangat murah.
Semakin siang semakin banyak
pengunjung yang datang meski tidak seramai pengunjung curug-curug yang ada di
Bogor. Karena masih ada beberapa curug yang mesti dikunjungi, kami melanjutkan
perjalanan ke curug berikutnya, tujuan kali ini Taman Sungai Mudal.
Pengunjung mulai rame |
Dari gerbang Grojogan Sewu kami
tidak melewati jalur masuk tapi ambil jalur kiri melewati perkebunan jati.
Meski jalannya jalan desa yang gak terlalu bagus, bisa memotong jalan sekitar 1
km. Setelah memasuki jalan raya, berkendara sekitar beberapa menit kami sudah
menemukan gerbang Taman Sungai Mudal.
Berbeda dengan Grojogan Sewu,
begitu memasuki lapangan parkir, sudah terlihat banyak sekali kendaraan yang
sudah parkir. Oke… nanti kita lihat kok bisa begitu, apa istimewanya????
Sebelum melanjutkan explore
sungai ini, kami makan dan sholat zuhur dulu. Jadi gak usah kuatir kalau ke
sini, tersedia tempat makan, mushola dan toilet yang rapi an bersih. Untuk
parkir cukup bayar Rp. 2.000 saja.
Setelah makan siang dengan pecel
ayam yang harganya normal-normal aja, kami melanjutkan k epos masuk. Di pos
masuk kami beli tiket seharga Rp. 6.000/orang. Jalan beberapa puluh langakah di
depan kita sudah di suguhi pemandangan yang yang bener-bener keren, kolam
pemandian yang airnya berwarna hijau tosca yang menampung air aliran dari atas
berupa curug-curug kecil.
Nah si Revan udah main cemplung
aja ke kolam, gak kuat melihat suasana. Terlihat di sini yang berenang cuman
beberapa orang pengunjung. Kalau mau memakai ban, di pinggir kolam tersedia ban
yang berukuran kecil dan besar, sewanya? Bayar seiklasnya, cukup masukan duit
ke kotak yang tersedia.
Kemudian kami naik ke bagian atas
sungai, melewati jembatan gantung yang kiri kanannya terlihat aliran air
membentuk curug-curug. Sampai di seberang kami berjalan di pinggir sungai
dengan jalan setapak berupa tangga-tangga rapi. Semakin ke atas kita masih
disuguhi pemandangan cantik sungai yang membentuk curug-curug dengan bebatuan
lempung dan lumut-lumut hijau.
Sampai dipuncak, baru terlihat
puncak keindahan sungai ini, terdapat kolam yang mirip kolam yang ada di bawah
tapi lebih dangkal sehingga pengunjung banyak yang berenang di sini. Di sisi
kiri dan kanan kolam terdapat taman-taman yang ditata begitu ciamik.Jadi ketika
berada di sini seolah-olah kita berada di taman-taman kerajaan (kayak di
film-film itu loh… hehehhe). Nah pantesan tadi di gerbang, penjaga loketnya
bilang besoknya hri Minggi, bagian atas ini di tutup karena ada yang sewa untuk
acara resepsi pernikahan… woow...
Setelah puas menikmati keindahan Taman Sungai
Mudal, yang susah dilukiskan dengan kata-kata dan photo, kami melanjutkan
perjalanan. Berikutnya mengunjungi Grojogan Kembang Soka. Itu loh, air terjun
yang pernah masuk My Trip My Adventure (MTMA)…
Jalan turun |
Jarak dari Taman Sungai Mudal ke
Kembang Soka sekitar 10 menit. Nanti di sebelah kiri aka nada gapura selamat
datang. Dari gerbang aka nada turunan sekitar 50 meter kemudian parkir. Ongkos
parkir Rp. 2.000 dan tiket masuk Rp. 5.000.
Dari loket kita akan jalan
menurun sampai bertemu mushola kecil untuk sholat, untuk berwuduk ada sumber
mata air yang mengalir terus menerus. DI samping mushola ada Mata Air Jaran,
tertulis ‘Tok Jaran. Sumber Rejeki’, gak tau juga maksudnya ‘Sumber Rejeki’
hehehe.
Selanjutnya kita bertemu jembatan
gantung dari kayu yang berada di atas sungai, dari sini kita bisa melihat
pemandangan kawasan ini keseluruhan dengan latar perbukitan. Aliran sungai
dengan dasar batu lempung/kapur yang berwarna putih sangat kontras dengan air
nya. Kondisi sungai ini mirip sekali dengan Grojogan Sewu dan Taman Sungai Mudal.
Di sebelah kiri terdapat air
terjun yang lumayan besar tapi tidak ada akses ke bawah. Berjalan terus, di
sebelah kanan terdapat curug utama yang besar. Di sini kita bisa turun
mendekati curug. Curug utama ini
mempunyai debit yang besar tapi kolam di bawahnya tidak dalam.
Di bukit bagian kiri juga
terlihat curug yang tidak begitu besar. Aliran curug/sungai yang ada di kiri
dan kanan akan berkumpul di sebuah kolam yang menciptakan kolam yang berwarna
hijau tosca. Terlihat beberapa pengunjung bermain air sambil loncat di papan yang sudah disiapkan.
Sayang sekali, sedang
asik-asiknya keliling area, tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Kamipun
berteduh di sebuah warung sambil memesan mie rebus dan the manis hangat. Sambil
menunggu hujan reda, terlihat lambat laun aliran sungai alirannya berubah
menjadi besar dan berwarna kecoklatan sehingga mengurangi keindahan sungai ini.
Untung kami datang sebelum hujan reda…. :D .
Setelah hujan reda kami
melanjutkan jalan pulang. Sebenarnya rencana awal kami akan megunjungi Air Terjun
Kedung Pedut yang satu aliran dengan Grojogan Kembang Soka dan jaraknya sangat
dekat. Tapi berhubung aliran sungai sudah berwarna coklat kamipun memutuskan
kembali.
Di tengah perjalanan kami mampir
sebentar di ladang tebung. Banyak rider yang istirahat di sini sambil mengambil
foto dengan latar ladang tebu dan perbukitan hijau. Setelah itu kami melanjutkan
kembali perjalanan pulang dan sampai di penginapan sekitar magrib dengan
selamat.
Link terkait:
- Keraton dan Taman Sari
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!