Menyibak Keindahan Sukamakmur I: Curug Ciherang dan Rumah Pohon
Mengisi libur panjang 3 hari, 29
April-1 Mei saya memilih liburan sekitaran Bogor. Karena libur 3 hari saya
memutuskan start dari Jonggol menikmati air terjun yang ada di sana kemudian
tembus Cibodas, berkemah di Perkemahan Mandalawangi sambil meikmati curug yang
ada di sekitaran sana dan lanjut ke Lembang (kalo yang ini karena perubahan
jadwal yang sebelumnya rencana ke Sanghyang Heleut hahaha).
Bersama Revan, kami berangkat
sekitar jam 7.30 pagi, seperti biasa, melewati Sentu City tembus ke Babakan
Madang, keknya jalur ini gak perlu di ceritain detail yes... karena sering
banget lewat sini dan ada di blog-blog sebelumnya, kemudian kami melewati
lokasi-lokasi curug-curug yang hits di sini seperti Curug Putri Kencana
kemudian Leuwi Hejo. Kemudian sampai di pertigaan Desa Ciberem dimana kalo
ambil kanan ke arah Curug Hordeng, Curug Mariuk atau Curug Golek, kami ambil
lurus hingga sampai pertigaan Jonggol-Citeureup, dan ambil kanan ke arah
Jonggol.
Nah memasuki Jalur Jonggol terlihat
pemandangan alam yang super wah, persawahan, sungai dengan latar belakang
perbukitan hijau membuat siapapaun yang melihat akan minta berhenti turun untuk
sekedar mengambil foto.
Di satu spot yang dulu saya gak
sempat turun, akhirnya saya memutuskan turun untuk sekadar mengabadikan di
foto.
Melanjutkan perjalanan dimana
kondisinya jalannya naik turun dan jalan yang gak terlalu lebar (cukup buat 2
mobil) membuat kita harus hati-hati atau sabar kalau ada truk di depan
hehehehe.
Nah sampai di pertigaan yang
ramai (sepertinya pasar) lagi nanti ada petunjuk arah, kanan ke Cibodas (Puncak
Pass 2) dan kiri ke Citeureup, ambil arah kanan terus aja hingga sampai
pertigaan kiri ke Gunung Batu (juga jika kalian mau ke Cariu silahkan ambil
jalur ini), dan kanan ke arah Ciherang/Cipamingkis.
Nah ambil kanan kita akan
langsung ambil trek naik, dan kondisi ini akan terus hingga mencapai desa Suka
Makmur dimana lokasi Curug Ciherang. Gak usah takut, karena di kiri jalan akan
terlihat pemandangan yang spektakuler, kita tidak akan percaya bahwa kita sedang
berada di atas puncak bukit. Dan di lokasi-lokasi bagus ini ternyata
tanah-tanahnya sudah dimiliki oleh pendatang (namanya kek asing gitu hehehehe).
Sampai di pertigaan yang ada
spanduk segede bagong, kita ambil kanan. Memasuki jalan ini bertolak belakang
dengan jalan utama yang mulus, disini jalannya jelek berbatu, tapi lagi-lagi
pemandangannya warbiayasah…. (kecuali ada plang pemilik tanah yang seolah-olah menyatakan
ini tanah pribadi loh hehehe).
Sekitar 300m, terlihat gerbang
masuk yang sepertinya baru dibangun. Kami bayar tiket masuk (seharusnya include
parkir) sebesar Rp. 37.500 berdua. Sampai di dalam ternyata kita harus terus ke
parkiran. Sebelum ke parkiran curug terlihat kegiatan pembangunan infrastruktur pelengkap di sini seperti resto
dan penginapan (Rumah Teletubbies). Bisa sih kita parkir disini tapi jalannya akan semakin jauh ke
curug.
Sampai di parkiran yang di jaga
anak muda setempat, kami bergegas ke atas. Menyusuri anak tangga yang sudah
dibuat dengan rapih, kami melewati beberapa warung dan cuman berjarak sekitar
100m ketemulah dengan salah satu icon lokasi ini, Rumah Pohon Ciherang.
Karena masih pagi, sekitar jam
9.30 belum ada pengunjung, jadi cuman kami berdua, tidak pakai antri. Karcis
masuk Rp. 5.000. Apa yang membuat Rumah Pohon ini istimewa? Karena viewnya,
sejauh mata memandang adalah perbukitan yang berjejer-jejer dengan gradasi
warna hijau biru. Juga terlihat perkampungan di kaki bukit dan persawahan dan
ladang.
Pengen sekali berlama-lama di
sini tapi kami harus ke Curug Ciherang. Curug ini gak berapa jauh dari Rumah
Pohon, berada di sisi kiri. Menuruni bukit lewat jalan setapak yang sudah rapi
sehingga akan membuat pengunjung merasa nyaman ditambah suasana hutan membuat
paru-paru serasa longgar dengan berlimpahnya oksigen.
Sebelum meuju bawah terlihat
Curug utama yang malu-malu bersembunyi di balik pephonan. Jadi, kalau kita
lihat foto-foto curug ini di internet, sebenarnya banyak yang kita lihat bukan
curug utama tapi alirannya yang membentuk curug-curug kecil.
Sampai dibawah terlihat aliran
curug yang membentuk satu Curug yang cukup besar. Karena debitnya yang besar,
menghasilkan tampias yang membuat basah area sekitarnya. Kondisi ini membuat
sulit untuk di foto frontal dari depan tanpa mebuat kamera basah sehingga cukup
difoto dari samping.
Turun kebawah melewati bebatuan
alami, sampailah kita ke lokasi favorit pengunjung. Karena di lokasi ini
tersedia kolam-kolam alami yang dipakai untuk berenang dan berfoto (ini lokasi
favorit buat foto-foto juga yang umum terlihat di internet).
Meski mau berlama-lama di sini
tapi masih ada curug yang harus dikunjungi, Curug Cipamingkis dan Curug Arca
dan harus sampai sore di Cibodas. Kamipun melanjutkan perjalan….
Link terkait:
- Curug Cipamingkis dan Curug Arca
- Bumi Perkemahan Mandalawangi dan Curug Rawa Gede
- Curug Saridun dan Curug Cisarua
- Situ Rawa Gede, Curug Ciawitali, Curug Ciberem dan Curug Cidulang
Link terkait:
- Curug Cipamingkis dan Curug Arca
- Bumi Perkemahan Mandalawangi dan Curug Rawa Gede
- Curug Saridun dan Curug Cisarua
- Situ Rawa Gede, Curug Ciawitali, Curug Ciberem dan Curug Cidulang
Catatan:
Curug Cisarua dan Curug Saridun berada di Kec. Sukamakmur tapi masyarakat luas lebih mengenal wilayah ini sebagai kec. Jonggol.
Curug Cisarua dan Curug Saridun berada di Kec. Sukamakmur tapi masyarakat luas lebih mengenal wilayah ini sebagai kec. Jonggol.
Dulu memang daerah ini berada dalam satu kecamatan, tapi semenjak Negara Api menyerang, wilayah ini memisahkan diri menjadi kecamatan sendiri
Terima kasih sharing ceritanya, jadi ada tambahan lagi nih kalo mau buat one day trip
BalasHapusUsahakan berangkat pagi mas, dari Ciherang sekitar 2km ada Curug Cipamingkis, lanjut Curug Arca. Kalau masih mau ada lagi Curug Cisarua sama CUrug Cibeet yg udah diperbatasan Joggol-Cibodas. Yang 2 terakhir saya belum karna udah kesiangan mau lanjut ke Cibodas :D
Hapus