Ada Curug di Bumi Perkemahan Mandalawangi-Cibodas
Melanjutkan perjalanan sebelumnya, dari Curug Ciherang,
Curug Cipamingkis dan Curug Arca, kami langsung ke arah Cibodas. Benar-benar
tidak disangka pemandangannya benar-benar bagus boleh di adu kalau kita lewat
puncak jalur normal.
View menuju Cibodas |
View menuju Cibodas |
Perjalanan menyusuri perbukitan dimana kiri-kanan terlihat
hamparan ladang sayuran. Di kejauhan terlihat perbukitan dengan gradasi warna
hijau biru. Yang sangat disayangkan adalah kondisi jalan yang hancur, ya hancur….
Kalau lihat kondisi jalannya kita gak akan percaya tidak jauh dari Jakarta ada
kondisi jalan seperti jaman Indonesia belum merdeka.
Sesekali terdengar suara gesekan plat besi dengan bebatuan
yang ada di jalan. Kadang-kadang kita melewati jalanan berlobang yang becek.
Dengan kondisi jalan yang pas-pasan untuk 2 mobil, sesekali kita harus berhenti
kalau ada mobil yang datang dari depan terutama truk.
Sudah hampir sore akhirnya kami keluar dari jalan alternative
ini masuk ke jalan utama Cianjur-Bandung. Kami berhenti sebentar untuk mengisi
perut di salah satu RM. Padang yang menurut saya rasanya so-so hehehe… ya udah
yang penting kenyang dulu. Kemudian kami lanjut menuju arah Kebun Raya Cibodas.
Meski sempat nyasar di jalan sempit, akhirnya kami sampai di parkirian Kebun
Raya yang juga digunakan sebagai parkiran buat pengunjung yang mau berkemah di
Pekemahan Mandalawangi. Parkiran ini tidak berapa jauh dari Gerbang Utama Kebun
Raya yang kiri kanan dipenuhi pedagang, mungkin sekitar 100m. Setelah mendapat
parkiran, kami berkemas membawa barang-barang.
Di gerbang masuk perkemahan kami membayar tiket sebesar Rp.
22.500/orang. Dari gerbang kita mesti jalan sekitar 100 meter, menyusuri sebuah
tanjakan kemudian menurun yang sedikit membuat ngos-ngosan hehehe……
Sampai di bawah terlihat bumi perkemahan (buper) yang sudah
dipadati oleh tenda-tenda, umumnya group-group kantor, rombongan, keluarga atau
perorangan. Juga terlihat anak-anak balita yang menikmati suasana, sangat bagus sekali memperkenalkan anak-anak usia dini dengan alam. Buper ini dibelah oleh aliran sungai yang berair sangat jernih dan
juga dingin tentunya. Di sebelah kanan ada toilet (6 kamar) yang sekali masuk
harus bayar Rp. 2.000 (kalau malam sampai subuh gak dijaga).
Setelah memilih-milih lokasi akhirnya kami berkemah di
bagian atas di sudut kanan dekat tangga menuju ke bawah). Di samping kami
terlihat beberapa tenda besar diisi oleh rombongan anak sekolah. Kemudian kami
mendirikan tenda.
Di sini juga tersedia warung makan, penyewaan tenda dan juga
musholla. Buat yang lupa bawa sarung dan mukena, gak usah takut, ada tersedia
di musholla. Juga banyak para penjaja makanan/cemilan dan buah berry.
Musholla di perkemahan |
Setelah semua beres, saya menuju Curug Rawa Gede yang ada di
papan penunjuk arah. Jaraknya dari perkemahan cuman sekitar 100m. Meninggalkan
perkemahan, menyisir bukit dikiri dan rawa di sebelah kanan. Tepat di ujung
jalan terlihat Curug imut setinggi sekitar 10 m. Curug yang debit airnya tidak
terlalu besar cukup memberi warna di pekemahan ini. Air yang mengalir langsung
masuk ke rawa yang ada di depan, Rawa Gede, dimana nama curug ini berasal. Tidak
ada pengunjung yang ke sini, mungkin karena sudah mulai sore.
Curug Rawa Gede |
Curug Rawa Gede |
Karena sudah mulai gelap, saya kembali ke perkemahan.
Di perkemahan semakin malam semakin ramai pengunjung yang mendirikan tenda.Mungkin pengunjung yang datang dari jauh yang terjebak macet di Puncak.
Makan malam, kami jalan ke depan yang bearti keluar dari perkemahan. Persis di depan parkiran ada beberapa rumah makan. Kami memilih yang ramai, yang ternyata selain murah, beraneka macam masakan dan juga enak.
Setelah makan, kembali ke tenda dan istirahat untuk recovery tenaga dan persiapan besok ke Gunung Gede Pangrango untuk hunting Curug.
Untungnya malam itu tidak hujan, yang beberapa hari belakangan selalu hujan. Bangun pagi terasa segar. Kami masak air panas yang diambil dari sungai untuk masak mie dan kopi/teh. Sekitar jam 8-an kamipun beres-beres tenda dan ditaroh di mobil sekalian jalan kaki ke Gerbang masuk Gunung Gede Pangrango.
Menikmati sarapan |
Beberes |
Link terkait:
Saya sudah tiga kali kemping ceria disini dan pilihan mendirikan tenda selalu di blok Danau Mandalawangi karena view danaunya serta kalau pas pagi dari sini kelihatan puncak Gede - Pangrango.
BalasHapus