Wisata Bangka Part I: Pantai Tongaci dan Pantai Turun Aban
Liburan tanggal 14 April 2017 yang bertepatan
dengan libur nasional Jumat Agung ditambang weekend Sabtu-Minggu, saya
memutuskan liburan ke Pulau Bangka yang masuk ke dalam Propinsi
Bangka-Belitung. Sebelumnya di 2013 sudah pernah berkunjung ke sini tapi ke
Pulau Belitung, bias dicek di postingan saya sebelumnya, Pulau
Belitung.
Kebetulan ada hajatan GATF di JCC tanggal 10-12 Maret, saya piker ini waktu yang tepat untuk mencari tiket murah. Janjian dengan Revan, The Noey dan Lia, kami dating di Jumat malam untuk hunting foto. Setelah berkumpul di JCC, keliling-keliling dari satu stand ke stand lain ternyata tiket promo sudah pada closed, dan disarankan dating subuh-subuh... (helloooo....... dari Bogor nih .... hahha). Tiket promo yang ditawarkan juga sekitar 900-an ribu. Sebelum pulang saya mendaftar dulu untuk penukaran miles yang diskon dan ditukar di akhir Maret-awal April (eh setelah menunggu jadwal penukaran ternyata pas mau ditukar, jadwal penerbangan yang diinginkan juga gak ada..... php banget ya guys heheheh).
Pas sampai di rumah dicek online via Tra**loka, eh malah ada tiket promo dari Singa Merah, Rp.750.000 PP Jakarta-Pangkalpinang, gak pake nunggu lama saya pun pesan tiket buat berempat (saya, Revan, The Noue dan Lia) kemudian nyusul Betta, jadi total kami berangkat berlima.
Untuk penginapan, kami book via Ago**, dapet penginapan di Boutique Resort di daerah Sungailiat, semalam sebesar Rp. 500rb. Karena 2 cowok dan 3 cewek, kamipun pesan 2 kamar untuk 2 malam. Dan untuk transportasi lokal, kami dapat sewa mobil selama 3 hari sebesar Rp. 1.200.000 plus driver diluar BBM. Singkat cerita, tanggal 14 April menggunakan Damri, saya dan revan berangkat ke Cengkareng dan berkumpul dengan 3 orang lainnya dan naik pesawat sekitar jam 10 pagi tanpa drama delay.... :D.
Alhamdulillah setelah menempuh penerbangan selama 50 menit kamipun mendarat dengan selamat di Depati Amir airport. Setelah menunggu bagasi, ami keluar sekitar jam 11.45. Driver kami, Mas Poco sudah menunggu, selanjutnya kami menuju penginapan di Sungailiat. Sekitar jam 12 kami mampir di sebuah masjid untuk melaksanakan Sholat Jumat (buat cowok yes....). Usai sholat kemudian makan siang di sebuah rumah makan di seberang masjid. Rumah makannya lumayan meski bukan khas Bangka,tapi campuran Melayu dan Padang, tapi lumayan buat mengisi perut.
Usai makan kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Sampai dipenginapan hampir jam 2, Karena sudah siang, kami berkemas-kemas untuk mengunjungi beberapa pantai.
Oh iya, sengaja kami menginap di Sungailiat karena pantai-pantai bagus umumnya berada di garis pantai kota ini. Menyusuri area pantai, sekitar 10 menit perjalanan, di sebelah kanan terlihat gerbang masuk kawasan pantai yang cukup mencolok, jelas terbaca petunjuk nama pantainya yaitu Pantai Tongaci.
Memasuki area parkiran, sudah terasa aura kawasan pantai ini, tertata rapi an bersih. Juga dari penataan bangunan, bisa ditebak bahwa area pantai ini dikelola swasta atau perorangan. Setelah parkir kami ke loket pembayaran, ternyata disini tidak bayar biaya parkir hanya tiket masuk Rp. 5.000 per orang. Melewati pos ticketing, di kiri kanan terdapat bar, dan took juga area pajangan karya seni seperti patung dan wayang. Bisa ditebak bahwa pemilik atau pengelola pantai ini mempunyai selera seni yang tinggi.
Di tengah lapangan terdapat replica lokomotif, dan yang lebih menakjubkan di sebelah kiri terdapat patung-patung menyerupai replica patung terakota di China. Wuih keren kan, jadi pantai ini seakan-akan dibuat sebagai one-stop entertainment, terutama yang membawa anak-anak (kata driver kami sih, kalau malam pergantian tahun, pantai ini sangat ramai sekali hingga jalan masuk ke sini menjadi sangat macet).
Memasuki area pantai, kita langsung disambut oleh pasir putih. Ombak di pantai ini lumayan kecil, tapi tidak terlihat pengunjung saat itu yang berenang. Di beberapa lokasi, terdapat bebatuan yang sengaja dipasang yang berfungsi sebagai pemecah ombak. Berdasarkan informasi, di bulan-bulan tertentu terjadi ombak besar yang mengikis pantai.
Kami berjalan ke arah kiri, melewati salah satu pemecah ombak, di sini terlihat hamparan pasir yang lebih luas. Di sini terdapat gundukan pasir yang lumayan tinggi. Naik ke atas gundukan ini ternyata menjadi salah satu objek untuk berfoto. Hamparan pasir yang luas, laut yang tenang dan awan yang dramatis membuat hasil foto lumayan bagus hehehhe.
Setelah puas mengambil foto, kamipun melanjutkan perjalanan. Tadinya kami mau langsung menuju Pantai Matras, tapi sebelum sampai, tiba-tiba di kanan terdapat papan sederhana penunjuk arah ke Pantai Turun Aban.
Sebelum ke pantai, kami melewati sekitar 50m jalan tanah yang lumayan bergelombang. Mendekati pantai, tidak terdapat parkir kusus ataupun pengelola. Karena tidak ada pengelola, jadinya gak ada tiket masuk dan tiket parkiran alias gratis. Kamipun parkir di tempat seadanya. Dari parkiran tidak terlihat jelas pantai yang dituju, Karena tertutup pohon-pohon besar. Setelah jalan mendekati pantai, baru terlihat keindahan pantainya… woooow bagus banget, gak nyangka pantainya sebagus ini… (pelajaran guys, diluar jelek belum tentu di dalamnya juga jelek..hehehe.). Pantainya di dominasi oleh batu-batu besar, mirip pantai-pantai di Belitung atau Riau. Pengunjung pantai sangat sedikit. Di sebelah kanan pantainya menjorok ke laut mirip teluk kecil, tidak berombak dan dangkal. Terlihat beberapa perahu bersandar dan beberapa pengunjung sedang bermain air dan berenang.
Di sisi kiri dikelilingi oleh bukit berbatu yang tidak terlalu tinggi. Di kanan terhampar bebatuan beeaneka ukuran, yang menggoda kita untuk naik ke atasnya. Bebatuan tersusun beraturan dan ada yang acak membentuk lorong-lorong.
Saya mencoba menaiki batu besar, karena jalan naiknya miring jadi harus hati-hati, ternyata pemandangan dari atas sini benar-benar cantik. Terlihat di bawah hamparan batu dan air laut yang bening.
Sayang sekali pantai ini kurang diperhatikan, tapi ada untungnya juga, pantainya jadi sepi, tidak banyak pengunjung dan alami.
Karena hari makin sore, kamipun melanjutkan perjalanan.
Link terkait:
Kebetulan ada hajatan GATF di JCC tanggal 10-12 Maret, saya piker ini waktu yang tepat untuk mencari tiket murah. Janjian dengan Revan, The Noey dan Lia, kami dating di Jumat malam untuk hunting foto. Setelah berkumpul di JCC, keliling-keliling dari satu stand ke stand lain ternyata tiket promo sudah pada closed, dan disarankan dating subuh-subuh... (helloooo....... dari Bogor nih .... hahha). Tiket promo yang ditawarkan juga sekitar 900-an ribu. Sebelum pulang saya mendaftar dulu untuk penukaran miles yang diskon dan ditukar di akhir Maret-awal April (eh setelah menunggu jadwal penukaran ternyata pas mau ditukar, jadwal penerbangan yang diinginkan juga gak ada..... php banget ya guys heheheh).
Pas sampai di rumah dicek online via Tra**loka, eh malah ada tiket promo dari Singa Merah, Rp.750.000 PP Jakarta-Pangkalpinang, gak pake nunggu lama saya pun pesan tiket buat berempat (saya, Revan, The Noue dan Lia) kemudian nyusul Betta, jadi total kami berangkat berlima.
Untuk penginapan, kami book via Ago**, dapet penginapan di Boutique Resort di daerah Sungailiat, semalam sebesar Rp. 500rb. Karena 2 cowok dan 3 cewek, kamipun pesan 2 kamar untuk 2 malam. Dan untuk transportasi lokal, kami dapat sewa mobil selama 3 hari sebesar Rp. 1.200.000 plus driver diluar BBM. Singkat cerita, tanggal 14 April menggunakan Damri, saya dan revan berangkat ke Cengkareng dan berkumpul dengan 3 orang lainnya dan naik pesawat sekitar jam 10 pagi tanpa drama delay.... :D.
Alhamdulillah setelah menempuh penerbangan selama 50 menit kamipun mendarat dengan selamat di Depati Amir airport. Setelah menunggu bagasi, ami keluar sekitar jam 11.45. Driver kami, Mas Poco sudah menunggu, selanjutnya kami menuju penginapan di Sungailiat. Sekitar jam 12 kami mampir di sebuah masjid untuk melaksanakan Sholat Jumat (buat cowok yes....). Usai sholat kemudian makan siang di sebuah rumah makan di seberang masjid. Rumah makannya lumayan meski bukan khas Bangka,tapi campuran Melayu dan Padang, tapi lumayan buat mengisi perut.
Usai makan kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Sampai dipenginapan hampir jam 2, Karena sudah siang, kami berkemas-kemas untuk mengunjungi beberapa pantai.
Oh iya, sengaja kami menginap di Sungailiat karena pantai-pantai bagus umumnya berada di garis pantai kota ini. Menyusuri area pantai, sekitar 10 menit perjalanan, di sebelah kanan terlihat gerbang masuk kawasan pantai yang cukup mencolok, jelas terbaca petunjuk nama pantainya yaitu Pantai Tongaci.
Memasuki area parkiran, sudah terasa aura kawasan pantai ini, tertata rapi an bersih. Juga dari penataan bangunan, bisa ditebak bahwa area pantai ini dikelola swasta atau perorangan. Setelah parkir kami ke loket pembayaran, ternyata disini tidak bayar biaya parkir hanya tiket masuk Rp. 5.000 per orang. Melewati pos ticketing, di kiri kanan terdapat bar, dan took juga area pajangan karya seni seperti patung dan wayang. Bisa ditebak bahwa pemilik atau pengelola pantai ini mempunyai selera seni yang tinggi.
Di tengah lapangan terdapat replica lokomotif, dan yang lebih menakjubkan di sebelah kiri terdapat patung-patung menyerupai replica patung terakota di China. Wuih keren kan, jadi pantai ini seakan-akan dibuat sebagai one-stop entertainment, terutama yang membawa anak-anak (kata driver kami sih, kalau malam pergantian tahun, pantai ini sangat ramai sekali hingga jalan masuk ke sini menjadi sangat macet).
Memasuki area pantai, kita langsung disambut oleh pasir putih. Ombak di pantai ini lumayan kecil, tapi tidak terlihat pengunjung saat itu yang berenang. Di beberapa lokasi, terdapat bebatuan yang sengaja dipasang yang berfungsi sebagai pemecah ombak. Berdasarkan informasi, di bulan-bulan tertentu terjadi ombak besar yang mengikis pantai.
Kami berjalan ke arah kiri, melewati salah satu pemecah ombak, di sini terlihat hamparan pasir yang lebih luas. Di sini terdapat gundukan pasir yang lumayan tinggi. Naik ke atas gundukan ini ternyata menjadi salah satu objek untuk berfoto. Hamparan pasir yang luas, laut yang tenang dan awan yang dramatis membuat hasil foto lumayan bagus hehehhe.
Setelah puas mengambil foto, kamipun melanjutkan perjalanan. Tadinya kami mau langsung menuju Pantai Matras, tapi sebelum sampai, tiba-tiba di kanan terdapat papan sederhana penunjuk arah ke Pantai Turun Aban.
Sebelum ke pantai, kami melewati sekitar 50m jalan tanah yang lumayan bergelombang. Mendekati pantai, tidak terdapat parkir kusus ataupun pengelola. Karena tidak ada pengelola, jadinya gak ada tiket masuk dan tiket parkiran alias gratis. Kamipun parkir di tempat seadanya. Dari parkiran tidak terlihat jelas pantai yang dituju, Karena tertutup pohon-pohon besar. Setelah jalan mendekati pantai, baru terlihat keindahan pantainya… woooow bagus banget, gak nyangka pantainya sebagus ini… (pelajaran guys, diluar jelek belum tentu di dalamnya juga jelek..hehehe.). Pantainya di dominasi oleh batu-batu besar, mirip pantai-pantai di Belitung atau Riau. Pengunjung pantai sangat sedikit. Di sebelah kanan pantainya menjorok ke laut mirip teluk kecil, tidak berombak dan dangkal. Terlihat beberapa perahu bersandar dan beberapa pengunjung sedang bermain air dan berenang.
Di sisi kiri dikelilingi oleh bukit berbatu yang tidak terlalu tinggi. Di kanan terhampar bebatuan beeaneka ukuran, yang menggoda kita untuk naik ke atasnya. Bebatuan tersusun beraturan dan ada yang acak membentuk lorong-lorong.
Saya mencoba menaiki batu besar, karena jalan naiknya miring jadi harus hati-hati, ternyata pemandangan dari atas sini benar-benar cantik. Terlihat di bawah hamparan batu dan air laut yang bening.
Sayang sekali pantai ini kurang diperhatikan, tapi ada untungnya juga, pantainya jadi sepi, tidak banyak pengunjung dan alami.
Karena hari makin sore, kamipun melanjutkan perjalanan.
Link terkait:
Mantap jiwaaaaa baaanggg 👍👍👍👍
BalasHapus