Senin, 26 Juni 2017.
Liburan kali ini adalah Wisata Budaya. Kalau bicara Budaya,
pastilah kalau orang Minang ditanya akan menjawab Batusangkar. Di sini ada
Nagari Tuo Pariangan (Desa Tua Pariangan), kemudian sekitar 30 menitar dari
desa ini ada Istana Baso Pagaruyung yang disepanjang jalan menuju Istana
terdapat komplek makam raja-raja Minangkabau.
7. Nagari Tuo Pariangan
Nagari/desa ini masuk sebagai salah satu desa terindah di
dunia versi majalah Travel Budget tahun 2012.nagari ini dipercaya sebagai asal-usul
masyarakat Minangkabau atau dikenal sebagai “Tampuk Tangkai Alam Minangkabau”.
Nagari ini berjarak sekitar 15km dari Kota Batusangkar atau sekitar 1 jam
perjalanan dari kota Padang Panjang atau sekitar 3 jam perjalanan dari kota
Padang.
Tidak sulit menuju kesini. Dari Padang Panjang cukup
diarahkan kendaraan menuju Batusangkar mengikuti jalan raya Padang
Panjang-Batusangkar. Perjalanan menuju desa ini sangat penyenangkan. View
persawahan yang sejauh mata memandang bisa ditemukan dengan latar Bukit Barisan.
Mencapai gerbang desa ini, terlihat tanda mencolok yang memberikan arah kepada
pengunjung. Begitu memasuki nagari ini, kondisi jalan akan terus menanjak
karena nagari ini berada di lereng Gunung Marapi.
Begitu mencapai pusat desa, sudah terlihat banyak kendaraan
yang parkir disepanjang jalan. Setelah mendapat parkir kamipun jalan menuju pusat
desa dimana menjadi pusat berkumpulnya pengunjung.
|
Pengunjung yang ramai
|
Turun sekitar 50 meter kami melihat Mesjid Tuo (Mesjid
Ishlah) yang berusia ratusan tahun yang bergaya arsitektur Dongson (Tibet) yang
menandakan majunya perdapan Minangkabau saat itu. Di bagian bawah, dengan
menuruni tangga terdapat kamar mandi dengan air panas yang terpisah untuk
laki-laki dan perempuan.
|
Mesjid Ishlah |
|
Mesjid Ishlah |
Di sekitar mesjid dikelilingi rumah-rumah adat yang mayoritas
masih mempertahankan bentuk tradisional dan telah berusia ratusan tahun. Meski
juga terlihat bangunan modern.
Di salah satu sudut desa terdapat Prasasti Pariangan, juga
termasuk benda Cagar Budaya. DI prasasti ini terdapat tulisan sanskerta tapi
sekarang sudah kabur tertutup debu dan bekas cat karena pekerjaan pengecatan.
Juga di spot ini kita bisa melihat view mesjid dan sebagian desa dari atas.
|
Prasasti Pariangan
|
Melihat keadaan desa ini, semoga ada perhatian lebih dari
pemerintah untuk lebih memperhatikan dan pengelolaan desa wisata ini.
|
Selamat tinggal Pariangan!!!
|
Setelah puas berkeliling desa kami melanjutkan perjalanan
menuju Istana Baso Pagaruyung.
8. Makam Raja-Raja Minangkabau
Menuju Istana Baso Pagaruyung, di sepanjang jalan kita
disuguhi pemandangan desa dengan persawahan yang spektakuler, sejauh mata
memandang terlihat hamparan sawah.Mungkin kalau di daerah lain dijadikan
destinasi wisata tapi disini cukup berhenti dipinggir jalan dan mengambil
beberapa foto.
|
View Batusangkar
|
|
View Batusangkar |
Ada beberapa kompleks makam yang terkenal tapi saya cuman
mengunjungi 2 saja. Yang pertama mengunjungi Komplek batu Basurek (Batu
Bersurat), dimana terdapat makam Raja Minangkabau yang terkenal, Adityawarman.
Di temani penjaga makam, saya diajak berkeliling makam. Di sini terdapat
beberapa prasasti, yang menceritakan tentang Adityawarman. Juga terdapat makam
mertua dan keluarga kerajaan lainnya.
|
Makam Raja Adityawarman
|
|
Batu Basurek
|
|
Batu Basurek |
|
Batu Basurek |
|
Batu Basurek |
Berikut terjemahan di makam Adityawarman:
"Selamat Yang mulia yang sempurna jiwanya, Adwayawarmma,
yang berputra Bhumi Kanaka (tanah emas) oleh perbuatan baik (lepas dari)
kesulitan, yang mendapat pahala dari kebajikan (dan) keteguhan jiwa , berbudi
baik, penuh rasa belas kasih. Selalu riang gembira. Sangat bermurah hati.
Bagaikan pohon kalpataru yang selalu memberi anugrah . Adityawarman, Raja dari
keturunan wangsa Kulisadhara (Dewa Indra). Sebagai penjelmaan Sri Lokeswara
Dewa Maitra”
Selanjutnya ke kompleks makam Ustano Rajo Alam. Rajo Alam
dianggap sebagai Raja Pertama Kerajaan Pagaruyung. Makamnya berada d bawah
pohon beringin besar yang menurut penjaganya sudah berumur ratusan tahun, pohon
yang terlihat sekarang adalah pohon pengganti yang tumbuh setelah batang pohon
lama mati. Nisan makam Rajo Alam berbentuk menhir, yang menunjukkan makam ini
sudah ada dari jaman pra-sejarah, artinya sudah ada sebelum agama Islam, Hindu
dan Budha datang ke wilayah ini. Di belakang makam terdapat makam-makam
keluarga lainnya.
|
Makam Rajo Alam |
Di depan makan juga terdapat Batu Kasur dimana batu ini
adalah tempat ujian buat calon raja baru, yang tidur dialasi daun tanaman yang
ada miang (yg membuat gatal). Tarbayang kan, kalo dahulu nya tempat ini hutan
belantara dan kompleks makam dan disuruh tidur disini???.
Juga terdapat batu
sandar sebagai Medan Nan Bapaneh, tempat bermusyawarah. Jumlah batu yang ada
sesuai dengan jumlah pejabat di susunan kerajaan, seperti Raja dan Ratu,
mentri, Harimau Campa (Panglima Perang) dll.
|
Batu Kasur
|
Setelah puas mendengarkan cerita dari penjaga makam
selanjutnya menuju Istana Baso Pagaruyung.
9. Istana Baso Pagaruyung
Tidak terlalu jauh dari kompleks makam raja-raja kami sampai
di Istana. Terlihat antrian mobil dan keramaian pengunjung. Kami mendapatkan
parkiran disalah satu parkiran milik warga. Tiket masuk tidak terlalu mahal
sekitar Rp. 10.000 untuk dewasa dan anak-anak Rp. 6.000 (??).
Istana ini adalah replika dari istana asli yang hancur dibakar
Belanda di kerusuhan 1804, didirikan kembali dan terbakar kembali tahun 1966.
Istana dibangun kembali dan diresmikan tahun 1976. Di 2007 kembali terbakar akibat
petir yang menyisakan sekitar 15 persen dari harta kerajaan yang sekarang
disimpan di Istana Silindung Bulan. Kemudian dibangun kembali dan diresmikan
2013.
Karena liburan lebaran, pengunjung Istana ini sangat ramai
sekali terutama wisatawan lokal, memang Istana ini menjadi salah satu tujuan
wisata favorit warga Sumatera Barat. Di ambah lagi dengan adanya hiburan berupa
tari-tarian Minang menambah antusias pengunjung. Buat yang ingin mengenakan pakaian adat Minang
bisa disewa di bagian bawah Istana.
Kebetulan karena terlalu ramai, saya tidak sempat masuk ke
dalam Istana untuk melihat bagian dalam. Mungkin lain kali kalau pengunjung
tidak terlalu ramai.
Setelah sessi foto bersama kamipun kembali ke Padang Panjang
dan selanjutnya ke Padang.
Link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!