Alam Minangkabau: Lubuk Paraku dan Lubuk Tampuruang
Hari ini, Sabtu 01 Juli 2017
adalah hari terakhir mudik di Padang. Besok harus kembali lagi pulang ke Bogor.
Mengisi liburan terakhir ini kami akan berbasah-basahan ke Lubuk Paraku dan
Lubuk Tampuruang. Kedua lokasi ini masih di dalam kota Padang.
15. Lubuk Paraku
Lubuk dalam bahasa Minang bearti
bagian terdalam dari sebuah sungai atau bisa disebut Leuwi dalam bahasa Sunda.
Lokasi wisata ini sangat mudah dicapai baik dengan motor atau mobil pribadi
ataupun dengan angkutan umum.
Lokasi ini terletak di jalan
Padang-Solok, pas ditikungan Sitinjau Laut. Pas di jembatan aliran sungai ini
disebelah kiri terdapat petunjuk arah yang sudah tua. Memasuki gerbang depan,
jarak ke parkiran sekitar 50 meter dan bisa langsung parkir. Lokasi ini
dikelilingi oleh Bukit Barisan dan berada di tengah lembah. Jadi harus di
waspadai jika berkunjung diwaktu musim hujan.
Karena tidak terlalu jauh, kami
berangkat sehabis makan siang. Karena jalanan juga tidak terlalu ramai, kami
sampai sekitar jam 2. Karcis masuk adalah Rp. 5.000/orang dewasa. Di lokasi
sudah ada beberapa pengunjung yang berenang. Tidak terlalu ramai, kurang dari
10 orang. Dulu lokasi ini sangat terkenal dan menjadi salah satu wisata favorit
warga Padang sebelum banyaknya lokasi-lokasi wisata seperti sekarang. Konon
dulu disini banyak terdapat batu-batu besar tapi diambil untuk penahan ombak
kota Padang sehingga kolam-kolam yang ada di sungai menjadi berkurang.
Berenang di kesejukan Lubuk Paraku |
Berenang di kesejukan Lubuk Paraku |
Berenang di kesejukan Lubuk Paraku |
Aliran sungai di Lubuk Paraku |
Tidak tahan dengan godaan air
yang biru kristal, kamipun berenang. Air nya terasa dingin dan sejuk. Untuk
anak-anak cukup berenang dipinggir kolam, karena kedalaman air bisa lebih dari
2 meter. Untuk lebih menikmati sensasi berenang disini, saya pun loncat dari
batu besar yang ada dikiri kanan kolam. Yang tidak berenang hanya menonton di
pinggir sungai, di atas bebatuan besar yang diteduhi oleh pohon-pohon besar.
Cukup merasakan sejuknya air
Lubuk Paraku, kami melanjutkan perjalanan ke Lubuk Tampuruang.
16. Lubuk Tampuruang
Lubuk Tampurung beradi di
Balimbiang, Kuranji-Padang. Dari Lubuk Paraku kami menuju arah balik ke Kota
dan melewati jalan By Pass menuju Kuranji, jarak perjalanan kira-kira 30 menit.
Kalau kalian mau kesini pakai angkutan umum, dari Kota naiklah angkot jurusan
Kuranji dan dilanjutkan dengan ojeg ke Lubuk Tampuruang.
Berbeda dengan lubuk Paraku yang
pemandangannya berupa Bukit Barisan, ke Lubuk Tampuruang mata kita dimanjakan
dengan pemandangan persawahan. Kondisi jalan lumayan bagus sampai ke gerbang
wisata.
Pemandangan menuju Lubuk Tampuruang |
Pemandangan menuju Lubuk Tampuruang |
Pintu Gerbang |
Masuk lokasi wisata kami bayar
tiket masuk Rp. 5.000 untuk orang dewasa. Kebetulan Ibu tidak sanggup trekking,
jadi beliau hanya menunggu di warung. Untuk mencapai lokasi kita harus trekking
sekitar 30 menit. Meski tidak terlalu jauh, jalur trekking lumayan buat yang
jarang olahraga.
Di atas, kita bisa menyaksikan
sebagian Kota Padang. Dari spot ini sekitar 100m kita akan sampai ke lokasi air
terjun. Karena sudah sore, dan suasana sejuk, banyak sekali pengunjung.
Ponakan-ponakan saya kembali berenang di tempat yang dangkal yang banyak
batu-batu besar.
View di bukit menuju Lubuk Tampuruang |
Trekking menuju Lubuk Tampuruang |
View di bukit menuju Lubuk Tampuruang |
Terlihat di aliran sungai di
bagian bawah, terdapat air tejun yang terlihat tidak ada pengunjung. Saya pun
turun melewati bebatuan alami yang tersusun seperti tangaga-tangga. Meski
airnya sangat jernih, masih terdapat bekas botol minuman dan mie instan. Untuk
mengambil foto yang bagus, saya pun harus mengambil sampah-sampah yang
mengambang tersebut.
Lubuk Tampurung tingkat bawah |
Lubuk Tampurung tingkat bawah |
Lubuk Tampurung tingkat bawah |
Setelah mengambil beberapa foto,
saya menuju air terjun utama. Air terjun ini tingginya sekitar 10 meter. Airnya
sangat sejuk dan bening yang berasal dari Bukit Nago. Sekilas kalo dilihat dari
atas, kolam di bawah air terjun berbentuk bulat, makanya oleh penduduk sekitar
disebut Lubuk Tampuruang (Lubuk Tempurung/Batok Kelapa). Di bagian tengah dekat
jatuhnya air terjun, air nya sangat dalam, bisa mencapai 4-6 meter (karena
kalau loncat dari atas, kita tidak sampai menyentuh dasar sungai). Untuk yang tidak bisa berenang
cukup berada dipinggiran kolam.
Lubuk Tampuruang yang mirip tempurung |
Sayapun kembali berenang di kolam
in, benar-benar sejuk dan dingin brbrrrrrr. Juga saya mencoba loncat dari
tebing dengan naik dari tebing bagian kiri. Tidak cuman sekali, tapi juga
berkali-kali, sampai hasil fotonya bagus hahahahaha.
Segerrrr..... |
Salah satu cara menkmati air terjun, loncat! |
Sayang sekali, meski dulu tempat
wisata ini sangat terkenal, tapi lambat laun terlupakan. Mudah-mudahan wisata
disini bangkit kembali dengan pembenahan disana-sini terutama mengenai
kebersihan. Dan semoga kesadaran pengunjung akan kebersihan juga terus
meningkat.
Hampir jam 5 sore, kami
memutuskan untuk kembali ke rumah. Dan berakhir pula petualangan sekaligus
mudik tahun ini.
Biaya-biaya:
-
Tiket masuk: Rp. 5.000 orang dewasa
Link terkait:
Link terkait:
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!