Escape to the East-Komodo National Park Part I
Ke Komodo National Park (selanjutnya kita sebut Komodo aja) memang sudah lama saya pengen ke sana. Terakhir gagal karena temen-temen pergi dengan grup diving sekitar tahun 2014. Sementara syaratnya harus sudah sertifikasi advance (bias menyelam sampai 30 m) sementara saya masih Basic (Open water) yang hanya boleh sampai 18 m. Mengingat di sana arus bawahnya cukup ekstrim. Jadinya saya gak jadi ikut.
Nah sekarang saya berkesempatan
pergi ke sana setelah ditawarin lagi sama temen, Novy. Kita sudah merencanakan
untuk pergi dari November tahun lalu buat trip bula Maret 2016 (tepatnya 25-29
Maret 2016) dimana 1 hari kalender merah dan 2 hari cuti. 4D 3N kami Sailing
dan 1D 1N land base alias menginap di darat (Labuan Bajo).
Setelah menghubungi temen-temen
akhirnya terkumpulah 8 orang plus 2 orang anaknya Novy jadinya total 10 orang. Yaitu
saya, Novy dan keluarga (Tito, Syasya dan Farrel), Tantan (temen kuliah), Rian
dan Nia (si traveler sejati) dan Linda dan Wandy (adik kakak). Tantan, Rian dan
Nia extend sampai tanggal 31 Maret.
Bulan Januari kami mulai pesan tiket,
semua di koordinasi oleh Novy (kecuali untuk Linda dan Wandy). Ada 2 pilihan,
yaitu direct atau via Denpasar (Bali). Kalau direct biayanya lebih mahal yaitu
sekitar 6.5 juta. Jadi kita ambil pilihan via Denpasar meski ganti-ganti
maskapai, akhirnya dapatlah tiket Jakarta-Denpasar-Jakarta dengan Air Asia,
Denpasar-Labuan Bajo dengan Wings dan Labuan Bajo-Denpasar dengan Garuda
Indonesia dengan total biaya sekitar 3,5 juta. Lumayan hampir setengah
harganya. Oh ya kalau via Denpasar kami harus berangat malam tanggal 24 Maret
karena pesawat ke Labuan Bajo sekitar jam 8 pagi.
Day H.:
-
Jakarta-Denpasar
Balik kerja sekitar jam 5 saya
langsung ke Bandara meski agak deg-deg an mengingat sekarang libur panjang
pasti jalanan macet, ternyata benar sekali, jalanan menuju Bandara super macet,
bener-bener deg-deg an, sementara pesawat jam 7.15 sore. Untng kita sudah
check-in online, jadi dating langsung print-out boarding pass meski sudah mepet
banget waktunya (Tantan cs naik ojek begitu keluar tol Bandara).
Pada tiduran di gerai ATM |
Subuh-subuh kami bangun dan masuk, sekalian check-in. Oh, iya ke Labuan Bajo menggunakan pesawat ATR ber baling-baling.
Day 1:
-
Labuan Bajo
Sekitar jam 10 pagi kami mendarat
di Labuan Bajo (oh iya, bukan di Kupang ya meski sama-sama di Pulau Flores,
Labuan Bajo mempunyai Bandara sendiri meski gak terlalu besar).
Sebelum mendarat tentulah mata
kita dimanjakan oleh pemandangan yang sangat bagus, dengan gugusan pulau-pulau
dan savanah yang menjadi ciri khas Nusa Tenggara Timur.
Setelah menunggu mengambil
barang-barang, kami sudah di jemput sama mobil si Pemilik kapal, mobil yang
cukup bersahaja dimana pas keluar ada polisi tidur dianya mogok dan harus di
dodorong hahaha. Tapi melihat view di sekitar bandara sudah membuat kita bahagia
hehehehe.
Jarak bandara ke pelabuhan tidak
terlalu jauh. Oh iya jalanan di sini karena pendek dan sempit umumnya 1 jalur,
jadi walau jaraknya deket kita harus muter dulu. Sampai di pelabuhan, sementara
barang2 dipindah ke kapal kita belanja cemilan dulu. Setelah beberapa lama baru
kita ke kapal LOB (Live on Board) dengan menggunakan kapal boat yg lebih kecil,
nah kapal ini yang menjadi perantara kita untuk pindah-pindah ke pulau dan
sebaliknya karena kapal LOB gak mungkin berlabuh terlalu ke pinggir.
Suasana pelabuhan |
Suasana pelabuhan |
Mulai berlayar |
Nia dan Tantan, leyeh-leyeh |
Tito, Novy, Syasya dan Farrel |
Suasana menuju Pulau Kelor |
- Pulau Kelor
Ini sepertinya destinasi wajib
dan pertama kali di datangin traveler dari Labuan Bajo. Pulau kecil berpasir
putih dengan air yang bening, cocok sekali buat bermain air, berenang,
berendam, snorkeling. Awalnya saya diving tapi baru sekitar 10 menit saya
keluar lagi karena ada masalah di telinga, sehingga pas disalam telinga sakit
banget dan harus keluar. Jadinya cuman bermain air di Pulau Kelor sementara
yang lain (Linda Wandy) lanjut.
Add caption |
Jiah ada accident, sepertinya Nia
menginjak Stone Fish, dan kakinya bengkak, untung di kapal ada jeruk nipis,
setelah di temple dan diolesin airnya, sekitar 2 jam udah sembuh (ini resep
dari awak kapal).
Setelah puas bermain air, kami
kembali ke kapal dan istirahat
-
Pulau Pempeng
Destinasi diving berikutnya
mengitari Pulau Pempeng, karena telinga saya masih sakit jadi gak ikut. Cuman
bermain di pulau berbukit ini sudah cukuplah buat snorkeling dan berfoto-foto.
Ikan-ikan disini gede-gede (sepertinya mereka hidup bebas tanpa takut dipancing
hehehehe). Ada sekitar 2 kapal yang membawa turis merlabuh di sini buat snorkeling.
Nah sepertinya di sini kacamata
saya hilang, alhasil selama sisa liburan saya gak pakai kacamata L. Setelah pada selesai
diving, kami dijemput dan kita pun balik ke LOB buat ke Pulau Kalong nungguin
sunset.
-
Pulau Kalong
Sesuai namanya, pulau ini di
sebut Pulau Kalong karena hidup banyak sekali kalong (ratusan ribu ato jutaan,
gak ngerti deh). Kalong-kalong ini keluar pas sunset. Mereka menyebar kearah
Labuan Bajo atau ke pulau-pulau besar yang ada makanan.
Benar-benar pemandangan yang
mengesankan sekali, melihat sunset sambal melihat kalong-kalong keluar sarang,
dengan suara-suara yang khas.
Sunset @Pulau Kalong |
Untuk selanjutnya kapal kami
berlabuh disini dan menginap.
Untuk pertama kali disini saya
melihat bulan keluar dari peraduannya (biasanya lihatnya matahari hehehe).
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!