Hari
ketiga trip kali ini, dari Ujung Genteng saya dan Revan meninggalkan Ujung
Genteng jam 7 pagi. Tujuan kali ini kembali berkunjung ke Ciletuh, searah jalan
pulang. Tapi sebelumnya kami mampir dulu di Curug Luhur yang berada di jalan
raya Surade-Ujung Genteng. Kami pilih lokasi ini karena searah jalan pulang
atau jalan yang kami ambil sewaktu ke Ujung Genteng.
Jarak
dari Ujung Genteng ke Curug Luhur hanya sekitar 9km atau kurang dari 30 menit
menggunakan motor. Tidak petunjuk arah untuk menuju curug ini kami hanya
mengandalkan Maps. Kondisi jalan raya ini sangat sepi selain ini adalah jalan
alternatif (bukan jalan utama) menuju Ujung Genteng, juga karena hari itu hari
senen.
Sampai
di satu persimpangan jalan desa (lihat dari Maps) kami bertanya ke penduduk
setempat apakah itu jalan masuk menuju Curug Luhur, ternyata tebakan kami
benar. Masih sekitar 1km lagi menuju curug dari jalan raya. Karena belum sarapan,
kami sarapan di warung dekat pertigaan menu nasi di sini adalah nasi beras
merah dan ikan mas. Berbeda dengan nasi merah yang pernah saya coba, nasi merah
di sini sangat enak, mirip ketan dan kamipun nambah buat di bungkus (yang
nantinya kami makan di malam hari di Ciletuh). Menurut si ibu yang jaga warung,
jalur ke Ujung Genteng ini meskipun lebih dekat dan jalannya lebih bagus tapi
sepi. Menurut saya, banyakan wisatawan melewati jalur Curug Cikaso karena jalur
ini bisa mampir ke Curug Cikaso dan Curug Cigangsa. Selain itu banyak juga
wisatawan berangkat malam sehingga spot ini terabaikan.
|
Belok ke kanan ke arah Curug Luhur |
|
Menikmati sarapn pagi |
Melanjutkan perjalanan, memasuki jalan desa ke
dalam cuman berjarak 1 kk dengan kondisi jalan berbatu. Sampai di pertigaan,
lurus ke arah Curug Luhur dan Curug Nyungsep sementara ke kanan ke Curug Badak dan Curug Kancah. Kami mengambil
lurus, melewati beberapa rumah, kemudian melewati kebun dan selanjutnya
persawahan dan parkir di ujung jalan yang ada saung nya. Tidak terlihat seorangpun
terlihat di area ini hingga kami parkir di dekat saung.
|
Pertigaan ambil lurus |
|
Memasuki area persawahan |
|
Sampai di saung yang tidak ada penjaganya |
Dari saung di atas ketinggian kita bisa melihat
jauh ke horison, terlihat perbukitan dan sawah membentang. Terdengar riak air
sungai jauh di lembah sana. Terasa sepi
di tengah hamparan hijau. Untuk ke Curug Luhur kami harus turun ke bawah
melewati tangga semen yang cukup curam. Melewati jalan yang dinaungi pepohonan
dan rumpun bambu, terlihat goa-goa kecil di tebing bukit sebelah kanan. Di sebelah
kiri adalah hamparan persawahan.
|
Pemandangan hijau membentang |
|
Menuruni bukit ke arah Curug Luhur |
Sampai di bawah terlihat Curug Luhur yang yang
cukup tersembunyi di sisi kanan. Terlihat air terjun dengan debit yang sangat
besar agak tertutup pepohonan besar. Saking besarnya debit curug ini, area di
sekitar curug dipenuhi oleh tampias. Berada di sisi kanan di samping curug terdapat
bebatuan besar yang sangat licin dimana kita bisa menikmati curug ini dari
dekat, hanya saja kita harus siap-siap berbasahan terkena tampias. Karena masih
pagi, kami tidak bisa mengambil foto curug ini dengan jelas karena backlight.
|
Di samping Curug Luhur |
|
Di samping Curug Luhur |
Untuk mendapatkan foto curug dari depan pastilah
kita harus berada searah dengan curug, hanya saja karena debitnya yang tinggi
kami tidak bisa menyeberang ataupun berada di atas bebatuan yang ada searah
dengan curug. Dan untuk ke sungai tidak terlihat jalan turun yang membuktkan
curug ini kurangmendapat perhatian. Seperti plang di depan, sebenarnya di
aliran bawah curug ini terdapat Curug Nyungsang tapi kami tidak melihat ada
jalan ke arah aliran bawah, hanya terlihat semak-semak sepanjang aliran bawah
yang berbatasan dengan persawahan.
|
Curug Luhur dilihat dari atas |
|
Curug Nyungsang di aliran bawah Curug Luhur |
|
Curug Badak dari atas |
Akhirnya kami memutuskan kembali ke saung atas
dan melihat kondisi curug ini melalui drone. Begitu menerbangkan drone dan
mendekati area curug dan menyusuri aliran sungai, terlihat curug bagian bawah
yang terlihat bertingkat selebar sungai, tidak terlalu tinggi dibandingkan
dengan Curug Luhur. Selanjutnya ke aliran atas, terlihat Curug Badak di
kejauhan yang berada dipinggir jalan. Juga terlihat ada curug tersembunyi yang
lumayan tinggi yang tersembunyi diantara pepohonan di tebing sebelah kanan.
Setelah memainkan drone, kami menuju Curug
Badak dan ingin menyaksikan lebih dekat. Kondisi jalan yang berbatu, terlihat
jalan berkelak-kelok membelah persawahan dan hilang di balik perbukitan. Terlihat
beberapa orang bapak sedang memperbaiki jalan seadanya tak jauh dari jembatan.
Jembatan yang membelah aliran sungai sekaligus
membendung aliran sungai (tidak terbayang sekiranya hujan lebat dan air nya
berlimpah). Air sungai melewati jembatan melewati lorong dang jatuh melewati
batu cadas dan membentuk Curug Badak. Menurut saya jembatan ini seharusnya
berada di atas aliran sungai bukannya berada di aliran sungai... hmmmm. Karena tidak
ada jalan turun ke bawah, jadi kami hanya bisa menikmati curug ini dari atas. Sayang
airnya berwarna kecoklatan, mungkin karena hujan dan juga melewati persawahan.
|
Curug Badak |
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!