Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 5: Curug Puncak Manik
12. Curug Puncak Manik
Sebagaimana saya
jelaskan di blog sebelumnya, Curug Puncak Manik berada di aliran Sungai
Ciletuh, setelah Curug Awang dan Curug Tengah. Menurut penjelasan dari bapak sewaktu
di Curug Awang, sebenarnya ada jalan pintas menuju Curug Puncak Manik dari
Curug Awang/Curug Tengah, tapi jalannya masih alami dan ekstrim, ditambah lagi
pengunjung hanya bisa menikmati bagian atas curug.
Melanjutkan
perjalanan dari Curug Awang, di suatu lokasi yang agak sepi, kami melihat ada
spanduk untuk menuju ke Curug Puncak Manik. Melewati jalan yang lumayan terjal
dan berbatu, kami sampai dilapangan parkir yang ada pos tapi tidak ada
penjaganya.
Suasanya sangat
sepi karena dikelilingi hutan dan perkebunan, tidak terlihat jalan turun. Di
kejauhan, di seberang bukit terlihat tangga turun ke lembah. Pastilah itu
lokasi yang disebut Tangga 1.000. Meski belum mengetahu lokasi tepatnya, karena
tidak ada di Google Maps, kamipun melanjutkan perjalanan.
Sampai di
pertigaan Sukabumi-Ujung Genteng, kamipun mengambil arah ke Ujung Genteng. Dari
titik ini terlihat sekali perbedaan mencolok kondisi jalan. Kondisi jalan
menuju Ujung Genteng masih berupa aspal lama dengan lobang disana-sini. Berbeda
dengan kondisi jalan beraspal mulus dari pertigaan hingga Puncak Darma-Jalan
Baru (Loji).
Setelah agak
lama di jalan, kami merasa ada yang salah, sepertinya kondisinya makin menjauh
hahaha. Mampir di Pertamini sekaligus mengisi bensin, menurut info penjaga
Pertamini, kami kelewatan jauh. Ancar-ancar nya yaitu Asrama Kostrad. Kami pun
balik arah sampai ketemu Asrama Kostrad yang dimaksud, ternyata memang ada
petunjuk arah ke Curug Puncak Manik tapi berupa papan kecil jadi tidak terbaca
(dari Ciletuh arah kanan).
Memasuki jalan
ini, kondisi jalan lebih parah, berbatu. Memasuki perkampungan yang lumayan
sepi, sawanh dan lading akhirnya kami sampai di parkiran Curug Puncak Manik.
Pengunjung sangat sepi. Di pinggir parkiran terlihat warung-warung/saung
berjejer rapi, terlihat kelapa muda mendominasi dagangan mereka.
Setelah parkir (gak ada
pembayaran tiket masuk), kamipun menuruni tangga yang disebut Tangga 1.000 ini.
Tangga ini masih terkesan sangat baru ini terdiri dari anak-anak tangga yang
berupa cor-coran, dan dipasang besi pengaman dikiri dan kanan sepanjang tangga
yang berhiaskan gambar kujang, senjata tradisonal Sunda. Karena curugnya berada
di lembah, tentu saja kondisi jalannya menurun, tapi tenang saja, berjalan
santai tidak akan terasa. Tapi wajah kelelahan terlihat dari pengunjung yang
kembali dari curug dengan trek mendaki hahahaha..
Trek naik/turun |
Trek naik/turun |
Trek naik/turun |
Trek naik/turun |
Di beberapa spot kita bisa berhenti
sejenak sambil mengambil foto curug dikejauhan yang tentu saja bukan hanya
curug tapi juga tebing dan hutan yang mengelilinginya.
View curug sepanjang perjalanan |
View curug sepanjang perjalanan |
View curug sepanjang perjalanan |
View curug sepanjang perjalanan |
Sampai di bawah, tidak terlihat
pengunjung lain, hanya kami berdua. Terlihat satu warung dan saung tempat
beristirahat pengunjung. Di depan mengalir Ciletuh. Di pinggir sungai terlihat
pepohonan besar dan bebatuan menghiasi sungai. Sementara itu curugnya terlihat
dua, dengan tinggi kira-kira 100 meter dengan tipe tail horse. Dengan debit
yang besar (padahal sudah memasuki musim panas) begitu jatuh ke kolam,
terbentuk tampias yang menyeruapai kabut menyelimuti area curug.
Indah nya Curug Puncak Manik |
Indah nya Curug Puncak Manik |
Indah nya Curug Puncak Manik |
Indah nya Curug Puncak Manik |
Aliran curug utama kemudian jatuh
di tebing yang berwarna coklat kemerahan membentuk air terjun mini dan akhirnya
jatuh membentuk kolam yang luas dan dalam selanjutnya mengaliri Sungai Ciletuh.
Tebing antara dua curug inilah yang membatasi pengunjung untuk mendekati curug
utama.
Curug Puncak Manik yang unik |
Curug Puncak Manik yang unik |
Tebing yang berwarna coklat
kemerahan terlihat kontras dengan rerumputan dan semak yang berwarna hijau,
serasa berada di negeri lain.. hehehe. Tidak salah lagi, inilah curug tercantik
di kawasan Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark.
Curug Puncak Manik yang unik |
Curug Puncak Manik yang unik |
Curug Puncak Manik yang unik |
Curug Puncak Manik yang unik |
Curug Puncak Manik yang unik |
Tengah asik menikmati keindahan
curug ini, terlihat sepasang pengunjung beserta guide nya menuruni bukit, sepertinya
mereka mengambil jalur yang pertama yang tidak jadi kami lalui. Jalurnya terlihat
ekstrim, dengan menuruni bukit melalui jalan setapak di antara pepohonan dengan
kemiringan yang curam. Sampai di bawah mereka menyeberangi sungai untuk sampai
ke tempat kami.
Selesai mengambil foto, kami
mampir istirahat di warung dan menikmati mie dan teh hangat. Meski daerah
wisata dan memakan waktu dan tenaga ke curug ini, harga makanan dan minumannya
sama dengan di luar, hanya beberapa ribu saja.
Setelah mengganjal perut, kami
melanjutkan perjalanan, tentu saja kembali melewati Tangga 1.000. Kali ini saya
berniat menghiung jumlah tangga... hmmm sampai di atas ternyata jumlahnya tidak
sampai 1.000 melainkat sekitar 750, tapi lumayan dengan jumlah segitu membuat
sport jantung. Jadi menurut warga lokal, sering kejadian pengunjung pingsan
karena terlalu memaksakan diri. Jadi kalau kalian ke sini, jangan terlalu
memaksakan diri, cobalah istirahat di sepanjang perjalanan.
Sampai di atas, kembali kami
beristirahat, menikmati kelapa muda yang harganya hanya Rp. 5.000. Dari sini
kita juga bisa menikmati Curug Puncak Manik dari sudut lain. Dari sini terlihat
sawah yang membentang di kiri kanan aliran sungai. Tidak sia-sia mengunjungi
curug ini. The Best....... !!!!
Curug Puncak Manik dari atas |
Curug Puncak Manik dari atas |
- Pantai Loji, Curug Larangan, Curug Cilegok dan Puncak Darma
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang
- Curug Awang dan Curug Tengah
- Curug Puncak Jeruk
- Curug Luhur Cigangsa dan Curug Cikaso
Komentar
Posting Komentar
Leave you message here...!!!
Tinggalkan komentar Anda di sini...!!!!